"Setelah semua ini, maukah kamu tetap bersamaku?"
- In Silence
📖
"Kamu ngerti?"
"Helloo! Selvaaa!"
Selva mengerjapkan matanya beberapa kali, tersadar dari acara lamunannya.
"Ah, apa tadi?"
Selin memutar kedua bola matanya jengah. "Jadi daritadi kamu nggak dengerin aku?"
"Eh, pikiran aku lagi nggak fokus tadi. Emang kamu bilang apa?"
"Di dekat perpusatakaan umum ada kedai coklat baru, semua yang dijual serba coklat. Mulai dari es coklat, coklat panas, bronis coklat, cupcake coklat, bolu coklat, sampai coklat biasa juga ada."
Selva mangut-mangut mengerti, "serba coklat? Terus kamu mau ngajakin aku kesana?"
"Iya, bareng Lail sama Shifa."
"Lisa?"
"Dia kan nggak suka coklat, Sel,"
Ah, Selva baru ingat jika Lisa tak menyukai coklat. Padahal coklat kan enak, manis lagi. Pernah suatu hari Lail dan Selva mengerjai Lisa. Mereka menukar kopi panas Lisa dengan secangkir coklat panas. Alhasil Lisa langsung muntah-muntah setelahnya.
Kejadian itu sekitar satu tahun yang lalu, tepatnya saat mereka kemah. Dan karena itu semuanya jadi heboh hingga berakhirlah pada Lail dan Selva yang terkena omelan maut. Padahal Lisa sudah mengatakan tidak apa-apa. Selva? Selva bahkan tidak tau apa-apa saat itu.
"Kapan?"
"Besok," Jawab Selin sembari menatap Selva dengan penuh harap. Mengeluarkan jurus puppy eyes yang tak berguna.
"Jam?"
"Jam tiga-an lah. Kamu bisa, Sel?"
Selva mengangguk mengiyakan, "bisa kok, nanti kabarin aja lagi."
"Asiaaap!"
📖
Ah minggu siang yang cerah. Cerah menurut Selva itu beda dengan cerah versi orang normal.
Bukan. Maksudnya bukan Selva yang tidak normal, tapi hanya cerah versi dirinya itu berbeda. Cerah versi Selva itu adalah saat mendung, tapi langit sangat biru. Tidak panas dan tidak hujan juga.
Perkiraan cuaca mengatakan akan segera turun hujan. Jadi lebih baik ia segera menyiapkan diri untuk pergi ke perpustakaan umum bersama Selin, Lail dan juga Shifa.
Shifa itu salah satu teman baik Selva sejak kecil, rumahnya dan rumah Selva bersebelahan. Selalu satu sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, hingga sekolah menengah atas. Tapi sayangnya mereka tak pernah sekelas.
Selva mematut dirinya di cermin. Melihat penampilannya. Saat ini Selva menggunakan dress jalan dengan potongan selutut berwarna maroon yang dipadukan dengan cardigan panjang berwarna hitam. Tak lupa juga slingbag merah kesayangannya.
Rambutnya dibiarkan tergerai indah dan diakhiri dengan sneakers putih. Manis sekali.
Drrt
IniSelin : nanti aku sama Lail yang jemput kalian. Bilangin Shifa.
Kapan kamu otw nya?
IniSelin: ini lagi dijalan neng, tunggu aj depan rumah.
IniSelin: bentar lagi nyampe.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN SILENCE
Fiksi RemajaIni hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan tentang seorang gadis yang diam-diam mencintai pujaan hatinya tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan dan para sahabatnya. Sebuah kisah tanpa konflik berat yang menguras pikiran dan menyesakkan...