12 × Moment

1.4K 260 44
                                    

"Kak Arga, aku suka kakak ... "


Arga menghembuskan nafas berat, malas menanggapi pernyataan cinta untuk yang kesekian kalinya ia dengr.

"Terus?"

"Kakak mau jadi pacar aku?"

Ck.

"Gue nggak minat pacaran, sorry."

Mata dari gadis itu membulat sembari menggelengkan kepalanya tidak percaya, terkejut dengan pernyataan yang barusan diucapkan Arga.

"Siapa?"

"Lo nggak perlu tau." Setelah berhasil mengucapkan kalimatnya, Arga pergi berlalu begitu saja meninggalkan gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Arga bersikap tak peduli. Biar saja, toh dia tak nengenal gadis itu. Lagipula pembicaraan tadi hanya membuang-buang waktunya yang berharga.

📖

Selva memutar kedua bola matanya matanya jengah. Dirinya tak bisa berkonsentrasi membaca novelnya. Oh ayolah disaat jam kosong seperti ini, apalagi tak ada lagi kegiatan yang begitu berarti saat ini tentu saja teman-temannya yang lain akan sibuk dengan dunianya sendiri.

Ngerumpi, ngefangirl, mabar, nobar dan bernyanyi sudah pasti akan terjadi. Jadi dapat dipastikan jika kelasnya saat ini sangat berisik.

Tolong garis bawahi jika sangat berisik. Jika kelas lain akan terasa kosong melompong, maka lain lagi dengan kelasnya. Ajaib memang.

Dirinya mengela nafas pelan. Menoleh pada Selin yang tengah bersuka cita menyambut boygrup kesukaannya --Ikon-- sedang comeback. Berniat memberitahukan sesuatu.

"Aku mau ke taman belakang, Lin." Selin yang merasa terpanggil pun tentu menoleh pada Selva.

"Kamu ngajak aku?"

"Enggak, aku cuma mau ngasih tau aja. Nanti kalo ada yang nyari bilang aja aku di taman belakang lagi baca novel, oke?"

Selin mengangguk mengiyakan, "Oke!" Dan melanjutkan aktivitasnya sebagai fangirl bersama dengan yang lain.

Selva bergegas menuju taman belakang sekolah dengan membawa novel, earphone kesayangannya dan tentu saja hapenya.

Taman belakang sekolah memang sepi. Udaranya juga bagus, sejuk dan tenang. Jarang sekali ada murid yang datang kesini.

Selva melangkahkan kakinya menuju pada salah satu pohon rindang favoritnya. Mendudukkan dirinya secara lesehan hingga semilir angin menerpa wajahnya.

Ia membuka novelnya dan kembali terlarut dalam cerita di dalamnya.

Saat hendak menyumpal telinganya dengan earphone dirinya tak sengaja mendengar suatu pembicaraan antara seorang perempuan dan lelaki.

"Terus?"

Selva tentu mengenal suara ini. Jika dirinya saja bisa mencuri dengar, tidak maksud juga mencuri dengar tapi dirinya tidak sengaja mendengar. Oke begitulah pikiran Selva saat ini. Berarti jarak dirinya dengan orang itu lumayan dekat.

"Kakak mau jadi pacar aku?"

Deg!

Jangan diterima Ga! Jangan! Plissss! Selva memohon dalam hatinya. Berdoa agar harapannya terkabul.

"Gue ga minat pacaran, sorry."

Yes!

Selva sedikit menolehkan kepalanya, berniat sedikit mengintip siapa yang dengan beraninya menembak Arga.

IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang