29

1.3K 107 7
                                    

Angin menerbangkan beberapa helaian rambut Lucas. Cowok itu memejamkan matanya menikmati terpaan angin yang menyentuh wajahnya. Cara ini berhasil meredam emosinya.

Ia menoleh ketika merasakan tepukan di bahu. Kini di sebelahnya ada Doyeon.

Doyeon duduk dan memberikan sebotol minuman, “ambil! Gratis buat orang galau.” Lalu ia terkekeh.

“Gue nggak galau kali.” Lucas menerima minuman yang Doyeon berikan untuknya, “ngomong-ngomong kok lo tahu gue di sini?”

“Dari Jungwoo, kata dia lo ada di rooftop.” Doyeon membuka tutup botol minumannya, “ngapain sih lo di sini? Mau bunuh diri?” setelah itu ia mendeguk minumannya.

Lucas kembali menutup botol minum miliknya, kemudian terkekeh mendengar pertanyaan Doyeon.

“Ada-ada aja lo. Bego kalau gue harus mengakhiri hidup dengan bunuh diri.”

Doyeon memutar tutup botol pada botolnya sebelum berbicara lagi, “kali aja kan lo lagi putus cinta.”

“Pasti tahu dari Jungwoo juga ‘kan?” cowok tinggi itu mengacungkan telunjuknya ke depan Doyeon.

Dengan ekspresi datar Doyeon menggeleng, “dari Taeyong.”

Lucas membuang muka sambil tertawa pelan.

“Gitu dong senyum. ‘Kan ganteng.”
Lucas menoleh kembali ke istrinya dengan alis saling tertaut.

“Maksud gue, lo lebih bagus senyum dari pada cemberut gitu. Tambah jelek lo.”

Lucas kembali menatap ke depan. Memperhatikan rumah dan gedung-gedung yang terlihat kecil dari atas atap gedung kampusnya.

“Lo putus gara-gara apa?” tanya Doyeon mengalihkan dari pembicaraan sebelumnya.

“Ternyata Yeri lebih cinta sama uang gue. Dia sama sekali nggak ada perasaan sama gue.” Lucas menunduk lesu.

“Cewek matre ternyata. Gue dari pertama liat dia emang nggak suka. Mana tampangnya nyolot lagi. Heran aja lo bisa naksir sama cewek begitu.”

Lucas menghela nafas cukup kuat.

Doyeon mengusap punggung Lucas, “udah jangan kelamaan ngegalauin cewek nggak punya perasaan itu. Cewek masih banyak dan lo bisa cari yang lain.”

Lelaki dengan bibir tebal itu menoleh, “makasih.”

Doyeon tersenyum dan kembali menarik tangannya.

“Kalau lo merasa ini berat dan butuh curhat. Gue siap dengerin atau kalau perlu gue kasih saran.”

Lucas memperhatikan Doyeon yang sedang berusaha menghiburnya. Cowok itu kembali menatap lurus ke depan, kemudian perlahan memiringkan kepalanya dan meletakan di bahu Doyeon.

Doyeon lekas berhenti mengoceh. Tubuhnya seketika kaku kayak kanebo kering. Ia susah payah menelan saliva yang ada di tenggorokan.

Baru saja Doyeon akan protes dengan kelakuan Lucas. Namun, saat cowok itu berbicara, “sebentar aja.”

Doyeon tidak jadi menyuruhnya beranjak dari pundak.

Gadis itu merasakan panas dingin pada tubuhnya padahal angin di rooftop sangat kencang. Jantungnya juga berdetak lebih cepat serasa habis maraton.

Doyeon tidak tahan. Ia memutar otak agar ini cepat selesai dengan alasan yang jelas.

“Sudah jam segini,” ucap Doyeon melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, “kita ada kelas.”

Lucas menegakkan kepalanya kembali. Doyeon segera bangkit.

“Ayo, nanti kita telat! Doyeon menarik tangan Lucas agar cowok itu cepat berdiri.




Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang