33

1.2K 107 4
                                    

Lucas melangkah menuruni anak tangga. Saat menoleh dan melihat ke bawah ia dapat menatap Doyeon yang sedang menonton acara di televisi. Cowok itu mempercepat langkahnya. Ia berjalan mendekati Doyeon, lalu duduk di single sofa.

"Yoojung sudah pulang?" tanyanya memulai percakapan.

"Sudah," jawab Doyeon tanpa melihat Lucas.

Cowok tinggi itu mengusap-usap tengkuknya, ia merasakan kecanggungan mencekam ruangan itu.

"Oh iya." Saat mendengar Doyeon berbicara lagi Lucas bersemangat mengangkat kepalanya dan menatap Doyeon, "ada yang mau gue omongin."

"Apa?"

"Maaf sebelumnya. Bukannya egois dan nggak mikirin perasaan lo, tapi gue mau kita bercerai. Besok gue akan ajukan perceraian ini ke pengadilan agama."

Semangat Lucas menguap seketika. Wajahnya terlihat murung. Senyumnya pun tidak ada. Hatinya begitu hancur mendengar perkataan Doyeon. Gadis di depannya itu tidak mau lagi bersama dia.

"Bagaimana dengan Mama? Mama pasti kecewa."

"Bukannya lo sendiri yang membuat perjanjian kita akan bercerai? Memang ini belum waktunya, tapi sekarang atau beberapa bulan lagi tetap hasilnya akan sama. Gue mohon lo setuju. Gue mau membuat rumah tangga yang memang gue impikan sejak dulu. Menikah dengan Kak Seongwoo."

Lucas menunduk. Ia mengusap sebelah pipinya saat air mata tiba-tiba terjun bebas dari mata sebelah kanan.

Dia berusaha tegar dan kembali mendongak. Lucas mengangguk dan tersenyum paksa, "kalau bercerai dan menikah dengan Seongwoo lo bisa bahagia gue terima keputusan lo."

Senyuman mengembang di bibir Doyeon. Ini yang ia tunggu, "makasih, Cas. Lo nggak mempersulit perceraian kita. Lo tenang aja. Gue nggak akan memperburuk nama lo di depan mama atau mama Sulli."

Lucas mengangguk pelan. Ia berusaha menarik bibirnya untuk tersenyum agar Doyeon kira ia juga senang.

Doyeon begitu bahagia. Ia bersender di sofa dan bertepuk tangan sambil bersorak senang.

"Gue mau kabarin Kak Seongwoo dulu." Gadis itu mengambil ponsel yang tergeletak di meja dan berjalan keluar dari rumah.

Perasaan memang nggak bisa dibohongi. Lucas merasakan sakit yang teramat dalam. Apa lagi melihat Doyeon yang sangat senang saat ingin berpisah dengannya. Mungkin, kalau cinta tidak tumbuh di hatinya ini akan lebih mudah dilewati. Cowok itu berdiri dan melangkahkan kaki menuju lantai dua. Kembali masuk ke kamarnya.

•••


"Pagi sayang!" sapa Yeri yang tanpa permisi duduk di sebelah Lucas.

Cowok yang sedang mengabiskan sarapannya itu menoleh dan melihat tidak suka pada Yeri.

"Ngapain lagi lo ke sini?" tanya Lucas yang tidak melihat ke arah Yeri. Namun, sibuk terus melahap bubur ayamnya.

Yeri duduk menyerong dan memeluk lengan cowok itu, "mau liat pacar aku. Aku kangen sama kamu."

Dengan kasar Lucas melepaskan tangn gadis itu dari lengannya.

"Nggak ada malu lo ya? Kita udah putus. Gue nggak suka lagi sama cewek matre kayak lo!" Lucas menatap Yeri dengan tajam.

"Karena kamu suka sama Doyeon iya 'kan?" Mata Lucas melebar dari mana Yeri tahu, "karena cewek itu kamu nggak mau balikan sama aku. Kamu jadi suka beneran 'kan sama dia?"

