🌱33

3.9K 261 94
                                    

Play song :

Epiphany -Jin BTS














Kim Taehyung semakin mempercepat langkah kakinya menuju ruangan dimana Roo kini ditempatkan. Dengan keadaannya yang masih jauh dari kata baik baik saja, Taehyung kekeuh dengan keputusannya yang ingin menemui putrinya itu untuk terakhir kali sebelum Roo disemayamkan. Dengan tergesa gesa Taehyung membuka pintu ruangan tersebut. Dan hal yang pertama kali dilihatnya sukses membuat detak jantungnya seakan berhenti berdetak. Dadanya sesak, bahkan setiap kali Taehyung menghirup oksigen, ia merasakan sakit di hatinya semakin menjadi jadi.

Dengan pelan Taehyung mulai mendekati ranjang dimana mayat Roo terbaring. Dengan tangan yang bergetar, Taehyung mencoba menyentuh pipi tembem yang terlihat pucat dan dingin itu. Dirasakannya betapa dinginnya wajah Roo. Sedetik itu pula pertahanan seorang Kim Taehyung kembali runtuh. Ia kembali menangis, menyesali semua kesalahan besar yang sudah diperbuatnya. Memori memori lama dimana ia menolak kehadiran bayi kecil yang dipertahankan oleh Seorin terputar kembali di pikirannya. Ingatan demi ingatan saat ia dengan ringannya menyebut Seorin seorang jalang kini menggentayanginya.

Taehyung menggeleng kuat, mencoba mengusir ingatan buruk tersebut. Dilihatnya kembali tubuh Roo yang tetap diam. Tubuh Roo saat ini sudah tak memakai pakaian apapun lagi, ia hanya ditutupi dengan sehelai kain putih hingga ke atas dadanya, hanya memperlihatkan wajah imutnya itu. Taehyung bersyukur karena masih memiliki sedikit waktu untuk berbicara ringan dengan putrinya itu. Kesempatan itu tentu didapatnya dengan tanpa izin Seorin. Seorin tentu saja akan menolak mentah mentah Taehyung untuk menemui Roo terakhir kalinya. Namun, Tuhan tampaknya masih memberikan Taehyung sedikit kesempatan.

Seorin beberapa jam setelah mendengar kematian Roo, ia mengamuk. Segala yang ada di dalam ruangan operasi tersebut dihancurkan olehnya. Seorin berlari keluar seperti orang tidak waras dengan meneriaki nama Roo berulang kali. Buruknya lagi, Seorin sempat mendapatkan sebilah pisau yang digunakannya untuk menyakiti orang sekitar yang berusaha menghalanginya untuk membunuh Taehyung. Menyedihkan memang, tapi Seorin memang selalu berkoar akan membunuh Taehyung. Hingga pada akhirnya pihak rumah sakit berhasil memberikan suntikan penenang untuk Seorin. Dan sekarang ini, Seorin masih tertidur di sebuah ruangan khusus yang Taehyung minta secara langsung pada pihak rumah sakit. Tentu pihak rumah sakit dengan mudahnya langsung memberikan hal itu, mengingat posisi Taehyung di rumah sakit tersebut adalah pemegang saham terbesar.

"Roo, sayang kau benar benar membenci Daddy ya?"

Taehyung saat ini sudah duduk di sebelah ranjang Roo. Seraya memegang tangan kiri Roo, Taehyung menunduk mencoba tidak menatap wajah pucat Roo yang akan semakin membuat dadanya sesak.

"Maaf.. Daddy benar benar minta maaf sayang--hiks.."

"Bangun sayang, Daddy mohon--hiks.. Roo harus bangun sayang.."

"Apapun yang Roo mau Daddy akan berikan, Daddy janji..hm?"

"Komputer baru? Roo selalu mau itu kan? Daddy akan belikan untuk Roo--hiks.. Asal Roo mau bangun, Daddy akan belikan apapun untuk Roo, ya sayang?"

Taehyung saat ini memang seperti orang yang sudah tidak waras. Berbicara sendiri dengan mayat yang sudah tak bernyawa. Namun, itulah Taehyung. Ia selalu memiliki pemikiran sendiri. Ia berpikir dengan mengajak Roo berbicara, maka Roo akan hidup kembali. Taehyung berdiri dari duduknya lalu setelahnya memeluk erat tubuh dingin Roo. Melepaskan semua beban kesedihan yang sempat ia tahan saat berada di sisi Seorin tadi. Berharap tubuh dingin Roo bisa menghangat karena pelukannya itu. Tubuh mungil Roo tenggelam di dalam pelukan ayah yang selalu dirindukan dan diharapkan kasih sayang darinya.

"Daddy sudah disini sayang--hiks.. Roo selalu merindukan Daddy, kan? Maafkan Daddy--hiks.. Daddy berjanji tidak akan pernah meninggalkan Roo dan Mommy lagi, Daddy janji--hiks..bangun sayang, Daddy disini.."

NOT AGAIN -KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang