Apa-apaan itu tadi.
Arghhhh!!!
Bego kamu Sel! Bego! Aduhh Lail, maafin aku ya.
Argghh!!
Selva menutup wajahnya menggunakan bantal sebelum akhirnya berpindah posisi menjadi tengkurap. Berkali-kali ia menghembuskan nafas kesal. Berbagai geraman frustasi pun dapat di dengar. Mengutuk bodoh pada dirinya sendiri.
Drrt
Getar dari hapenya membuat Selva bangkit, memilih mendudukkan dirinya diatas ranjang sembari mengacak rambutnya kasar disertai geraman frustasi.
Ck. Seperti orang gila saja dirimu Sel. Pesan masuk dari Lail membuat dirinya berdecak karena momennya dengan Arga di belakang sekolah tadi kembali terputar di memorinya.
LailCancii : Kamu bilang apa barusan?
Bilang apa?
LailCancii : bilang aku sayang kamu.
Plis lail. Serius
LailCancii : kamu bilang ke Bara kalo aku mau kuliah diluar?
Enggak
LailCancii : kok Bara tau?
Aku bilangnya bukan ke Bara
LailCancii : terus? Ke siapa? Ke Azka gitu?
Ke Arga
LailCancii : bdamt. Besok harus dijelasin. Titik
Wtf:)
Bolehkah jika sekarang Selva ingin mengatai Arga dengan berbagai sumpah serapahnya. Amanah sekali Arga ini. Memang tipe lelaki idaman. Kalo kata orang boyfriend material.Ck.
Selva menghempaskan kembali tubuhnya pada ranjang. Memejamkan matanya sembari memutar ulang memori yang terjadi selama beberapa jam yang lalu.
Dirinya kembali berpikir. Bagaimana bisa tadi ia berbicara santai bersama dengan Arga. Yah walaupun jantung Selva tidak ada santai-santainya sih. Tapi ini diluar perkiraannya. Arga. Sang pujaan hatinya selama ini, salah satu crush on top mengalahkan para oppa-oppa koriya favoritnya. Bukan salah satu lagi, tapi satu-satunya. One and only Arga. Berbicara panjang kali lebar seperti rumus segitiga sama kaki.
Otak Selva saat ini sedang mengalami yang namanya gangguan. Biarlah dirinya terhanyut dengan segala macam hal yang kini tengah hinggap di otaknya.
Apalagi mengingat yang mereka bahas itu adalah teman mereka sendiri. Lail dan Bara. Kasih tak sampai hati. Andai keduanya pacaran, pasti akan menjadi pasangan terhawt di SMA Pelita 02. Sayangnya mustahil.
"Apa tadi bakal jadi yang terakhir? Apa aku bisa ketemu kamu lagi, Ga? Apa aku juga bisa ngobrol lagi sama kamu?" Gumam Selva lirih.
Matanya menatap langit-langit kamar sendu. Padahal tadi dirinya tengah tersenyum seperti orang yang sedang dimabuk cinta.
Yahh katakanlah begitu. Selva memang sudah menjadi bucinnya Arga sedari lama. Tanpa diketahui. Siapa yang mengira jika gadis sepolos Selva akan jatuh hati pada Arga Fuseno Dirgantara? Jawabannya nothing.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN SILENCE
Novela JuvenilIni hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan tentang seorang gadis yang diam-diam mencintai pujaan hatinya tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan dan para sahabatnya. Sebuah kisah tanpa konflik berat yang menguras pikiran dan menyesakkan...