Aniyo, Appa

3.1K 221 37
                                    

Heeeiiiiiiiiiii, balik lagi di Slut's Love. Hayo loh pada sedih dan ada yang sampe ikutan nangis ya di chapter lalu? HAHAHAHAH. Author bahagia. Loh kok? Jelas lah! Berarti dapat feel nya. *sombong dikit*

Btw, ini total 27 chapter dan aku udah ngerasa panjaaaannngggggg. tapi kalau lihat author lain ada yang sampai buat 50an itu kok strong banget ya? hehehehe. 

udah ah cuussss


Yoona mengintip ke dalam kamar. Joohyun sibuk bermain rumah-rumahan. Sejak ungkapan kekesalan itu, memang sang anak selalu berusaha menghibur di tengah-tengah kesedihan. Namun, hubungan mereka sendiri kadang masih cangguh. Joohyun lebih sering memilih menggelayut di pelukan Seohyun.

"Hubungan cangguh sudah menjadi hal biasa, tapi tidak untuk istri dan putriku." Batin Yoona hendak mendorong knop pintu. Namun, tiba-tiba pergelangan tertahan. Seohyun di sana.

"Bawalah!" boneka rilakuma berpita merah tersodor dari jemari Seohyun.

Kedua ujung bibir tertarik naik. Istilah bahwa seorang ibu adalah orang paling memahami keluarga memang tepat. Seohyun mengerti kegelisahan Yoona dan tahu senjata untuk meluluhkan Joohyun.

"Sudah bosan dengan kodok hijau jelek?" sindir Yoona meraih rilakuma, tapi berhasil membuat Seohyun tercengir. Yoona lalu mengacak gemas helai poni Seohyun sebelum kemudian mengecup kilas kening itu. Dia pun beranjak ke dalam menghampiri Joohyun. Sementara Seohyun mengamati dari luar.

"Sayang, appa bawa sesuatu. Joohyunnie pasti suka."

Fokus Joohyun pas dua boneka panda terhenti sembari menatap rilakuma di genggaman Yoona. Ditaruh panda di atas pangkuan seraya mengerjap-ngerjap menatap sang appa seakan ingin bertanya, 'apa itu untukku, Appa?'

"Sebenarnya dari eomma. Hehehe. Joohyunnie mau?" ujar Yoona sedikit kikuk karena biasanya Joohyun langsung menyambar dan melonjak girang. "Hyunnie masih marah ya? Sampai-sampai tidak mau menerima pemberian appa."

Joohyun menggigit bibir bawah. Kilas wajah sedih Yoona membuatnya bersalah. Apalagi kedua orang tua sudah baik-baik saja seperti biasa.

"Appa...," panggil Joohyun lembut.

"Ya, Sayang?"

"Janji jangan memarahi eomma lagi! Kalau eomma bersalah, marah dan pukul Joohyunnie saja. Dan kalau appa bersalah, nanti eomma juga boleh marah dan pukul Joohyunnie. Arraseo?"

"Aniyo, Hyunnie!" sanggah Yoona reflek menggendong Joohyun ke dekapan. "Tidak akan ada yang memarahi atau memukulmu. Appa pasti selalu melindungi Joohyunnie dan eomma. Ne?"

Hati polos Joohyun memang sangat sensitif. Sepasang mata sontak berkaca-kaca memandang Yoona. Bibir pun saling mengulum seakan menahan tangisan.

"Janji? Joohyunnie ingin selalu bersama appa dan eomma."

"Tentu, Nak. Kita selalu bersama apapun yang terjadi. Jangan menangis ne! Kajja, peluk appa lagi."

Hap!

Di balik papan pintu, Seohyun menyeka air mata sambil tersenyum. Memiliki istri yang sangat mencintai keluarga dan anak seperti Joohyun, apalagi yang bisa menandingi anugerah ini? Dia seolah wanita yang memiliki seisi dunia.

"Appa,"

"Ne?"

"Jangan bilang pada eomma kalau Joohyunnie menangis! Nanti eomma kira Joohyunnie anak yang lemah dan cengeng."

Yoona terperangah sekian detik sebelum akhirnya tertawa kecil. Disisir jari poni yang menutupi kening putrinya. "Menangis itu wajar, Nak. Hanya karena menangis, bukan berarti lemah dan cengeng. Lagipula, anak appa mana mungkin begitu? Joohyunnie kan sudah banyak menjaga eomma selama appa bekerja."

Slut's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang