Jika kalian semua mengira Athena tidak masuk kantor karena sakit, maka pemikiran kalian sama seperti Jeffrey dan Wandi akan menertawakan pemikiran kalian yang sempit itu.
"Nggak ada kata sakit di kamus Hokage. Adanya kerja lembur bagai kuda," Wandi tertawa samar disela-sela pembicaraannya.
"Kalau dia nggak sakit, kira-kira lo tahu nggak dia dimana?" tanya Jeffrey kepada Wandi. Jeffrey sekarang tengah berdiri bersama laki-laki itu di depan lift dan menatap jam tangannya. Sudah lewat jam makan siang, dan Athena sama sekali tidak mengabarinya.
"Ya mana gue tahu, Jeff. Gue aja di kantor terus dari pagi," jawab Wandi. Dan Jeffrey mendecak tidak puas dengan jawaban temannya.
Berkacak pinggang, Jeffrey mengerutkan dahinya samar. Ibu Athena kemana sih? Ditelpon juga nggak aktif. Biasanya nggak gini juga. Aduh, Tuhan. Gue nggak bisa memulai apa-apa kalau dia belum setuju dengan presentasi yang gue buat kemarin.
Jeffrey benar-benar tidak ada pilihan lain sekarang selain terus menelpon wanita itu, dan kembali dia menerima hubungan telpon yang tidak aktif. Presentasi yang sudah dia buat semalaman itu rencananya akan dia siapkan hari ini atau mungkin akan dia sedikit perbaikiㅡjika Athena meminta untuk memperbaikinya. Lalu menghubungi pembicara dari Brazil memastikan mereka akan datang, menyiapkan ruangan pertemuan di lantai lima, dan... Tuhan, Jeffrey tidak bisa berpikir tiba-tiba. Dia menghela napas, lalu memijat pelipisnya yang terasa sakit.
Ketika masuk ke dalam lift, Jeffrey berpikir bahwa dia sebaiknya melakukan pekerjaan lain. Memeriksa jadwal juga undangan-undangan kemudian menyaringnya, mengirim email penolakan kepada beberapa stasiun televisi yang berniat mewawancarai Athena, memastikan pengeluaran mendadak perusahaan serta petty cash selama enam bulan kedepan untuk cabang Caridad yang baru dibuka dua bulan lalu di Texas telah tersedia.
Mana itu instagram sama tanda tangannya juga belum.
Hhh... mikirinnya aja kepala gue udah sakit lagi.
"Kenapa lo?" Wandi menyikut lengan Jeffrey dengan alis yang diangkat satu. "Megang-megang kepala sendiri, sakit lo?"
Jeffrey tertawa frustasi, "Gue lagi meratapi nasib."
Wandi tersenyum dan menepuk bahu laki-laki itu kaku, rasanya dia ingin mengucapkan kata mampusin jangan kepada Jeffrey. Tapi ketika dia melihat wajah Jeffrey begitu kusut, Wandi mengurungkannya.
"Gue dengar, pembicara dari Brazil, Seth, akan datang Jumat ini." Karena hanya ada mereka berdua di dalam lift, jadi Wandi memulai kata-katanya dengan serius. Proyek besar dimana Caridad akan membuka lahan perkebunan di Brazil sebenarnya sebuah proyek lama ketika Wandi masih menjadi sekretaris Athena. Saat itu Wandi benar-benar terlihat seperti orang yang butuh tidur karena harus mempersiapkan seluruh board meeting dengan sempurna. Tetapi pada akhirnya itu dibatalkan karena sebuah masalah internal dengan Ayah Athena yang berbeda agamaㅡFarhan Halim Faikh.
Dan sekarang, kembali Athena membuka proyek itu dengan Jeffrey yang terbilang masih seumuran jagung untuk melaksanakam tugas sebesar itu.
"Ibu Athena yang nggak ada kabar kayak gini menghambat pekerjaan gue itu." Jeffrey memijit pangkal hidungnya dengan erangan samar.
"Nggak cuma lo, Jeff. Kita-kita yang di bawah juga nggak bisa mempersiapkan apapun." Wandi menghela napas panjang dan tiba-tiba dia mengingat Doni yang sekarang mulai jarang terlihat di kantor karena tugas yang Athena berikan kepadanya. "Waktu gue jadi sekretaris, dan kalau udah kayak ini, Doni pasti ke rumah Hokage. Mastiin semua pekerjaan di kantor nggak tertunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY
RomanceBukan, ini bukan cerita cowok jadi CEO dan cewek jadi sekretarisnya. Tapi ini kebalikannya. y e l l o w ㅡ p r o j e c t (1)