"Teruntuk kamu, pengikat hati yang tak dapat lagi ku pandangi. Terimakasih karna pernah hinggap dalam hati, menggoreskan segala kisah tentang cinta dalam diam."
-In Silence
📖
Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Bahkan jika aku mengubahnya sedikitpun.
Me.
Arga mengerutkan alisnya heran. Apa maksud dari kalimat yang tertulis di belakang foto ini. Sebuah foto dengan pemandangan . . .
Mungkin bisa dikatakan jika si pengirim box memotret sebuah jalanan yang ramai oleh lalu lalang kendaraan tapi dengan buram.
Iyap. Fotonya buram. Tapi Arga sadar jika ada sesuatu pada fotonya. Di dalam foto itu, meski buram dan tak fokus, Arga mendapati siluet lelaki yang mirip dengan dirinya atau memang itu Arga. Oke, bukan mirip lagi tapi itu memang Arga.
Ck
Saat itu Arga ingin menyebrang menuju kedai coklat di dekat perpustakaan umum. Membeli pesanan ibunya. Jadi, dapat Arga simpulkan jika si pengirim box berada di tempat yang sama dengan Arga saat itu. Tapi siapa? Ya tebak aja sendiri.
Arga mencoba mengingat orang-orang yang berada di kedai itu. Saat dirinya akan masuk ke dalam kedai, Arga tidak sengaja berpapasan dengan Selva, Selin, Shifa dan Lail. Hanya Arga yang menyadari, mereka tidak. Apakah salah satu dari mereka adalah si pengirim box? Siapa?
Lail? Tidak. Tidak mungkin karna Lail menyukai Bara. Yah walaupun ditolak.
Shifa? Tentu saja bukan. Shifa itu sudah punya pacar, Mario ketua kelas 12 Mia 2 yang gemar bernyanyi.
Selin? Selin memang tidak dekat dengan siapapun. Tapi apa mungkin?
Selva? Anaknya kalem kalo soal cinta-cinta. Mana mungkin orang sekalem Selva bisa jatuh cinta.
Begitu pikir Arga
Kalo lo sendiri mikir Selva ga mungkin jatuh cinta, kenapa lo bisa suka sama dia goblok! Sisi lain dari diri Arga memberontak.
Ahh benar juga si.
"Antara Selin sama Selva ya? Kalo gue berharap itu Selva bolehkan?" Arga bergumam kecil sembari menatap dengan intens foto itu. Foto yang baru tiba dengan sebuah brownis coklat disampingnya.
Sebenarnya ada yang mengusik pikiran Arga. Saat ia menyebrang menuju kedai, ia melihat Selin dan Selva tengah duduk di dekat jendela. Siluet mereka terlihat jelas. Selin yang duduk dengan tangan yang sedang memegang ponsel dan Selva yang juga tengah duduk diam sembari berpangku tangan melihat kendaraan yang berlalu lalang.
Jika sudah begitu. Apakah Selin?
Ah masa?
📖
Setelah berhari-hari libur. Ah bukan libur. Hanya saja tidak ada kegiatan di sekolahnya. Saat ini murid kelas 10 dan 11 saja yang aktif, karna murid kelas 12 tengah menyiapkan perpisahan.
Kabar baiknya adalah murid SMA Pelita 02 lulus seratus persen. Hal ini tentu saja disambut dengan gembira oleh para dewan guru dan murid kelas 12 lainnya. Usaha mereka berkutat dengan banyak buku dan berdoa kepada yang maha kuasa tidak sia sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN SILENCE
Fiksi RemajaIni hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan tentang seorang gadis yang diam-diam mencintai pujaan hatinya tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan dan para sahabatnya. Sebuah kisah tanpa konflik berat yang menguras pikiran dan menyesakkan...