6 × Package

1.8K 285 21
                                    

If one day i get you, i will . . .

- In Silence

📖

Angin malam menerpa wajahnya membuat ia memejamkan matanya, menikmati angin malam dan suara hujan.

Langit malam sangat aneh menurutnya saat ini, udara yang dingin, angin kencang, hujan yang deras namun bulan masih terlihat dengan cahayanya yang terang benderang.

It's so beautiful! Pikirnya.

Dirinya melangkahkan kaki ke dalam kamarnya mengambil kamera dslr nya dan memotret keindahan langit malam di tengah hujan yang deras dan angin yang kencang.

Kedua sudut bibirnya terangkat ketika melihat hasil jepretan yang ia dapatkan. Kedua bola matanya yang jernih kembali menatap ke langit hingga sesaat membuat dirinya merenung.

Jika ia mengirim gambar yang baru saja ia tangkap, apakah orang itu akan menyukainya?

Angin kembali menerpa wajahnya membuat kedua bola matanya kembali tertutup dengan kedua sudut bibir yang kembali terangkat.

Bukankah gambarnya tidak buruk? Pikirnya.

Dengan langkah tergesa ia bergegas masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu balkonnya dan segera mengambil pena untuk menulis. Lagi-lagi kedua sudut bibirnya terangkat. Rasanya ia hampir gila karena selalu tersenyum.

Awalnya aku ragu jika foto ini tidak terlalu bagus.
Tetapi mengingat bulan bersinar dengan terangnya dan dengan tiba-tiba dirimu melintas dipikiranku. Jadi aku berpikir untuk memberi foto ini untukmu.

Apa lain kali aku harus melukis sebuah pemandangan? Aku pikir lukisanku tidak terlalu bagus. Hahaha

Selamat malam

Me.

📖

Anak Rajin Bat

LailCancii : bosen dong aing:((

LisaInYourAreah : samaan dong kita

IniSelin : siapa yg ngasih nomor aku?

Hah?
Nomor apa lin?

IniSelin : nomor hp aku lah

LailCancii : hah? Ke siapa?

IniSelin : plis ga usah sok gtw ya teman

Emang aku gtw y lin

InSelin : kamu kenapa dari tadi diem aja Lis_-

LisaInYourAreah : apasi lin apa?!

LailCancii : kok ngegas:)

IniSelin : bodo ah

LailCancii : bichi naneun sollo

Iyain

LailCanci : ngapain kamu Sil?

Gtau ya :)

LailCancii : hmm 10jam


Selva terbangun dari tidurnya. Ia segera bangkit dari ranjangnya, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 11.11 malam. Diluar sedang hujan, hawanya juga sangat dingin tetapi kipas angin dikamarnya masih berputar dengan kencangnya.

IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang