Lusanya, Athena dan Jeffrey tiba di bandara Sam Ratulangi, Manado pukul delapan malam. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih enam jam dan ditambah dengan melakukan transit terlebih dahulu dari Jakarta itu cukup membuat Athena sedikit merasakan jet lag, ini diperparah dengan masa periodnya yang baru datang pagi tadi membuatnya semakin lelah.
Ketika telah mendapatkan taksi dan dalam perjalanan menuju hotel, Jeffrey mengambil ponselnya dan mengabari Omanya. Oma, Jeff sekarang di Manado, Jeffrey tersenyum membaca pesannya yang telah dia kirim. Dan saat Jeffrey mengangkat kepalanya, dia menemukan Athena yang duduk di sebelahnya memerhatikannya. Jeffrey tersenyum masam.
"He he."
"He he?" Athena mengulang dengan alis terangkat satu. "Seumur-umur baru kali ini saya lihat sekretaris main ponsel di depan atasannya, Jeff. Dan itu cuma kamu."
Jeffrey memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan mengusap tengkuknya tidak nyaman, "Maaf bu. Tapi, saya terlanjur janji sama keluarga, kalau sudah sampai di sini langsung kasih kabar."
Athena mendengus dan membuang pandangannya ke arah luar kaca taksi. "Lain kali jangan diulangi."
Setengah jam kemudian keduanya tiba di hotel. Ponsel Jeffrey bergetar di dalam saku celana, dan dia mengabaikannya. Perhatiannya sekarang berpusat kepada Athena yang tertidur di dalam taksi. "Pak, kopernya biar saya aja yang bawa," begitu kata sopir. Dan Jeffrey mencoba untuk memanggil wanita itu, "Bu, kita sudah sampai." Jeffrey kemudian mendekat dan menemukan wajah atasannya begitu pucat. Ini dia sakit? Jeffrey sekali lagi memanggilnya dan kali ini Athena membuka matanya.
"Kita sudah sampai, bu." Jeffrey memerhatikan mata merah Athena. Wanita itu mengangguk dan berkata, "Angkat telponnya, Jeff." Athena keluar dari dalam taksi dan membayar sang sopir yang telah membawa koper mereka masuk terlebih dahulu, kemudian wanita itu masuk ke dalam hotel meninggalkan Jeffrey yang masih di luar.
Omanya menelpon. Jeffrey ingin mengangkat, tapi sekarang dia masih bekerja dan perkataan Athena tadi, meski wanita itu pada akhirnya mengijinkannya, Jeffrey tidak bisa melakukan kesalahan yang sama lagi. Jadi dia memutuskan untuk mengabaikan ponselnya dan masuk ke dalam hotel.
Maaf ya Oma.
*
"Kamu kok tadi nggak angkat telpon Oma?" Jeffrey memeluk Omanya ketika dia baru saja datang ke rumah lamanya. Iya, setelah Athena dan dia memutuskan untuk beristirahat di kamar masing-masing, Jeffrey memakai waktu ini untuk pergi ke rumahnya malam-malam. Sebelumnya dia sudah mengetuk pintu kamar Athena untuk meminta izin, tapi wanita itu tidak membuka pintu. Jadi Jeffrey memilih cara lain dimana dia mengirim pesan kepada atasannya.
"Maaf Oma, tadi Jeff masih jam kerja. Ada bos juga jadi nggak enak buka ponsel di depan dia."
Oma mendesis lalu menepuk punggung cucuknya yang lebar. "Masuk-masuk. Aduh, Jeff setahun kamu nggak balik, kok badan kamu makin tinggi besar begini."
Jeffrey melepas sepatunya sambil tertawa, "Makanan di Yogya enak-enak Oma. Jeff suka lost control."
"Iya kelihatan itu pipi kamu jadi makin bengkak." Oma mencubit pipi cucuknya dengan gemas. Jeffrey kembali tertawa.
"Mama udah tidur ya, Oma?" Jeffrey memandang ke lantai dua tempat dimana Ibunya tidur.
"Belum. Tadi Oma udah kasih tahu dia kalau kamu sudah datang. Dia lagi merajut di atas. Coba aja kamu ke sana, Oma mau nyiapin makanan buat kamu dulu. Kamu belum makan, kan?"
Jeffrey mengangguk sambil memejamkan mata karena tangan sang Oma yang masih memegang kedua pipinya. "Ini dilepasin dulu. Jeff nggak bisa ke atas kalau Oma masih betah pegang pipi Jeff."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY
RomanceBukan, ini bukan cerita cowok jadi CEO dan cewek jadi sekretarisnya. Tapi ini kebalikannya. y e l l o w ㅡ p r o j e c t (1)