8 × Macaron

1.6K 280 26
                                    

"why is that sweet?"

- In Silence

📖

Hello! Akhir pekan ini aku buat macaron. I want you to try it. Would you?

Me.

Arga menatap foto macaron yang baru saja ia keluarkan. Terdapat juga box yang berisi macaron dengan warna pink pastel dan hijau pastel. Sudut bibirnya terangkat. Tanpa ragu ia mencoba salah satu macaron tersebut.

Lagi-lagi sudut bibirnya terangkat. Tersenyum puas saat mengetahui rasa dari macaron itu. Tidak terlalu manis karena Arga sendiri tidak menyukai makanan manis.

How can this be good?

Sebenarnya ia ingin sekali menyampaikan pendapatnya pada pengirim box ini. Namun apa daya jangankan orangnya, mengetahui nama dari pengirim box saja tidak. Si pengirim selalu saja menyebutkan dirinya dengan 'me', aku dalam bahasa inggris.

Arga menghela napas saat sadar jika ia telah menghabiskan satu box macaron.

Tangannya menggapai sebuah foto yang ia terima seminggu lalu. Tersenyum saat netra hitamnya melihat hasil bidikan dari si pengirim. Senyum Arga kian mengembang seiring ia membalikkan foto itu. Membayangkan jika si pengirim berbicara dengan malu-malu. Tapi karena kalimat itu juga berhasil membuat dirinya merenung semalaman.

Awalnya aku ragu jika foto ini tidak terlalu bagus.
Tetapi mengingat bulan bersinar dengan terangnya dan dengan tiba-tiba dirimu melintas dipikiranku. Jadi aku berpikir untuk memberi foto ini untukmu.

Apa lain kali aku harus melukis sebuah pemandangan? Aku pikir lukisanku tidak terlalu bagus. Hahaha

Selamat malam

Me.

Dapat Arga simpulkan jika Me menyukai hujan, apalagi langit malam. Selain hujan, Arga juga mengetahui bahwa si pengirim box juga menyukai astronomi terutama rasi bintang.

Kemudian tangannya menggapai foto lainnya, foto yang menurut dirinya adalah foto yang paling indah diantara foto-foto lainnya. Senyum kembali terukir di wajah tampannya.

Setelahnya ia melangkahkan kakinya keluar, menuju balkon kamarnya. Menatap langit malam yang diliputi awan hitam. Sebentar lagi hujan. Hawa dingin menembus kulitnya namun, Arga tak memperdulikannya dan hanya berfokus menatap langit malam yang amat kelam.

Arga sendiri tidak tau apakah ia menaruh rasa pada si pengirim box itu atau tidak. Yang jelas saat paket itu datang terlambat maka hatinya menjadi gundah.

📖

Selva tengah berkutat dengan setumpuk buku fisika di perpustakaan. Ia menghela napas berat, lomba diundur jadi Kamis depan. Padahal kemarin dirinya sudah sangat siap dan sekarang materi yang dipelajari juga menjadi sangat banyak.

Untung kamu orangnya sabar ya Sel. Ck. Batin Selva

"Selva, bapak mau keluar sebentar ya. Kira-kira 2 jam. Kamu sampai kapan disini?" Tanya seorang petugas perpustakaan kepada Selva.

IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang