Beginning

2.4K 241 44
                                    

hai hai guys.... oh my gosh! curcol dikit. cerita ini belum habis eh udah muncul ide cerita tak kalah WTF lain. jadi bingung nih. hahahah. kalau update setelah cerita ini kelar, bisa-bisa cerita di akun satunya yang kujanjiin tanggal 2 januari, mundur nih. 

btw, chapter ini gak terlalu berisi, guys. but, some moment maybe will make you happy. I hope!


Yoona dan Seohyun berdiri di sisi pohon natal saling melingkarkan lengan dan menempelkan kening. Potongan hati di masing-masing leher saling bertemu hingga membentuk hati sempurna dan bisa dibaca 'Yoona Love Seohyun' atau sebaliknya.

"Terima kasih untuk kado yang sempurna. Aku mencintai kalian." Bisik Yoona meraba perut Seohyun. Ada benih yang menjadi alasan mereka bersama.

"Semoga anak kita tidak makan terlalu banyak seperti appanya."

"Hahahaha. Tapi tidak apa-apa kalau shikshin karena dia tak akan gemuk."

"Mengapa begitu?"

"Karena dia punya appa dan eomma yang selalu menakar gizi dan mengajaknya berolahraga." Tutur Yoona menggesek ujung hidung mereka.

"Ah, benar juga. Aku sendiri yang akan memasak untuk kalian. Setiap hari menyiapkan bekal ke sekolah dan kantor."

"Apa anak kita langsung berusia 7 tahun?"

Dug! Kepalan Seohyun memukul pundak Yoona.

"Memang tidak boleh ingin memasak untuk bekal anakku sendiri? Kau ini."

Yoona terperingis mendengar penuturan Seohyun. Seorang eomma tentu menginginkan hal terbaik untuk buah hati bahkan dalam hal-hal kecil.

"Dansa?" tawar Yoona meraih ponsel dan memutar instrument Somewhere Over The Rainbow.

"Ah, I can't."

"Come on!" ajaknya lagi meraih jemari Seohyun seraya menaruh lengan lain di pundaknya. "Pelan-pelan saja!"

Malu-malu Seohyun tetap menyetujui seraya mulai menggerakkan kaki mengikuti langkah Yoona. Irama violin dan piano mendayu-dayu mengiringi dansa sederhana pasangan baru. Sesekali kali bertatapan saling melempar senyum. Bibir nakal Yoona kerapkali meninggalkan jejak di kening dan pipi Seohyun. Dua area itu tak ubahnya kadar kafein yang tak pernah habis.

Di luar salju masih betah beterbangan dan sesekali mengintip cemburu romansa dua wanita di balik tirai. Tak hanya di sepetak rumah Seohyun, tapi hampir di tiap rumah menebarkan benih-benih cinta kasih baik pasangan, keluarga, sampai persahabatan.

*

"Aniyo, Unnie. Sudah pasaran."

"Tapi desain begini idaman wanita masa kini." Sahut Sooyoung berbeda pendapat dengan Seohyun.

"Aku wanita yang tidak biasa." Tegas Seohyun menggeleng cepat. "Coba Unnie lihat ini! Klasik, elegan, dan dari depan pintu sudah bisa melihat hampir seluruh rumah, kecuali ruang keluarga di lantai atas. Tidak mau quality time ada gangguan. Dan tidak mau tangga tertutup tembok. Aku ingin bisa melihat seluruh wilayah rumah saat menuruni tangga."

Sooyoung mengulum bibir atas memanggut melihat sketsa interior Seohyun. 

"Tunggu! Ruang makan di sebelah mana?"

"Tidak perlu. Itulah alasan kubuat dapur bergaya bar lengkap dengan kursi. Meminimalis."

Tak jauh dari sana, Yoona dan Sunny duduk bertopang dagu. Di kaki mereka sudah berebah sekantong plastik berisi sampah bungkus snack dan kaleng minuman. Keduanya enggan bergabung karena memang bukan dunia mereka.

Slut's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang