met siang semua. yuk baca lagi!
...
"Mmmm..."
Yoona menggeliat usai tidur yang tak terlalu cukup. Tangannya meraba-raba dan tak ada apa-apa di sisi tubuhnya. Dia tercekat bingung.
"Seohyun?"
Kelopak mata Yoona terangkat dan tak melihat wujud Seohyun di mana pun. Kamar mandi juga tidak ada. Namun, dia melihat beberapa hidangan di meja. Ada juga vas berisi setangkai mawar dan secarik kertas di tangkai. Tak hanya itu karena ada tumpukan uang pula di sisi piring.
Maaf, aku harus pergi.
Kukembalikan uangmu dan anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah menemani dan berbagi cerita. Di samping itu kau juga sudah membelikanku bir dan membayar tarif hotel. Pemberianmu terlalu banyak untuk sekadar berdansa. Takutnya aku tak bisa balas.
Em, aku tak tahu kau makan sebanyak apa. Semoga cukup.
Seohyun.
Yoona tersenyum sesaat memandang mahkota mawar cantik berganti hidangan pagi yang sebenarnya kurang banyak seukuran shikshin. Tapi beberapa lama kemudian senyumannya kandas.
"What the fuck? Dia tak meninggalkan nomor ponsel. Bagaimana kami bertemu lagi? Bodoh!" umpat Yoona berdecak seraya menghentak kaki beranjak ke kamar mandi.
*
Dua pasang wanita terduduk di sofa tak percaya pada lembaran uang yang mereka lihat. Keempatnya saling bertukar pandang memastikan bahwa dongsaeng mereka benar-benar mengembalikan uang taruhan.
"Dia tak menginginkan uang. Padahal kuberikan semua sebagai ucapan terima kasih karena mau berdansa dan menghabiskan waktu bersamaku." ujar Yoona sibuk mengaduk chocolate milkshake.
"Dia kelainan mental karena menolak 100.000 won. Hahahah. Tapi benar kan ucapanku? Uang kita pasti kembali." ujar Sooyoung mengambil setengah dari seluruh uang yang merupakan taruhannya.
"Tapi seharusnya uang ini kan jadi milikmu. Kenapa dikembalikan? Dan wajahmu murung. Ada apa?" selidik Nicole menyipitkan mata.
"Maybe Hyori wanna get fuck now. But, today is weekday. Hahahah." Gurau Hyoyeon meraih sebatang chorus dan mencelupkan ke lelehan coklat.
"Tidak, Hyo. Aku yakin ada sesuatu yang lain."
"Bunny, apa kau menangkap sesuatu?"
Sunny melacak tiap senti wajah Yoona sebelum akhirnya memanggut menatap wajah tiang sang kekasih. "Kau menyukainya?" todongnya seraya memeragakan tanda petik saat berkata 'menyukainya.'
Tiga wanita lain langsung memanah tajam wajah Yoona yang sejak tadi menunduk. Seakan bertanya 'Apa benar, Yoong?'
"Kalian berisik sekali!"
"Yoong, kau serius? Aku jadi bertanya-tanya apa yang kalian lakukan tadi malam?"
Wajah murung Yoona enyah. Bibir melengkung senyum mengingat sekelumit kejadian lucu tadi malam. "Kami mengganggu pasangan gay. Hahahah. Lucu kan?"
"Eeerrrr. Pasti jauh lebih dari itu."
"Kami berbagi ranjang. Aku memanfaat voucher tiket."
"Berbagi..."
"Ranjang?" sambung Sooyoung melengkapi kata Hyoyeon.
Yoona tertawa melihat raut keempat wanita di sisinya. Dia yakin mereka pasti berpikir yang tidak-tidak saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's Love
Fanfiction"Entahlah, apa ini adil untukmu sementara..." "Sssttt! Tolong jangan bunuh impianku menjadi orang tua!" NB: diselingi adegan dewasa. yang belum cukup umur atau tidak suka, skip!