"Mas Ganteng, boleh nanya?" Jeffrey baru saja menerima hasil laporan dengan salah satu karyawan di bagian media officer untuk rencana pemasaran dengan Kirnawan yang akan segera dilakukan bulan depan. Dan Miko datang, bertanya dengan tangan di mapnya. Jeffrey ingin menghindar sebenarnya. Apalagi setelah kejadian kemarin yang membuatnya malu setengah mati. Dia bahkan harus tetap terlihat cool hari ini di depan semua karyawan bahkan kepada Athena.
Tapi sepertinya wajah Miko terlihat sangat serius sekarangㅡsuaranya juga tidak dibuat seperti waria. Jadi Jeffrey berjalan bersamanya dan mengangguk menunggu laki-laki itu mengutarakan pertanyaan.
"Bapak Doni di sini mengambil bagian apa, ya? Soalnya saya cuma tahu dia karyawan. Tapi nggak tahu dia mengambil di bagian apa. Dia juga sering nggak ada di mejanya."
Jeffrey diam sebentar. Berpikir apakah dia harus memberitahu bahwa Doni juga seorang supervisor dadakan kepada Miko. Tiga detik kemudian dia memutuskan untuk tidak memberitahunya.
"Dia masuk divisi sama kayak kamu. Pemasaran." Miko terlihat mengerutkan dahinya, Jeffrey melanjutkan, "Kalau Fanya Riani adalah kepala dari marketing officer-nya, Doni WP Pemasarannya(1)."
"Eh? Turun ke lapangan langsung juga?"
Jeffrey mengangguk, "Tapi Doni turun ke lapangan bukan buat jualan. Dia ke lapangan ketemu sama cabang-cabang kitaㅡtoko lebih pasnya. Kasih strategi pemasaran yang cocok buat konsumen. Makanya dia jarang ada di kantor." Tapi sekalinya muncul di kantor kalau nggak adu mulut sama Ema, ngerumpi sama Wandi. Atau nggak, pasti ngeledekin gue.
"Kalau sales ya seperti biasa datang ke rumah-rumah. Kebanyakan yang jadi sales divisi marketing yang kerja di lapangan juga, nggak jarang anak-anak baru di marketing communication(2) diikut sertakan. Untuk anak-anak baru ini, waktunya seminggu aja," lanjut Jeffrey. "Tujuannya selain biar Caridad lebih akrab sama telinga masyarakat, mereka bisa menetukan gimana cara berkomunikasi dengan berbagai macam konsumen, dan juga bisa tahu cokelat yang seperti apa yang diinginkan konsumen. Lalu dibuat laporan kemudian diserahkan sama Doni. Kayak tahun kemarin, sales banyak kasih laporan ke Doni tentang konsumen kisaran usia enam puluhan, soal mereka yang sebenarnya masih mau ngerasain cokelat tapi karena kepikiran, cokelat rasanya kemanisan, takut diabetes atau gigi udah nggak kuat ngunyah cokelat."
"Jadi Doni nyerahin laporan itu ke Fanya. Fanya buat meeting untuk board member marketing, setelah ada keputusan, baru sampai ke saya. Nah, saya kasih ke Ibu Athena."
Miko menyela, "Setelah itu sistahㅡmaksudnya Ibu Athena langsung setuju?"
Jeffrey menggeleng, "Ibu Athena biasanya minta saya buat meeting lagi dengan semua kepala divisi untuk mendengarkan bagaimana pendapat dan saran dari kepala divisi yang lainㅡini untuk Indonesia loh ya. Kalau internasional, hampir sama. Yang beda itu tahap awalnya(3). Biasanya Fanya ngurus sama Wandi dan yang banyak mengambil alih Caridad di sana, Tevan Benjamin. Ibu Athena menerima hasil akhir dan buat keputusan."
Miko mengangguk dua kali, lalu tiba-tiba ingat cokelat Caridad tahun lalu sangat meledak di pasaran untuk konsumen di atas usia enam puluhan. "Tahun kemarin itu kalau nggak salah produk Caridad yang keluar, cokelat low fat bukan? Dikemas dalam bentuk bubuk?"
"Iya. Tahun kemarin target pemasaran Caridad itu, untuk konsumen di atas usia enam puluhan. Makanya cokelatnya dikemas dalam bentuk bubuk. Ekspetasinya Ibu Athena waktu itu hanya 25% aja. Eh nggak tahunya, benar-benar meledak sampai ke orang-orang usia dua puluhan juga."
"Kalau tahun ini?" Miko bertanya lagi dan Jeffrey melihat bahwa Miko benar-benar sangat antusias dengan pekerjaan barunya, Jeffrey tersenyum samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY
RomanceBukan, ini bukan cerita cowok jadi CEO dan cewek jadi sekretarisnya. Tapi ini kebalikannya. y e l l o w ㅡ p r o j e c t (1)