"Gue suka atau nggak sama Doyeon itu bukan urusan lo. Kita udah nggak ada hubungan apa-apa karena ulah lo sendiri bukan perasaan gue yang terganti. Harusnya lo ngaca. Jangan menyalahkan orang terus untuk menutupi kesalahan lo."

Beberapa orang di kantin itu memperhatikan perdebatan sepasang mantan kekasih yang sedang berdebat di sana.

Yeri berdiri, "liat aja Lucas. Kalau aku nggak bisa milikin kamu cewek mana pun nggak bisa milikin kamu, termasuk Doyeon!"

Setelah itu gadis dengan sling bag di pundaknya ini melangkah keluar dari area kantin dengan beberapa pasang mata memperhatikannya.

Lucas menggeleng-geleng pelan, "cewek saiko."


•••

Lucas keluar dari kantor agama dengan tangan memegang sebuah amplop putih. Wajahnya murung dan langkah kakinya sedikit melemah. Namun, ia tetap berjalan mendekati mobil yang terparkir.

Cowok itu membuka pintu mobilnya dan segera duduk di jok pengemudi. Di dalam ia disambut oleh Doyeon yang sedari tadi menunggu di dalam mobilnya.

"Udah keluar surat gugatannya?" tanya Doyeon tersenyum ke arah Lucas.

Dengan tidak bersemangat lelaki itu memberikan sebuah amplop yang ia terima dari tempat tadi.

Doyeon cepat mengambilnya dan membuka kertas itu. Ia membaca sebelum lekas menandatangani surat.

"Kok lo masih bisa tersenyum sih?" tanya Lucas yang merasa hanya dia yang akan merasa kehilangan.

"Memangnya lo nggak seneng? 'Kan pisah udah tujuan kita." Doyeon berbicara dengan terus menatap surat di depannya, "akhirnya sekarang tujuan kita terkabulkan."

"Itu dulu."

Doyeon mendongak dan melihat Lucas. Senyum gadis itu ikut luntur saat suaminya terlihat bersedih. Ia kira waktu itu ucapannya tidak serius. Ternyata Lucas benar-benar suka padanya. Kali ini tidak malu mengungkapkan isi hatinya.

"Sekarang ada perasaan di hati gue buat lo." Lucas tersenyum tipis, "tapi kalau lo nggak bahagia sama gue. Gue bisa apa? Yang terpenting sekarang bagi gue bisa liat lo senang mencapai keinginan lo."

Doyeon mengusap-usap bahu Lucas, "maafin gue, gue jadi kayak orang jahat begini. Sayangnya, gue nggak ada perasaan yang sama kayak lo. Gue nggak bisa balas perasaan lo."

Gadis itu kembali menurunkan tangannya, "semoga nanti lo bisa dapat cewek yang lebih baik dari Yeri dan gue ya."

"Ini bukan salah lo." Lucas mengambil surat di tangan Doyeon dan melipatnya, lalu menyimpan lagi ke dalam amplop, "ini udah 'kan? Mau cepat gue serahin biar kita bisa cepat bebas."

Doyeon mengangguk pelan. Ia tahu sekarang Lucas sangat terluka. Mendadak ia jadi ikut sedih. Padahal beberapa detik yang lalu dirinya sangat bahagia.

"Tunggu sebentar!" Lucas membuka pintu mobilnya lagi dan keluar.

Doyeon dapat melihat kesedihan dan kecewa walau dari punggung yang menjauh itu.

Sambil berjalan Lucas terus memperhatikan amplop di tangannya.

"Lo nggak salah Doy. Yang salah itu gue. Udah memberi ruang buat perasaan itu masuk. Padahal gue tahu sedekat apa pun kita kontrak tiga bulan itu tatap dijalani. Semoga lo bahagia sama pilihan lo, Doy."

Cowok itu menarik napas panjang setelah bergumam. Kakinya menginjak kembali teras kantor agama dan dengan langkah pasti ia masuk ke dalam.

•••



Maaf ya kelamaan :v pasti kalian udah karatan nunggunya ya?😂 Insyaallah akan ku sering update biar capat kelar dan gak gantung terus.



10 feb 2020

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang