baca lagi yukkk!
...
"Kalau hanya duduk di bar, kenapa harus mengajakku, Ahjussi?"
Pria berusia hampir kepala empat mendesis seraya mengerutkan kening. "Seohyun ah, apa begitu susah memanggilku oppa? Aku masih cukup muda menghabiskan waktu bersama gadis cantik atau sekadar minum alkohol di bar berisik."
"Omooo. Hahaha kadang aku pelupa. Oppa, kau terlihat tidak baik hari ini."
"Ya, benar sekali. Aku bosan dan jengah. Kesibukkan di kantor, klien, dan rumah tangga. Semua berpadu satu menunggangi pundak."
"Istri Oppa berulah lagi?"
Bingo! Seohyun tak pernah mengencani pria dari istri baik-baik. Dia hanya mengencani dan menjadi simpanan pria dari istri trouble maker. Menghabiskan waktu di ranjang, menerima uang, dan pergi menunggu waktu tepat di ranjang lagi. Begitu seterusnya dari satu ahjussi ke ahjussi lain hingga kini menetap pada Lee Dong Wook.
"Menurutmu bagaimana seharusnya seorang istri berperilaku?"
"Menanyakan sosok istri sejati pada seorang pelacur?"
"Seohyun, jangan merendahkan diri begitu! Lagipula, setiap orang punya opini. Mungkin bisa mengambil contoh dari eomma mu."
"Eomma." Sebut Seohyun tiba-tiba sendu. Dia menarik napas panjang sembari mengingat peringai seorang eomma di matanya. Tanpa cacat. Mungkin sosok eomma adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. "Eomma adalah..."
Lee Dong Wook menatap lembut selembut wajah Seohyun. Ada kesedihan di mata wanita itu. Dan sebagai suami yang belum memiliki kesempatan menjadi appa, dia merasa banyak kekosongan dalam hidupnya.
"Sulit menggambarkan mendiang eomma, Oppa. Beliau adalah eomma sekaligus appa, saudara, juga sahabat. Aku tidak punya teman. Kami keluarga miskin di tengah kota. Eomma adalah satu-satunya sahabatku. Mulai dari tubuhku hanya berupa benih hingga seperti sekarang. Semua berkat dia. Dan..."
"Ya?"
"Walau appa tidak pernah menjalani tugas sebagai suami maupun appa, eomma tak pernah menuntut banyak. Justru dia selalu memotivasi, menasihati, dan memberi dorongan agar appa mau berubah." Suara Seohyun mulai terasa serak.
Setiap anak tentu merasa sensitif bila membahas perihal orang tua. Bahkan pria garang sekalipun. Kecuali jika anak itu tidak mencintai orang tuanya.
Dongwook mengeluarkan sapu tangan dan menyodorkan ke Seohyun. Dia mengelus kepala Seohyun seperti halnya seorang appa terhadap anak atau kakak kepada adiknya.
"Mianhae membuatmu menangis. Kau dan mendiang eomma mu pasti saling menyayangi. Aku benar-benar tersentuh."
"Ne," sahut Seohyun singkat karena tak sanggup berkata-kata lagi.
"Kemari!"
Tubuh Dongwook turun dari kursi seraya lengan meraih tubuh Seohyun dalam pelukan. Jemari berotot mengusap punggung sedangkan telapak tangan lain membekap kepala berambut coklat bergelombang itu. Sejenak mereka terlihat seperti pasangan sejati daripada ahjussi dengan wanita simpanannya.
Di sisi lain, sudut yang berbeda, seorang wanita masih memakai blazer memandang gusar. Memang dia tak berhak atas satu satu di antara mereka, tapi tetap saja hatinya murka. Sekaleng soda di genggaman pun perlahan penyot hingga cairan berkarbonasi muncrat keluar.
"Yoong, tenanglah!"
"Kalau hanya berbagi kesedihan dan butuh sandaran, aku juga bisa melakukannya." Pekik Yoona membanting kaleng soda lalu pergi meninggalkan bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's Love
Fanfiction"Entahlah, apa ini adil untukmu sementara..." "Sssttt! Tolong jangan bunuh impianku menjadi orang tua!" NB: diselingi adegan dewasa. yang belum cukup umur atau tidak suka, skip!