23

1.4K 125 3
                                    

Sekarang Doyeon, Lucas dan teman-temannya berkumpul di belakang gedung kampus yang sudah tidak terpakai lagi. Semua ini gara-gara Jungwoo yang mengharuskan mereka ada di sini.

“Ayo, buruan jelasin ke kita-kita,” ucap Mark yang asyik lesehan di bawah.

Jungwoo yang duduk bersama Lucas di atas meja lama menoleh ke cowok tinggi itu.

Lucas yang mengerti mengambil alih, “oke, bakal gue jelasin, tapi sebelumnya gue ingetin ke kalian. Rahasia ini cuma kita berenam aja yang tahu.”

Yang lain pada mengangguk bersamaan.

“Kalau ini emang rahasia. Kita bakal jaga baik-baik.” Taeyong yang menyandar pada tembok menanggapi.

“Kak Seongwoo nggak boleh tahu,” timpal Doyeon.

“Yeri juga, kalau sampai cerita ini tersebar lagi. Nggak gue maafin kalian,” ucap Lucas sedikit mengancam.

“Kita sih pasti jaga rahasia lo tenang aja, cas. Tapi temen lo yang noh!” Yoojung memberi kode dengan lidah yang ada di pipi kanan.

Lucas lekas menoleh ke sebelahnya, “jungwoo ‘kan ember.” Lanjut Yoojung.

“Maaf, gue janji nggak akan ngulangin lagi.” Jungwoo berbicara dengan tegas.

“Gue pegang bacot lo. Awas kalau kayak begini lagi!” ancam Lucas dan Doyeon menatap garang ke Jungwoo.
Jungwoo mengangguk cepat.

“Jadi, begini teman-teman. Apa kata Jungwoo itu benar. Gue dan Doyeon itu suami-istri,” ujar Lucas yang memulai menjelaskan.

Yoojung, Mark dan Taeyong kaget setengah mati. Tidak menyangka kalau selama ini kedua temannya itu yang saling bermusuhan malah jadi pasangan hidup.

“Kok bisa?” tanya Yoojung yang masih tidak mengerti.

“Kalian ‘kan sudah punya pasangan masing-masing,” tampah Taeyong.

Setelah itu Lucas menjelaskan lagi apa yang dialaminya dengan Doyeon sebulan ini. Dari perjodohan sampai ke kesepakatan mereka yang menikah hanya 3 bulan.

“Oh, kalian di jodohin.” Yoojung mengangguk-angguk.

“Mau gimana lagi.” Doyeon tampak lesu, “gue dan Lucas udah usaha menolak, tapi kedua orang tua kita ngotot.”

“Maka itu kita memutuskan semua ini. Kalian mengerti? Kita bukan mau bohongin kalian,” timpal Lucas.

“Iya, gue paham.” Taeyong berdiri tanpa bersandar lagi sambil melipat tangan di kedua tangan, “tapi rahasia seperti ini lama-lama juga bisa ketahuan. Memangnya lo yakin akan dibolehkan bercerai setelah 3 bulan?”

Lucas terdiam. Ia berfikir. Namun, Doyeon menjawab lebih dulu.

“Mau nggak mau kita harus cerai. Gue nggak mungkin bohongin Kak Seongwoo terlalu lama.”

“Kasihan juga pacar-pacar kalian. Kalau Kak Seongwoo tahu kalau dia pacaran sama istri orang. Apa yang bakal dia lakuin ya,” ujar Mark berandai-andai.

“Yang pasti marah,” jawab Yoojung.

“Makanya jangan sampai dia tahu!” ucap Doyeon tegas.




•••




Surprise!”

Betapa terkejutnya Doyeon ketika ingin masuk ke rumahnya yang ternyata ada Sulli dan Yoona menyambut.

“Mama-mamer”

“Mama kangen sama kamu sayang.” Tanpa basa-basi Sulli langsung memeluk Doyeon.

Ia kebingungan ketika tidak melihat sosok anaknya bersama Doyeon.

“Lucas mana?” tanya Sulli sesudah melepas pelukannya terhadap Doyeon.

Doyeon menoleh kesebelahnya. Dia bingung mau kasih jawaban bagaimana.

“Kalian bukannya sekelas ya?” tanya Yoona, “harusnya ‘kan pulang bareng.”

“I-itu, Ma.” Doyeon menunjuk-nunjuk ke belakang membuat kedua ibu-ibu di depannya bingung, “Lucas lagi main dulu sama teman-temannya. Mamer pasti tahu ‘kan temannya Lucas yang biasa.” Doyeon tersenyum hingga menunjukan giginya.

Sulli mengangguk ragu, “tahu.” Setelah itu ia berbicara cepat, “mama nggak abis pikir sama kelakuan Lucas udah nikag masih sama aja. Bukannya pulang malah main kayak masih bujangan.”

Doyeon sebenarnya berbohong. Lucas sedang jalan-jalan dengan Yeri. Mungkin kalau Sulli tahu yang sebenarnya marahnya akan lebih dari ini.

“Ya sudah, paling sebentar lagi Lucas pulang, Jeng.” Yoona berusaha menenangkan besannya, “ayo masuk dulu kamu pasti belum makan ‘kan?”

Doyeon melangkah masuk setalah dirangkul Yoona. Mereka menyantap makanan sambil berbincang.

“Mamer kenapa pulangnya nggak kasih tahu dulu? Paper ikut?” tanya Doyeon setelah itu ia memasukkan makanan ke dalam mulut.

Sulli terkekeh, “sebenernya mama udah ngasih kabar, tapi cuma ke mamamu dan papamu. Sengaja mau ngagetin anak-anak mama. Kalau papa-nya Lucas nggak bisa ikut masih ada kerjaan di sana.”

Doyeon mengangguk mengerti. Ia meraih gelas yang ada di depannya dan mendeguk isinya.

“Omong-omong, kamu sudah hamil?” Sulli bertanya.

Doyeon menyemburkan air yang ada di mulutnya saat mendengar pertanyaan itu.

“Doyeon nggak sopan!” Yoona memarahinya karena tidak enak dengan Sulli.

“Huk! Huk! Huk!” makanya minum itu hati-hati.” Yoona membantu Doyeon mengusap punggungnya.

“Tidak apa-apa, Jeng. Kamu baik-baik saja ‘kan Doyeon?” tanya Sulli.

Doyeon hanya mengangguk.





•••





Doyeon sudah mengabari Lucas dari tadi. Apa lagi Sulli dan Yoona berniat ingin menginap. Doyeon harus pindah kamar lagi ke kamar Lucas agar semua ini tidak terbongkar.

“Nggak apa-apa masih kuliah itu mengandung. Mama ‘kan sudah kepengen cucu.”

Sedari tadi sampai ke ruang tengah Sulli masih membahas cucu pada Doyeon. Gadis itu juga sudah memberikan alasan mengapa ia tidak program kehamilan bersama Lucas saat ini. Namun, Sulli maunya Doyeon cepat hamil.

“Lucas pulang!”

Suara Lucas yang terdengar dari luar membuat Doyeon sedikit lega. Setidaknya sekarang ada yang membantu dia untuk menjawab pertanyaan Sulli.

“Mama kapan sampai sini?” tanya Lucas sambil menyalami Sulli dan Yoona bergantian.

“Tadi pagi. Kamu itu jangan kebanyakan main dengan temanmu lagi. Ingat sekarang itu bukan hidup sendiri,” ucap Sulli mulai menasihati anaknya.

“Lucas udah minta izin Doyeon kok, Ma.” Lucas mengkode Doyeon yang melihat ke arahnya, “iya ‘kan sayang?”

Doyeon tersentak dengan panggilan itu. Jijik, satu kata yang ingin Doyeon keluarkan. Namun, ia tersenyum dan mengangguk.

“Iya, Doyeon udah izinin, Ma.” Ia melihat ke arah mertuanya itu, “lagian Lucas mainnya nggak sering.”

Sulli melirik sinis anaknya yang dari tadi cengengesan, “mama maafin kamu, tapi harus kasih mama cucu secepatnya.”

“Hah?” Lucas terngangak.

“Setuju!” seru Yoona.

Doyeon menggigit bibir bawahnya sambil menatap Lucas dengan wajah bingungnya.

“Ini gimana?” tanya Doyeon yang sedang membereskan barang-barang bersama Lucas di kamarnya.

“Apanya?” tanya Lucas balik tanpa melihat ke arah Doyeon.

“Permintaan nyokap lu. Gue ‘kan nggak mau mengandung anak lu.”

“Siapa juga yang mau anak dari lu.” Lucas mengangkat koper, lalu sebelum keluar ia berkata, “cuekin aja. Nanti juga mama lupa.”

“Ngomong sih mudah,” gerutu Doyeon.

“Udah buruan takut mama sadar kalau kita lagi mindahin barang begini. Itu boneka jangan sampai ketinggalan,” ucap Lucas lalu meninggalkan Doyeon sendirian.

Doyeon menggerakan bibirnya tanpa suara sambil mengangkat kotak-kotak dan berjalan ke kamarnya mengendap-endap seperti maling.




•••









Segitu dulu aja. Udah gak terlalu lama kan nunggunya hehe




190719

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang