Satu

205K 11.6K 509
                                    

Sasi mengatur napasnya pelan-pelan. Sejak duduk di kursi ini beberapa saat yang lalu, jantungnya entah mengapa berdetak semakin kencang. Udara di sekitar ruangan ini serasa panas, meski Air Conditioner—mungkin saja—diatur dengan suhu yang paling dingin.

“Ada yang mau bertemu denganmu, Mbak Sasi,” suara Ustaz Fauzan di seberang telepon usai siaran tadi masih terasa berdenging di telinganya.

Mulanya, Sasi hanya berpikir, seseorang yang hendak menemuinya ini memang memiliki kepentingan dengannya. Sekadar urusan biasa. Namun, dugaan Sasi salah. Lelaki yang duduk tepat di depannya dengan dipisah meja besar berbentuk persegi itu ternyata akan mengajaknya taaruf!

Ini momen kali pertama Sasi diajak taaruf oleh seorang lelaki. Inginnya Sasi bersembunyi barang sejenak untuk sekadar membenahi kerudungnya yang miring. Bukannya Sasi tidak percaya diri dengan penampilannya. Dia sudah terbiasa dengan wajah polos yang hanya dilapisi krim pelembab yang akan melindungi kulit kuning langsatnya dari sinar ultraviolet. Namun, rasanya sedikit memalukan jika bagian pucuk kerudung abu-abu itu miring ke kanan. Sebelum sampai ke tempat ini tadi, Sasi memang harus memacu kecepatan motor lebih cepat dari biasanya setelah matic kesayangannya itu sempat mengalami ban bocor. Karena diburu waktu, gadis dengan tinggi 160 cm itu tidak terpikir untuk sekadar membenahi jilbabnya.

Sasi mengembuskan napas pelan. Dia kembali memberanikan diri untuk menatap lelaki itu. Berbeda dengan yang tadi, manik hitam kecokelatan itu kini tengah mengarah kepadanya. Kelopak mata Sasi mengerjap tiga kali. Sasi buru-buru menundukkan kepala. Melihat raut muka lelaki itu untuk kedua kalinya semakin meyakinkan Sasi betapa miripnya wajah itu dengan salah satu aktor Korea. Kulit putih bersih, mata sipit dan rambut ikal yang dipotong pendek dan ditata ke belakang dengan pomade itu benar-benar mirip ... Park Seo Joon!

Ya, Park Seo Joon!

Sasi bukan penggemar drama Korea. Dia memang tahu beberapa aktor dan aktris Korea yang dramanya populer di Indonesia karena mayoritas teman kuliahnya dulu adalah penyuka drama dari negeri gingseng itu. Mereka biasa membagikan foto aktor dan aktris kesayangannya di Instagram. Setiap kali membuka jejaring sosial itu, sudah biasa bagi Sasi jika dia langsung disuguhi foto Gong Yoo yang tengah tersenyum ke arah kamera. Termasuk juga Song Jong Ki, Kim Soo Hyun, Lee Min Ho dan Lee Jong Suk. Bahkan ada juga Ji Chang Wook, Choi Siwon, Kim Woo Bin, dan tidak ketinggalan ... Park Seo Joon!

Tapi ... tunggu dulu!

Sasi baru menyadari bagaimana lelaki berkemeja warna biru yang lengannya digulung di bawah siku itu memandangnya. Itu bukan pandangan lelaki yang—berinisiatif—duluan mengajaknya taaruf. Seharusnya tatapan di balik sorot legam kecokelatan itu dipenuhi kekaguman. Bukan dengan pandangan yang meremehkan seperti itu.

Sasi mengangkat wajahnya. Air muka gadis itu datar tanpa ekspresi. Degub jantung yang sempat berdetak tidak menentu, kini sudah normal kembali. Sasi sudah tidak segugup seperti beberapa saat yang lalu.

Seharusnya Sasi bisa menebak, lelaki itu tidak mungkin mengajaknya taaruf duluan. Dia mungkin datang atas permintaan Ustaz Fauzan. Sasi tidak habis pikir. Entah apa yang membuat Ustaz Fauzan sampai menjodohkan dirinya dengan lelaki yang kini sudah melipat kedua tangan di depan dada—sembari menatapnya dengan pandangan yang malas.

Lelaki itu bernama Arsal Aldiano Mahendra. Namanya memang masih asing bagi Sasi. Tapi, tidak dengan nama restoran yang dimilikinya. Ars Indonesian Restaurant, restoran dengan dekorasi yang unik itu memang akhir-akhir ini banyak dibicarakan di media sosial. Tempatnya yang instagramable dengan menu masakan Indonesia yang tak biasa dan mengkombinasikan dengan masakan Asia, tidak mengherankan jika restoran ini dengan cepat mencuri perhatian para pecinta kuliner atau pun yang sekadar ingin hits saja di Instagram. Sasi belum pernah makan di sana. Dia lebih sayang dengan uangnya. Mungkin sekali makan di tempat itu bisa untuk makan 2 - 3 hari saking mahalnya harga tiap menunya.

Love in the Call Box (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang