The Truth The Honesty

1.7K 224 41
                                    

Halo halo halooooo... happy weekend for you all! Makasih masih setia sampai sekarang. uuggghhhh viewer cerita ini hampir nyalip cerita The Way di akun Little_Huang padahal belum kelar. gilaaaaaaaa


Dongwook dilarikan ke rumah sakit dan masuk ruang ICU. Sementara Yoona dan Seohyun terus menunggu di luar. Jemari Seohyun terus gemetaran menantikan hasil dari dokter. Dia berharap semoga Dongwook tidak mengalami luka fatal dan bisa segera siuman.

Semenit, dua menit, hingga belasan menit berlalu dan belum ada kabar apapun. Titik air mata Seohyun terus mengalir membentuk air terjun di pipi. Meski tak memiliki hubungan khusus apapun, baginya Dongwook adalah pria baik-baik dan bagaimana pun mereka punya masa-masa di mana saling bertukar cerita.

"Yeoboo, kita berdoa dan serahkan semua pada dokter dan Tuhan. Dongwook pasti bisa melalui ini." tutur Yoona berhenti memeluk dan menggenggam jemari Seohyun.

Tiba-tiba seorang pria berpakaian serba hijau dan memakai masker keluar. Yoona dan Seohyun sontak bangkit ingin segera mendengar kabar.

"Apa kalian keluarga pasien?"

"Dia sebatang kara, Dokter. Tolong beritahu kami saja bagaimana keadaan pasien." Ujar Seohyun mendapat anggukan Yoona.

"Baik. Pasien mengalami benturan keras di bagian kepala. Kami hanya mengupayakan agar darah berhenti dan tidak bisa melakukan operasi jika kondisi pasien tidak mengalami peningkatan. Itu akan membahayakan nyawa."

"Tapi jika dibiarkan pun tetap membahayakan kan, Dok? Apa tidak ada cara lain?" desak Seohyun lagi-lagi mengalirkan air mata.

Dokter terdiam sejenak mencari kalimat paling tepat. Namun, kembali lagi kalau manusia hanya bisa berbuat. Takdir yang akan berbicara. "Mari kita serahkan pada Yang Kuasa! Pasien akan segera kami pindahkan."

Seohyun tak tahu lagi harus berkata apa. Jarum-jarum seakan terpasang di papan dan siap menerjang tubuhnya. Mengutuk nasib yang begitu kejam pada Dongwook. Setelah menjadi yatim-piatu, memiliki istri berperingai buruk, perusahan bangkrut, dan saat bisnis bangkit justru dihadapkan antara hidup dan mati.

*

"Tunggu tunggu! Aku tidak bisa menangkap ucapanmu." Tahan Tiffany memijat pelipis sejenak usai mendengar cerita Jessica sore tadi. "Seohyun dan Yoona menikah, ok, I see. Tapi bagaimana seorang wanita bisa menghamili sesama? Hormon Yoona tetap lah wanita. I don't get it."

"Begitu juga aku, Tiff. Mustahil bayi di rahim Seohyun adalah anak mereka berdua."

Tiffany mengerjap-ngerjap bingung, tapi tak lama kemudian dia memeluk tubuh Jessica dari belakang. Sebuah pertanyaan sederhana tumbuh di benaknya.

"Di luar dari siapa appa dari keponakanmu, apa kau bisa menerima kondisi Seohyun? Jika suatu hari ternyata bayi dalam kandungan Seohyun bukan anak Yoona, melainkan pria lain, apa bisa menerima apalagi menyayangi bayi itu sebagai semestinya? Aku yakin Yoona pasti tahu segalanya. Dua orang terluka yang saling mengobati jarang menyembunyikan noda luka lain."

Tiffany benar. Selama Jessica pergi, pasti banyak hal tak terduga dialami kedua adik terlebih penyebab kehamilan Seohyun. Kini pertanyaannya, setelah melihat keadaan Seohyun terlebih nanti mengetahui fakta kalau ternyata bayi itu bukan anak kandung Yoona, apa dia bisa menerima? Atau justru menjadi aib memalukan baginya?

"Hanya kau sendiri yang bisa menjawab, Jessie. Tapi jika hati sudah tegas ingin memperbaiki hubungan, terima lah kedua adikmu apa-adanya. Seperti kau mengakui kesalahan dan menerima kemurkaan mereka. Karena lika-liku hidup mereka tidak mudah dan dihadapi sendirian."

Slut's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang