🌱18

3.2K 239 62
                                    

Vote, demi kesejahteraan bersama
{~}
{~}
{~}
{~}
{~}


Eitsss, I'm back gaes...
But, its not mean I really back..

Hmm, looks weird
Wait...

I mean, I write back, after I was saying Hiatus..

Hmm, there a reason gaess..

My Try Out schedule is not holding this month, but next month...

And I've a little time to write it.

So, I'm so Sorry for it.

I know u'll disappointed with me. But, I can't do anything gaes..

Please understand me!

I hope u'll can waiting this story till end. But, I can't force u'll

Its up to you gaes!!!

||Enjoyyyyy||












Author POV

Tangan itu, tangan putih nan halus yang kini sedang tak hentinya memotong kenari. Terlihat tak ada yang salah. Memang. Tapi, matanya tak fokus pada benda yang sedang dipotongnya. Pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosongnya. Terlihat bodoh bukan? Wanita itu bahkan terlihat semakin menambah tempo kecepatan memotongnya. Dia tampak sedang meluapkan kekesalannya. Mungkin. Hingga, dirinya pun berteriak ketika pisau tajam itu menembus dinding kulit jarinya. Dia lalu dengan segera melangkahkan kakinya mendekati keran air. Dia basuh luka tersebut lalu dirinya balut dengan kain. Bersamaan dengan itu, bunyi decitan pintu membuat netranya beralih untuk melihat siapakah yang datang.

"Ada apa Seorin? Ya ampun, kenapa kau bisa terluka?"

Wanita itu, wanita yang tadi dengan bodohnya memotong kenari tanpa melihat menggeleng lalu beralih menuju kursi.

"Seorin aku tau berita dua minggu yang lalu masih membekas di pikiranmu....tapi sudah ku bilang berapa kali, cobalah untuk melupakannya"


"Blanch. Kau kira aku selama ini tidak berusaha untuk itu?"

Blanch mengernyitkan keningnya, lalu ikut duduk dan menatap sepupunya itu dengan kasihan.

"Ck, jangan menatapku dengan tatapan kasihanmu itu Blanch. Kau tahu aku paling tidak suka dikasihani"

"Huh. Lalu kau mengharapkan apa? Sikapmu sendiri yang membuatmu menerima hal yang paling kau benci"

Seorin tersenyum miris.

"Oh ayolah Seorin. Jangan seperti ini"

"Lalu harus bagaimana Blanch?"

"Lupakan dia!"

"Tidak semudah itu. Kau kira lima tahun yang selama ini ku Habiskan dengannya akan hilang begitu saja dalam satu malam?"

"Apakah perlu aku carikan penggantinya untukmu?"

"Tidak. Aku benar benar sama sekali tak mengharapkan itu"

Blanch menghela napasnya panjang lalu, memegang pundak seorin kuat. Membuat Seorin meringis kesakitan karena saking kuatnya Blanch memegang pundaknya.

NOT AGAIN -KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang