22

1.5K 125 9
                                    

“Aaaaaaa!”

Teriakan Doyeon membuat Lucas terbangun.

“Sttttt!” Lucas meletakan jari telunjuknya di depan bibir.

Gadis itu terdiam dengan mata tak berkedip menatap Lucas. Saat ini posisinya dengan Doyeon sangat dekat.

Doyeon tersadar dan lekas menjauhkan tubuhnya yang ada di atas Lucas.

“Lo selalu aja ngambil kesempatan!”
Dahi Lucas berkerut. Bingung dengan ucapan gadis depannya.

“Tunggu dulu.” Lucas beralih melihat ke arah lain, “ini dejavu. Oh gue inget lo pernah begini juga waktu di bali.”

Doyeon yang ingat kejadian itu hanya cengengesan.

“Hehe...” Lucas meniru reaksi Doyeon, “selalu gue yang dituduh. Padahal lo tidur kayak belut.”

“Ya, sudah sih. Maaf.” Doyeon memanyunkan bibirnya, “gue mandi dulu harus ke kampus.”

Gadis itu lekas turun dari ranjang dan berlari kecil menuju kamarnya.


•••


Sedari tadi taeyong hanya menggulir layar ponselnya saja. Memperhatikan foto sang kekasih --- yang mungkin sebentar lagi akan jadi mantan-- di galerinya.

Senyum tipisnya menemani saat kegiatan itu berlangsung. Mark yang baru saja datang diam-diam memperhatikan dari belakang.

“Cie masih mikirin doi?” Mark mengambil tempat duduk di sebelah kanan Taeyong.

Mata Taeyong mengikuti gerak-gerik sahabatnya itu. Kemudian menatap hpnya kembali.

“Dia bukan orang yang mudah untuk dilupain. Walaupun gue tahu kami nggak akan bisa saling menyatu.”

Mark menepuk-nepuk pelan pundak Taeyong, “yang sabar. Jodoh nggak akan kemana.”

“Terima kasih.” Taeyong tersenyum tipis pada Mark.

“Dia masih di sini?” tanya mark sambil melepaskan ransel dan meletakan di meja yang ada di hadapan mereka.

“Hari ini dia balik ke Paris.” Cowok kurus itu menatap layar ponselnya sambil tersenyum miris, “mungkin kalau dia balik lagi ke sini bakal ngurus pernikahannya.”

“Kalau dia balik lo harus berjuang lebih keras. Jangan biarkan cinta lo yang udah lama kandas karena Jennie dijodohin orang tuanya.” Mark tidak berhenti-hentinya menyemangati.

“Saran gue, lo harus lupain Jennie dan mulai cinta yang baru dengan yang lain.” Perkataan dari seseorang yang baru bergabung itu membuat Taeyong dan Mark menoleh ke sumber suara, “karena Jennie nggak akan bisa lo miliki. Mamanya udah bulat untuk menjodohkan Jennie.”

“Seulgi?” gumam Taeyong.

Gadis itu duduk begitu saja di sebelah kiri Taeyong.

“Gue bukan mematahkan semangat lo, tapi emang itu kenyataannya. Lo nggak perlu buang-buang tenaga.” Seulgi tersenyum manis hingga matanya menyipit.

“Lo sepupunya Jennie ‘kan?” tanya Mark, jari telunjuknya mengarah ke Seulgi.

Seulgi mengangguk.

“ini Seulgi yang sering gua ceritain itu,” timpal Taeyong.

“Harusnya sebagai sepupu lo mendukung hubungan mereka. Malah nyuruh Taeyong mundur.” Mark tampak tidak terima dengan pernyataan Seulgi barusan.

Seulgi memajukan sedikit badannya ke depan dan melipat kedua tangan di atas meja.

“Hmm, siapa nama lo?” tanya Seulgi.

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang