haiiii lama nih gak post. padahal awal bulan bilang mau post cerita baru, tapi cerita ini aja belum kelar. hahahha sorry.
yg natal, selamat merayakan natal ya. merry christmas and happy new year
Seohyun melirik Yoona berdiri di balkon diterpa angin malam. Seharian mereka tak saling berbicara kecuali di depan Joohyun demi menjaga keharmonisan. Agaknya Yoona memang masih kesal karena kehadiran Jessica.
"Aku tak suka suasana begini, Yoong." Batin Seohyun menarik napas berat.
Selama berumah tangga tiga tahun lebih, tidak sedikit cek-cok hadir tapi sangat cepat surut. Kini berbeda karena berurusan dengan orang di masa lalu yang mana mereka sudah berjanji tak akan membicarakannya.
Namun, siapa bisa meramalkan keadaan? Melihat Jessica terus datang saja sudah membuat Seohyun tersentuh. Apalagi sang kakak berdiri di bawah guyuran salju. Mana mungkin Seohyun tega?
"Tidak ada yang memintamu membaik dalam waktu cepat. Tapi paling tidak jangan halangi kami, Yoong. Dia tetap kakakku. Lagi pula, setiap orang pasti berbuat salah." tutur dalam hati seraya menunduk menghela napas pelan tanpa sadar bahwa bersamaan itu Yoona berbalik badan.
"Yeoboo," panggil Yoona dalam hati. Terlihat jelas wajah Seohyun resah. Apa lagi kalau bukan perseteruan tadi pagi?
"Mianhae sudah membentakmu. Aku hanya tak suka dia ada di kehidupan kita. Sungguh, maaf!"
Perlahan Yoona berjalan nyaris tanpa mengeluarkan suara. Namun, naluri tetap bisa menangkap kehadiran orang lain. Ya. Seohyun sadar dan tersontak menengadah.
"Eehhh, Yoo-Yoongie." Panggil Seohyun tergagap seraya menegakkan punggung. Di dalam hati, dia ingin sekali menghamburkan pelukan. Andai tak ada perdebatan, memeluk Yoona bukan lah hal rumit.
"Kenapa belum tidur?" lontar Yoona susah payah meredam kegugupan.
"Ehmm itu... eehh..."
"Oh Lord." Eluh Seohyun membatin. "Kau."
"N-ne?"
"Aku ingin kau, Yoong." Lirih Seohyun reflek menunduk tapi masih terdengar di telinga Yoona. Kesepuluh jemari saling meremas menunjukkan kegelisahan. Hitungan detik lengan sontak melingkar di pinggang seraya menenggelamkan wajah di bahu sang istri. "Katakan sesuatu seperti biasa yang kau lakukan untuk berbaikkan!"
Hati wanita mana tak luluh mendapat sikap barusan bahkan untuk seorang futanari? Terlebih rajutan cinta sudah menjadi pondasi serta dinding di rumah tangga mereka. Persahabatan dalam cinta tak ubahnya sebuah atap.
"Saranghae." Bisik Yoona membalas pelukan Seohyun seraya membelai helai rambut tergerai sepunggung. Dikecup ubun-ubun sang istri yang menyeruakkan aroma chamomile. "Yeoboo, mianhae membentakmu tadi pagi."
Tubuh Seohyun sedikit memberi jarak agar bisa memandang wajah Yoona. Mereka memandang satu sama lain sekian detik tanpa kata. Dia yakin Yoona tak benar-benar bermaksud menyakitinya. Amarah hanya berasal dari benih kebencian terdahulu.
"Nado saranghae." Sahut Seohyun mengusap rahang Yoona sebelum kemudian memberi kecup kilas di bibir.
*
Tiffany masih terlelap kala mentari sudah bangun menyinari seisi New York. Di sisinya, seorang wanita yang sejak tadi malam sudah berstatus sebagai kekasih terus menatap syahdu. Seolah dia adalah bongkahan berlian hingga tak boleh diusik.
I love you too.
Satu kalimat sederhana tapi teramat bernilai dan berhasil mendatangkan musim semi di hati Jessica. Perasaan yang telah lama dipendam akhirnya bisa diutarakan dan terjawab amat elok. Masih terngiang-ngiang di benak akan ucapan Tiffany tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's Love
Fanfiction"Entahlah, apa ini adil untukmu sementara..." "Sssttt! Tolong jangan bunuh impianku menjadi orang tua!" NB: diselingi adegan dewasa. yang belum cukup umur atau tidak suka, skip!