39

1.1K 90 5
                                    

Doyeon berjalan tergesa-gesa menuju gedung fakultas hukum. Ia sudah tidak sabar bertemu Seongwoo. Gadis itu ingin bertanya siapa gadis yang memeluknya kemarin lusa.

Kebetulan sekali Doyeon berpapasan dengan Seongwoo ketika jalan di koridor.

“Kamu ngapain ke sini? Tadinya aku mau samperin kamu ke kalas,” ucap Seongwoo yang terkejut.

“Aku mau ngobrol sama kakak bisa?” Doyeon malah bertanya balik.

Seongwoo mengangguk, “ayo kita ngobrol di kantin!”

“Aku nggak mau di kantin.”

“Terus?”

“Ayo kita ke taman belakang aja! Aku butuh tempat yang nggak ramai orang.”

Oke, ayo!”

Mereka jalan beriringan menuju tempat yang Doyeon mau. Sampai di tujuan mereka duduk di rerumputan.

“Langsung aja ya Kak. Sebenarnya yang meluk kakak kemarin siapa ya?” Doyeon menyerongkan duduknya menghadap Seongwoo, “soalnya aku liat cewek itu meluk kakak di depan rumahku. Tolong jawab jujur, Kak!”

Seketika cowok ini gelagapan. Ia tidak tahu kalau Doyeon melihat kejadian itu.

“Itu sepupu saya. Nggak sengaja ketemu di situ. Udah lama nggak jumpa sama dia.”

“Tapi kayaknya dia itu yang kakak bilang teman lama Kakak. Yang benar yang mana?”

Seongwoo menggigit bibir bawahnya. Cowok ini lupa sebelumnya sudah membohongi Doyeon.

“Kakak jujur sama aku! Dia siapa?”

Oke-oke, saya akan jelaskan yang sebenarnya sama kamu, tapi tolong jangan marah dulu!”

Doyeon mengangguk pelan, “baiklah.”

“Jadi dia itu mantan pacar saya. Kami sudah putus lama, tapi dia tiba-tiba aja muncul lagi di depan saya. Saya takut kamu marah dan cemburu kalau tahu dia itu sebenarnya siapa.”

“Oh begitu, kakak masih suka sama dia?” tanggapan Doyeon begitu santai.

Seongwoo cepat menggeleng, “saya sudah nggak ada rasa sama cewek itu. Sekarang saya cintanya sama kamu.”

Cowok di depan Doyeon ini menggenggam sebelah tangan gadis itu, “kamu percaya ‘kan sama saya?”

Doyeon sebenarnya ragu. Karena yang ia lihat kekasihnya itu tidak menolak ketika dipeluk. Apa laki-laki itu berkata yang sesungguhnya.

“Aku percaya Kak.”

“Kamu benar percaya?”

Seongwoo tampaknya tahu dengan keraguan kekasihnya. Ia mencoba meyakinkan.

“Dia memang memaksa saya untuk kembali padanya, tapi saya terus menolaknya demi kamu. Saya cintanya sama kamu.” Genggaman di tangan Doyeon makin erat.

Gadis itu terdiam menatap cowok di depannya ini. Tiba-tiba Doyeon melingkarkan kedua tangannya ke pinggang seongwoo dan menempelkan pipinya ke dada pria itu.

“Aku takut kamu pergi. Aku cinta sama kamu.”

Seongwoo tersenyum. Ia yakin Doyeon sudah mulai percaya lagi dengan dirinya.

Cowok ini mengelus-elus kepala gadis itu, “tenang saja, saya masih tetap bersamamu.”


•••

Doyeon turun dari mobil kekasihnya. Ia menyuruh Seongwoo untuk menunggu saja. Langkah kakinya mengarah pada rumah mewah di depannya itu.

Gadis ini menekan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu besar berwarna coklat itu.

Sedangkan di dalam rumah, Lucas bersama Yeri. Dari tadi gadis itu memaksa Lucas untuk memakan kue bawaannya.

“Aku udah rela beli-beliin cake kesukaan kamu loh. Masa kamunya nggak mau makan” Yeri mengulurkan tangannya yang memegang sendok, “Ini aku suapin. Ayo buka mulutnya!”

Lucas hanya diam. Menatap lurus ke depan. Ia jadi teringat Doyeon yang pernah ia suruh untuk membuatkan kue. Namun, walau gagal gadis itu masih mau membuatkan. Lucas lebih menghargai itu.

“Sampai sekarang lo nggak bisa bikin cake itu sendiri?” tanya Lucas tanpa menatap Yeri.

Yeri menurunkan tangannya, “kan susah kalau harus bikin sendiri. Nanti rasanya nggak enak. Mending beli aja lebih cepat.”

Lucas terdiam lagi. Namun, seorang pelayan rumahnya membuat perhatian Lucas berpindah.

“Maaf, Den. Ada Non Doyeon mau ketemu Aden.”

“Doyeon,” gumam Lucas hampir tak terdengar.

“Ngapain sih cewek itu ke sini. Nggak malu apa udah bunuh nyoka orang?”

“Suruh masuk, Bi!” perintah Lucas tanpa memperdulikan gerutuan Yeri.

“Sayang, kok disuruh masuk sih?” Yeri memeluk sebeah tangan Lucas. Ia sengaja melakukan itu.

Lucas tidak menjawabnya.

Perlahan Doyeon muncul dari balik tembok. Gadis itu membawa amplop putih di tangannya. Lucas menatap Doyeon, sedangkan Yeri dengan sengaja memeluk lengan Lucas lebih erat.

Cewek ini terdiam. Doyeon nggak ngerti sama perasaannya sendiri. Tiba-tiba dadanya merasa sesak. Rasanya ia tidak ikhlas wanita lain memeluk suaminya. Apa ia cemburu?

“Ada apa?” tanya Lucas membuyarkan lamunan Doyeon.

“E-ee, mau ngasih ini.” Doyeon meletakkan amplop putih ke atas meja.

Lucas menepis kasar tangan Yeri yang memeluk lengannya. Ia mengambil amplop itu dan membukanya. Ada selembar surat di dalamnya.

“Itu surat undangan sidang pertama kita. Jangan lupa datang!”

Setelah mengucapkan itu Doyeon buru-buru melangkah ke arah pintu keluar.

“Doyeon tunggu!” teriak Lucas dan segera mengejar istrinya keluar rumah.

“Lucas!” Yeri menghentakkan kakinya. Ia merengek manja karena ditinggalkan.

Ketika sampai di teras rumah Lucas berhasil menangkap lengan istrinya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Lucas langsung memeluk Doyeon.

Gadis yang dipeluk itu terkejut dengan perlakuan Lucas. Seongwoo yang melihat dari mobilnya mulai tersulut emosi.

“Gue mohon kita jangan bercerai. Gue cinta sama lo. Gue juga akan bikin lo cinta sama gue. Kasih gue kesempatan,” ucap Lucas dengam memeluk erat sang istri.

“Lucas jangan begini!” Doyeon mencoba mendorong pinggang cowok itu agar melepas pelukannya, “lo udah punya Yeri sekarang.”

Seongwoo tidak tahan melihat itu. Cowok ini turun dari mobionya, lalu lekas menghampiri dua orang itu.

“Gue sama Yeri nggak ada hubungan apa-apa. Gue cintanya sama lo, Doy!”

Doyeon terdiam. Gadis itu tidak lagi menolak pelukan dari Lucas. Rasanya dirinya lebih tenang saat ini.

Tib-tiba Seongwoo menarik kerah Lucas dari belakang, “jangan sentuh pacar saya!”

Seongwoo memberikan satu tinjuan pada pipi Lucas hingga cowok itu terjatuh. Doyeon kaget melihat kejadian yang begitu tiba-tiba ini.

“Kak!” Doyeon cepat menahan tubuh Seongwoo sebelum ia memukuli Lucas lagi, “sudah, Kak!”

Lucas meringis sambil memegang pinggir bibirnya yang berdarah.

“Kenapa? Dia nggak sopan sama kamu. Oh... kamu senang dipeluk sama dia?” Seongwoo malah menuduh yang macam-macam.

“Bukan begitu. Aku nggak senang dipeluk dia,” ujar Doyeon yang terpaksa berbohong.

“Kalau begitu ayo kita pergi dari sini!” Soengwoo menarik tangan Doyeon untuk meninggalkan tempat itu.

Sambil berjalan menjauh Doyeon menoleh ke belakang untuk melihat Lucas. Sedangkan cowok itu masih terduduk di bawah dengan menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit di pipinya. Namun, juga sakit di hatinya.


•••

18 maret 2020

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang