Extra Part

2.9K 294 68
                                    

Arga melangkahkan kakinya dengan tergesa, raut panik jelas terlihat di wajah rupawannya.

"Bu? Selva di dalem?" Tanya Arga dengan nafas yang terputus-putus.

"Iya, kamu mau masuk?"

"Boleh?"

"Boleh, cepet masuk! Bantuin Selva!" Spontan saja Arga mengangguk, mengenakan jubah yang disediakan untuknya.

Langkah Arga memberat kala melihat istrinya, tengah berbaring dengan keringat yang mengucur deras.

"Selva ... " panggil Arga pelan.

"Kamuh... disinih?"

Arga mengangguk, "kalo aku bisa, aku mau kamu berbagi rasa sakit kamu ke aku. Genggam erat tangan aku, kamu bisa lakuin apapun termasuk cubit atau jambak rambut aku."

Mendengar itu, Selva tertawa pelan. Sempat-sempatnya Arga mengatakan itu, bagi Selva itu sama saja dengan lelucon. Selva tidak akan tega melakukan itu pada Arga.

"Kasihan kamunya, Arga ... "

"Nggak pa-pa, sekarang yang penting itu kamu. Aku nggak pa-pa."

Selva tersenyum manis, ditatapnya Arga dalam. Betapa bersyukurnya Selva mendapatkan suami yang penuh pengertian seperti Arga. Demi apapun itu, Selva mencintai Arga.

Ditatap dengan sangat dalam oleh Selva dalam jangka waktu yang tidak bisa dibilang singkat, membuat Arga menjadi salah tingkah sendiri. Kedua pipinya merona, dan jantungnya berpacu cepat.

"Nggak bisa, aku nggak tega ... " ujar Selva pelan, lalu tangannya ia arahkan untuk mengenggam tangan Arga dengan erat.

"Kayak gini aja ya? Genggam tangan kamu udah buat aku tenang, kayak kata kamu tadi."

Arga mengangguk, mencium kening Selva berulang kali sembari membisikkan sesuatu yang membuat pipinya menghangat. "Inget, aku selalu ada di samping kamu."

📖

"Selva masih belum sadar, Ga?"

Arga menggeleng, "belum, dia langsung pingsan pas bayinya lahir."

Bara menepuk pelan lengan kokoh Arga, "udah mikir namanya?"

"Udah." Ucap Arga sembari terkekeh pelan karena mengingat perdebatan kecilnya dengan Selva beberapa waktu lalu.

"Nanti kamu maunya apa?" Arga mengernyit, merasa ambigu dengan ucapan Selva.

"Maksud kamu?"

"Nama bayi kita, Arga sayang ... "

Sedetik kemudian, senyum Arga mengembang sempurna. Jarang sekali rasanya mendengar Selva mengucapkan kalimat tersebut untuknya.

"Apa? Coba ulangin. Tadi nggak denger ... " Arga berucap dengan nada yang sengaja dibuat manja, menarik-narik lengan baju istrinya.

Selva hanya tertawa geli sembari menggelengkan kepalanya heran. Semenjak Selva hamil, Arga sering bersikap manja padanya dan mengidam. Sedangkan Selva tidak merasakan apa-apa. Hanya mual saat awal kehamilan saja. Itupun hanya dua hari. Setelahnya, tiga hari kemudian morning sickness itu berpindah pada Arga.

IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang