"I have tried various ways to catch you, but when the opportunity arrived I let you go. Why? Because I believe if you will return."
- In Silence
📖
"Jadi gimana, Ga?"
"Apanya yang gimana?"
"Udah ketemu belom cewek yang lo cari?" Tanya Bara penasaran, bahkan saat ini wajah tampan Bara sudah dihiasi dengan guratan di dahinya. Kepalang serius.
"Belumlah, lagian susah cari tau itu cewek. Rumah juga udah dipasang cctv tapi dianya malah nggak ketahuan sama sekali, kan aneh jadinya Bar."
"Masih mau nungguin? Ini kita udah lulus."
Arga mengangguk mengiyakan, "masih, kalo ada satu kesempatan aja, gue mau ngeliat gimana dia."
"Kalo ternyata jelek?" Bara menaik-naikkan alisnya, bermaksud untuk menggoda. Sedang yang digoda hanya menatap langit malam yang kelam dengan selembar foto di genggamannya.
"Hatinya aja udah cantik, Bar. Apalagi orangnya."
Bara berdecak sebal, "jangan bilang lu ngebucinin tu cewek ghoib lagi!"
"Bukan ghoib elah! Ada kok, cuma mungkin malu aja nunjukin tampangnya. Tipe-tipe malu tapi mau."
Diluar memang Arga terlihat dingin, tapi di dalam ia sangat hangat. Terlebih pada keluarga dan para sohibnya. Sosok yang sulit ditebak, mempunyai otak cerdas dengan perangai yang baik. Padahal wajah Arga terlihat seperti anak baik dengan gigi kelinci yang tersusun rapi, sangat manis malah. Reifin saja bingung mengapa Arga sampai bisa menjadi ketua Paskibra selama dua tahun.
Karena keheranan itu pula Reifin dengan berani bertanya pada Arga, mengapa Arga sampai bisa menjadi ketua Paskibra. Dua periode pula!
Dan hanya dijawab Arga dengan cengiran, "gue cuma mau pamer aja ke Dony kalo gue nggak bisa item. Hehe."
Bullshit!
Kampang!
Nyatanya bukan itu, niat Arga sebenarnya adalah untuk menarik perhatian dari seorang gadis di sekolahnya. Gadis yang tempo hari memanjat pohon hanya untuk memotret pemandangan hingga membuat Arga terdiam memandangi paras sang gadis selama beberapa saat. Hingga suara gaduh dari seorang bocah yang jatuh di dekatnya membuat Arga tersadar.
Bocah itu adik sepupunya, adik sepupu yang berhasil membuat Arga berakhir mengenaskan di taman komplek yang cukup jauh. Jika tidak karena sang orang tua yang mengkhawatirkan Arga, maka Arga tidak akan menginap di rumah Budhe-nya itu.
Sejak saat itu, Arga terus memikirkan sang gadis penunggu pohon. Tolong garis bawahi jika sang gadis itu bukan syaiton apalagi kuntilanak. Gadis dengan paras cantik yang ceria tapi kalem dan cenderung terlihat dingin saat bibirnya terkatup rapat dengan wajah datar.
Gadis yang dengan beraninya memanjat pohon seraya menenteng sebuah kamera demi view terbaik yang akan ia bidik. Profesionalitas tanpa batas, meski Arga sendiri yakin jika gadis itu masih seorang amatiran dalam dunia fotografi.
Hingga ia akhirnya tau jika sang gadis penunggu pohon di taman komplek Budhenya itu, satu sekolah dengan dirinya. Si manis dengan otak cerdas. Sekretaris ekskul sains selama dua periode.
![](https://img.wattpad.com/cover/82724718-288-k697900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IN SILENCE
Teen FictionIni hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan tentang seorang gadis yang diam-diam mencintai pujaan hatinya tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan dan para sahabatnya. Sebuah kisah tanpa konflik berat yang menguras pikiran dan menyesakkan...