7 × Smile

1.7K 271 12
                                    

"when you smile, at that moment I get my strength"

- In Silence

📖

Tesss.. tesss.. tess..

Dear J, ini sudah eum, entah ini kisah keberapa yang telah ku tulis tentang dirinya. Namun tak pernah sekalipun bosan menghampiriku. Andai dirinya tau bagaimana perasaanku, apakah ia akan menerimanya?
Aku tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkannya. Jadi aku hanya berani menuliskannya disini.

Kelak aku pasti akan memberikan ini kepadanya. Tunggu saja ya:)

Gadis itu menutup bukunya. Pandangannya menuju ke depan memperhatikan air yang berjatuhan dari langit.

Dengan pelan dirinya memejamkan mata. Menikmati aroma dan suara rintik hujan yang menenangkan.

Ahaaa!

Matanya kembali terbuka, terlintas sebuah ide di kepalanya. Kemudian gadis itu berlari ke dalam kamarnya dan sibuk dengan dunianya sendiri.

📖

"Ga!" Arga menolehkan kepalanya menghadap ke orang yang baru saja memanggilnya.

"Apa?!"

"Lo naroh sampah di loker gue?!"

Kening Arga berkerut, sebelah alisnya terangkat. Kemudian dirinya terkekeh.

"Bukan sampah elah, ada makanannya tu! Makan sana!"

"Gak! Gue gak suka makanan beginian. Kasih ke Reifin aja sanah!" Dony berujar kesal karna lokernya sekarang penuh dengan sampah dan coklat.

Yah meskipun sebenarnya itu bukan sampah melainkan kertas atau sebut saja jika itu adalah surat dari penggemar yang tergabung menjadi satu.

Bayangkan saja penggemar Dony itu sudah banyak ditambah lagi dengan surat dari penggemar Arga.

Haisssh!

"Kalo emang lo nggak mau, buang aja sana!" Ujar Arga tanpa menolehkan kepalanya. Dirinya saat ini sedang berganti baju karna pertandingan basket telah usai. Hingga menampilkan tubuh kekarnya yang hanya dibalut oleh kaos putih polos.

"Lain kali coba lo ikut main basket, Don." Arga membalikkan tubuhnya, menatap Dony serius. Yang ditatap hanya memutar kedua bola matanya sambil mengendikkan bahu. "Males gue." Gantian Arga yang memutar kedua bola matanya. "Males terus lo mah! Heran gue!"

Mendengar itu Dony hanya terkekeh, "Buat apa juga gue main basket? Kaya orang kurang kerjaan aja." Arga mendecih mendengar perkataan Dony.

"Lo kan bagus main basket, apalagi pas ngeshoot."

Dony tertawa garing, ia menyenggol bahu Arga pelan. "Ah jadi malu atuh dipuji mas Arga."

"Diih najis!" Ucap Arga sebelum berlalu meninggalkan Dony yang masih terbahak.

📖

"Sampai kapan sembunyinya?" Yang ditanya hanya menundukkan kepalanya sembari menghias macaron yang baru selesai mereka buat.

"Enggak tau Rana, aku masih nyaman kayak gini." Rana memutar kedua bola matanya.

"Kalo kaya gitu terus, gimana dia mau tau perasaan kamu?!" Suara Rana meninggi, menatap gemas sahabat kecilnya.

IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang