27

1.3K 111 1
                                    

“Ngapain lo ngajak gue ketemuan di sini?” tanya Lucas pada orang yang ada di depannya sekarang.

Doyeon menyeruput moccacinonya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Lucas.

“Ada hal penting yang harus kita bahas.”

“Nggak bisa di rumah aja?”

Doyeon menatap sekelilingnya. Mereka sedang ada di sebuah Kafe dengan warna dinding hampir keseluruhan coklat.

“Emang apa salahnya kalau kita sesekali ngobrol di Kafe?”

“Jangan-jangan lo modus ya? Sebenernya lo itu ngajak gua date, tapi lo bikin alasan lain agar gue mau datang ke sini ‘kan? Ayo jujur!”

“Idih, amit-amit!” Doyeon mengetuk-ngetuk meja bundar yang ada di hadapannya, “di kasih uang ratusan juta gue tetep ogah kalau syaratnya harus ngedate sama lo!”
Lucas mendesis.

“Terus lo mau ngomongin apa? Buruan gue sibuk!”

“Sok sibuk bener. Palingan juga mau main warnet sama temen-temennya,” gumam Doyeon hampir tidak terdengar.

“Ngomong apa lo?” tanya Lucas.

Doyeon menggeleng, “nggak. Udah ayo ngomong serius.”

“Dari tadi gue juga udah serius,” cowok itu mengangkat gelasnya dan menyeruput minuman hangat itu, “lo-nya aja malah ngomong sendiri. Kayak orang gila”

Doyeon mengelus dadanya sendiri dan sambil berbicara dalam hati, sabar Doy sabar.

Sebelum berbicara gadis itu menarik kursinya lebih ke depan. Doyeon memajukan kepalanya “Gue mau kita cerai secepatnya,” ucap gadis itu dengan suara di kecilkan.

“Aaaa... Lucas!”

Doyeon berteriak saat Lucas menyemburkan kopinya dari mulut dan mengenai wajah cewek itu.

Lucas segera meletakkan gelasnya dan mengambil tisu yang tersedia di meja. Ia berikan ke Doyeon. Gadis itu dengan kesal tetap menerima tisu dari tangan Lucas dan membersihkan wajahnya.

“Jorok banget sih lo!”

Sorry, nggak sengaja.”

Doyeon merengut dan saat ini bercermin dengan kaca kecil yang memang tiap saat ia bawa.

Lucas memajukan kepala ke depan Doyeon, “kenapa lo mau perceraian kita di percepat?” tanya Lucas dengan suara kecil. Takut terdengar orang lain.

Doyeon menghentikan kegiatannya, “menurut lo? Ya gue mau nikahlah sama Kak Seongwoo. Gue udah enek sama hubungan pura-pura ini.”

Lucas terdiam dan kembali memundurkan kepalanya.

“Perjanjian kita masih ada dua bulan lagi.”

“Kan yang bikin perjanjian juga lo. Emang nggak bisa gitu kita batalin aja. Kita percepat. Lo nggak mau ngenalin Yeri ke om sama tante? Nikah sama Yeri? Betah banget lo sama hubungan palsu ini.”

“Jangan ke-PD-an deh lo. Gue juga udah risih sama hubungan ini, tapi...” Lucas tiba-tiba terdiam.

Entah kenapa hatinya berasa berat untuk menyetujui permintaan Doyeon.

Doyeon menyimpan cerminnya kembali ke dalam tas, “tapi kenapa?”

Lucas bingung harus berbicara apa lagi. Kalau dia tidak mengiyakan Doyeon akan mikir yang macam-macam.

“Tapi apa Lucas?”

“Eee—“

“Kalian ngapain berduan di sini?” suara itu membuat Doyeon dan Lucas menoleh bersamaan.

Musuh kok Menikah? -LUCAS NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang