Bloody Night

2.3K 229 46
                                    

hai hai udah update lagi nih! hahahaha. semoga masih setia ya.

ini gak terlalu panjang dan mungkin kurang greget. tapi bacalah sampai akhir untuk menemukan sesuatu. hehehe


"Aku akan menyewa orang untuk menjagamu selama tidak di rumah."

"Tidak perlu, Yoong. Dongwook oppa bukan pria bengis. Dia selalu tahu cara menghadapi wanita. Lagipula, posisi kalian sebagai appa tentu tidak ingin dipisahkan dari anak."

Yoona melirik tajam seraya meletakkan ponsel ke saku. Ada ketidaksukaan di raut.

"Kau terus membela Lee Dong Wook."

"Kenapa jadi berpikir begitu? Apa salah berucap secara logis? Di sisi lain, sudah jelas aku dan bayi Im adalah milikmu."

"Tapi terdengar seperti..."

"Muacchhh cuupphhh." Bibir Seohyun cepat membekap bibir Yoona. "Aku milikmu. Muach. Dan bayi Im adalah milik kita. Muach cuupphhh." Tuturnya mengusap pipi tirus. "Apa ada yang harus diperjelas lagi?"

"Apa bawaan Im kecil membuatmu pandai merayu?"

Seohyun dan Yoona reflek tertawa dan berpelukan. Yoona mengacak gemas helai rambut istri lalu melayangkan kecupan demi kecupan.

*

"Jadi kau melihat kedua adikmu di toko?"

Jessica memanggut seraya melahap kimbap. Wajah masih berpeluh keringat tampak bahagia menceritakan aksi stalker durasi beberapa menit siang tadi.

"Aku menyempatkan waktu ke toko. Seohyun seperti sedang melayani calon pembeli. Tak lama kemudian Yoona datang. Entah apa yang mereka obrolkan. Rasanya senang sekali bisa melihat keadaan mereka baik-baik saja meski hanya dari jauh dan sebentar."

Sepasang mata Tiffany ikut tersenyum melihat raut keriangan Jessica. Raut kebahagiaan dalam arti sesungguhnya yang mungkin belum pernah dilihat. 

"Bisa kurasakan kebahagianmu, Jessie. Kebahagiaan ini semoga menambah semangatmu di hari pertama kerja besok." sahut Tiffany meraih tissue untuk mengusap kening sahabat yang seharian mencari pekerjaan.

Seharian penuh Jessica ke sana-sini mencari pekerjaan dan akhirnya didapat karena butuh cepat. Sepanjang hari pula Tiffany menemaninya dan rela absen dari kantor.

"Usaha tak akan membohongi hasil. Lama-lama mereka akan menyadari kehadiran dan niat perubahanmu."

Jessica memanggut cepat. Tiba-tiba fokusnya pecah saat melihat sosok pria di toko Seohyun tadi siang. Entah. Sekadar mirip karena terlihat dari jauh atau memang orang yang sama. Pria tersebut masuk ke salah satu restoran china.

*

"Dongwook, kau terlambat. Untung kami belum menghabiskan makanan. Hahaha. Kajja, duduk di sini!" ujar seorang pria berusia cukup dewasa dari Dongwook seraya menarikkan kursi.

"Mianhae, sedikit macet."

Seorang pria duduk di sebrang pria ramah tadi mengamati ada keanehan di wajah Dongwook. Dia lantas berucap, "Dongwook ah, gwenchana? Terlihat tidak sehat. Padahal masa-masa suram sudah berlalu. Perusahaan kita kembali dan harus kukatakan kau andil banyak. Sekarang saatnya kita merayakan."

Dongwook sedikit terhenyak. Dikeluarkan sapu tangan lalu mengusap wajah sejenak. "Ah, hanya ada masalah pribadi lain. Kajja, kita makan untuk merayakan perusahaan yang pulih. Bersulang!"

"Masalah? Ceritalah! Mungkin kami bisa membantu."

"Masalah kecil. Tidak apa." sanggah Dongwook tak ingin membuat suasana makan malam rekan-rekan jadi kacau.

Slut's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang