DETIK-DETIK ENDING GAAEESSSSS!
-flashback-
Dug brukk! Yoona terjungkal bersama menu makan siang yang sontak berhamburan. Belum ditambah kursi yang diduduki ikut terjerambab menyumbu lantai.
"Heh, anak tidak normal. Jangan mengotori dapur dengan kehadiranmu! Kalau lapar, makanlah di kamar kumuhmu."
Jemari Yoona mengepal seraya memandang kesal. Namun, belum sempat melawan, kaki Jessica sudah lebih dulu menginjak tasnya. Cengkraman pun sontak menjambak helai rambut Yoona.
"Mau berlagak hebat ya? Siapa kau di sini? Hanya sampah!"
Plak!
"Aigooo, Jessica Ssi, apa yang kau lakukan?" histeris Song ahjumma membekap mulut melihat helai rambut Yoona masih dalam cengkraman tangan Jessica. "Lepaskan, Jessica Ssi! Tolong berhenti menyakitinya!"
Jessica mendorong tubuh Song ahjumma sampai tersungkur. Dia kemudian turut mendorong kepala Yoona hingga membentur kaki meja.
"Anak tidak berguna. Aib gila!"
"JESSICA!" bentak Yoona menghentikan langkah Jessica kemudian berdiri menegakkan punggung. Tak peduli Song ahjumma berupaya menahan, dia terus maju tanpa melepas pandangan. "Sampah? Tidak berguna? Aib?"
Jessica melipat tangan di depan dada seraya menaikkan dagu berlagak sombong.
"Lalu kau sendiri apa? Tanpa nama dan harta Presidir Jung Yu Mi, seorang Jessica lebih rendah dari sampah. Anak macam apa yang meninggalkan ibunya demi uang? Hah, hargamu sangat murah!"
"Hei, YOONA!" sentak Jessica meraih vas bunga lalu dilayangkan ke Yoona.
Sreettt! PYARRR! Vas bunga jatuh dan pecah setelah menggores luka di pipi rahang Yoona.
"Ya Tuhan, Yoona, anakku. Jessica Ssi, kumohon tinggalkan dia sendiri!"
"Eomma bahkan tak menginginkanmu, Yoona. Anak yang tidak diinginkan eomma nya, punya nilai apa? Dasar sampah!"
-flashback end-
Kreekk! Kaleng soda berbunyi merasakan genggaman Yoona. Karena terlalu erat cairan soda dingin di dalam sampai muncrat dan membasahi tangan. Bukti bahwa tengah berada di puncak amarah.
"I hate you like I wanna kill you, Jessica." Umpat Yoona memandang kaleng peyot seakan sedang menerkam tubuh Jessica hidup-hidup. "Tak peduli seberapa kau disayangi orang yang membuangku. Namun, sikap tidak manusiawimu sudah menanamkan kebencian sekian lama."
Bukan 1 atau 2 kali Jessica bersikap kasar. Hampir setiap hari sejak diangkat menjadi anak, dia selalu berlaku kasar baik secara lisan maupun perilaku. Dan tak sekalipun Yu Mi peduli apalagi menegur. Ketidakmanusiawian Jessica tak ubahnya bulir debu di mata Yu Mi.
*
Jessica terus memegang ponsel. Dia mengetikkan nomor ponsel, menekan tool memanggil, tapi kemudian dimatikan lagi sebelum panggilan tersambung. Berulang kali dilakukan hal tersebut. Rasa ingin tahu sekaligus keraguan terus menarik ulur jemari di atas ponsel.
"Apa Yoona dan Seohyun baik-baik saja? Mereka tidak bertengkar karena aku kan?"
Kecemasan Jessica lagi-lagi mengajak jemari mengetikkan nomor ponsel Seohyun. Namun, kembali diurungkan. Bibir mendesis kesal setiap kali keraguan menghalangi.
"Shit! What should I do? Bagaimana kalau Yoona sedang bersama Seohyun?" pikirnya meremas helai rambut seraya membuang pandangan keluar ruangan. Tampak seorang pegawai menerima panggilan dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's Love
Fanfiction"Entahlah, apa ini adil untukmu sementara..." "Sssttt! Tolong jangan bunuh impianku menjadi orang tua!" NB: diselingi adegan dewasa. yang belum cukup umur atau tidak suka, skip!