Ps: karena aku lama nggak update, silakan baca chapter sebelumnya supaya kalian inget alurnya lagi XD
"Kue?" Athena yang awalnya memperhatikan Bandra tengah dikelilingi oleh Ema, Doni, dan Miko seperti ngengat itu tiba-tiba harus mengalihkan pandangannya kepada Jeffrey yang terlihat masih sangat pucat. "Terima kasih." Athena menerimanya tapi garpu yang tersedia di atas piringnya sama sekali tidak dia sentuh. Jadi Jeffrey mengambil inisiatif untuk membuat wanita itu memakan kuenya. "Kamu nggak lagi diet 'kan?"
"Nggak," balas Athena, lalu ketika laki-laki itu mengambil duduk di sebelahnya, dia melanjutkan, "Kamu kelihatan masih sakit, Jeff. Apa cutinya diperpanjang aja, ya?"
Tapi Jeffrey menggeleng cepat. "Aku sudah sehat banget sekarang kalau kamu mau tahu. Ngomong-ngomong, itu rasa cokelat di kuenya apa nggak bikin kamu enek?"
"Aku sudah makan ratusan cokelat dari yang pahit, biasa, sampai bikin enek, Jeff. Pertanyaan kamu sedikit konyol ketika kita juga menjual cokelat kepada banyak orang." Jeffrey menggaruk tengkuknya dengan cengengesan masam. Sebenarnya dia hanya berbicara basa-basi untuk masuk ke dalam pembicaraan yang akan dia bahas selanjutnya.
"Maaf aku nggak ngundang kamu ke sini." Jeffrey mengecilkan suaranya memastikan hanya Athena yang mendengarkan. Dan wanita itu meliriknya penasaran kata-kata apa lagi yang akan Jeffrey keluarkan. "Aku nggak bisa ngebayangin kamu berantem sama Oma di perayaan ulang tahun mamahku. Aku sebenarnya juga nggak enak dengan Oma yang terus-terusan manggil kamu 'Antena'. Jadi ya ... aku minta maaf."
"Aku ngerti." Athena menyuap satu kue ke dalam mulutnya. "Tapi kamu liat 'kan tadi ketika aku datang, Oma kamu nggak ada ngajak adu mulut sama aku." Benar, Jeffrey bersama yang lain melihatnya sendiri. Ketika Athena datang bertatap muka langsung dengan Oma, suasana tiba-tiba mencekam seperti dikomik-komik dengan latar belakang berwarna hitam. Jeffrey bahkan sudah berpikir untuk unjuk badan kalau kedua wanita itu akan menarik rambut satu sama lain. Tapi nyatanya Oma hanya membantu Athena membawa plastik besar di tangannya, dan meminta wanita itu untuk menemaninya di dapur memotong beberapa buah segar. Lalu beberapa menit kemudian Athena bergabung bersama mereka dengan raut wajah datar seperti biasa.
"Di dapur, Oma aku nggak ngancam kamu 'kan?" Jeffrey memastikan lagi kalau pemikiran jeleknya tidak benar. Dan dia menghela napas ketika Athena menggeleng sedikit terkekeh.
"Kalian berdua tadi diem-dieman aja di dapur? Soalnya dari sini nggak kedengaran apa-apa," lanjut Jeffrey. Athena mendengus dengan senyumannya.
"Kalau kamu penasaran, pembicaraan tadi tentang seorang nenek yang cemas dengan cucuknya karena masih suka kesandung di jalan." Bak ada kabel yang putus di otak Jeffrey yang membuatnya seperti orang bodoh dengan pandangan kosong, dia terperangah beberapa detik. Lalu ketika kesadarannya kembali, dia membuang mukanya hanya untuk menyembunyikan rasa malunya. Tapi Athena dapat melihat jelas telinga laki-laki itu mengatakan segalanya. "Kamu sudah benar-benar sehat ya, Jeff." Athena tertawa dengan kata-katanya sendiri. Jeffrey menunduk malu seperti gadis SMA berkepang dua.
"Jadi kamu sibuk karena siapin acara untuk ulang tahun mamah kamu?" Athena meliriknya lagi. Kali ini wajah lawan bicaranya sudah kembali seperti biasa. Tapi Athena sepertinya masih ingin melihat ekspresi lain dari wajah menawan laki-laki itu. "Sampai chat dari aku, nggak sempat kamu baca."
Bom! Jeffrey bisa mendengar ledakan di dalam kepalanya. Bingung mau membalas apa pernyataan Athena. Orang waras mana yang tidak membalas pesan dari atasannya selama tiga hari? Iya Jeffrey memang mematikan laporan dibaca pada applikasi chat-nya beberapa minggu yang lalu. Dirinya berpikir Athena tidak menyadari. Nyatanya wanita itu mengetahuinya. "Aku bisa dengarkan alasan kenapa kamu begitu?" Athena bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY
RomanceBukan, ini bukan cerita cowok jadi CEO dan cewek jadi sekretarisnya. Tapi ini kebalikannya. y e l l o w ㅡ p r o j e c t (1)