🌱36

2.7K 241 73
                                    

Vote dan komen sebanyak mungkin biar AiXi tetep semangat ya gesss...

Part ini lebih pendek dari sebelum sebelumnya.
Bukan karena apa, tapi AiXi buat part ini biar jadi penghubung untuk cepatnya jalan untuk penyelesaian masalah cerita.
Dan buat ngobati kerinduan kalian:)
Karena AiXi slow up banget:')


Play song :
Im not okay -Chen














Mata bulat yang tadinya terlelap dalam tidur itu terbuka begitu saja kala tangan putih ibunya terus saja mengusap usap pipi tembemnya. Ibunya itu sedari tadi berusaha membangunkan dirinya dari tidur indahnya. Ia pun memutuskan untuk segera bangun dari tidurnya kala ibunya itu sudah benar benar membuatnya kesal karena tak kunjung menyerah untuk membangunkannya. Ayolah, kasur di kamar baru di rumah ayahnya itu sangat nyaman. Terasa sangat empuk, berbeda jauh dengan kasurnya di rumah ibunya. Di dalam kamar barunya itu juga, terdapat penghangat ruangan yang membuat dirinya tambah merasakam kenyamanan berlipat ganda. Semua yang ada di rumah ayahnya itu benar benar sangat lengkap. Persis seperti istana.

Seorin, wanita yang sudah bersiap dengan pakaian kasualnya menepuk pipi Roo karena meskipun anak itu sudah terduduk, tapi kedua matanya itu masih terpejam.

"Sebentar lagi mommy. Aku masih mengantuk"

"Mommy sudah bilangkan tadi malam. Cepat tidur, tapi kau malah tetap bermain ponsel"

"Ayolah mommy, tadi malam untuk pertama kalinya aku mendapatkan musuh yang sepadan. Dan permainannya sangat seru"

"Sudahlah. Cepat bangun dan mandi. Kau harus sekolah, tidak boleh terlambat"

Seorin mendengus kala Roo sama sekali tak menghiraukan ucapannya. Dengan terpaksa dirinya itu menarik tangan Roo dan dengan segera membawa Roo ke dalam kamar mandi yang juga berada di dalam kamar tidur tersebut.

-----

Kedua mata Seorin menelisik setiap sudut rumah besar milik keluarga Kim ini. Ia kebingungan karena kurang lebih dari perhitungan matanya ada sekitar tujuh orang pelayan yang lalu lalang di lantai bawah. Seorin semakin mempercepat langkahnya menuruni tangga dan menghentikan langkah salah satu dari tujuh pelayan tadi.

"Kalian pelayan di rumah ini?"

Pelayan itu mengangguk membenarkan ucapan Seorin.

"Kalian bertujuh?"

Pelayan ini menggeleng.

"Kami bersepuluh, hanya saja tiga orang diantara kami sedang pergi ke pasar terlebih dahulu untuk membeli bahan bahan rumah yang mulai menipis"

Seorin menelan salivanya sendiri. Benar benar tak menduga jika rumah keluarga Kim ini memiliki pelayan sebanyak itu. Dirinya paham dengan betul jika keluarga Kim memang termasuk dalam list keluarga paling berpengaruh di Korea Selatan. Namun haruskah juga dengan memiliki pelayan sebanyak itu? Seorin rasa itu sebuah hal yang tak perlu dilakukan.

Kaki putih yang dibalut dengan celana kulot berwarna cream milik Seorin itu mulai memasuki daerah dapur rumah Taehyung. Ia berniat untuk memasakan bekal untuk Roo. Hanya sandwich dan telur mata sapi.

"Ada yang anda butuhkan, nyonya?"

Kening Seorin berkerut melihat pelayan yang entah sejak kapan sudah berada di dapur itu tak heran dengan kedatangannya. Dia masih orang asing kan bagi mereka? Kenapa mereka seakan akan sudah mengenal baik dirinya? Dan dengan mudahnya memanggil dirinya itu nyonya?

NOT AGAIN -KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang