Benang Merah

1.9K 240 51
                                        

heeiii youuuuuuuuu! balik lagi di Slut's Love. Ternyata pembaca ini nakal semua. hahhaha. pada minta NC soalnya.

bocoran! aku udah ada konsep loh. barusan bikin cover juga. hehehe. baik kan? jadi untuk yang tungguin tanggal 2 januari, dah pindah sini dulu lah. gak sampe 2 januari juga udah posting. kurang baik apa coba? hihihih

cuusss, cekidot!


Bola mata menyimpan ragam ekspresi kini memanah sisa-sisa kopi di cangkir putih atas meja. Sejak satu jam sudah dasar keramik hanya berisi ampas hitam. Tampaknya titik-titik lembab di dalam lebih menarik daripada menghabiskan waktu di perjalanan.

"Kau tak akan menyukai keadaan nanti, Seohyun." batin Yoona mengetuk-ngetukkan telunjuk di atas meja. Sekali lagi, aktivitas tak bermakna ini jauh lebih menyenangkan ketimbang berada di rumah megah tepat di depan sorot mata lugas ibunda.

"Aku benci acapkali berpikir soal rumah dan keluarga. Karena memang tidak punya. Ah, maksudnya karena aku pun tak mengerti definisi dua kata itu."

Seohyun sudah siap. Namun, hati dan pikiran Yoona belum. Wanita calon appa, berharap ada perekat di kursi agar bisa berlama-lama di dapur.

"Yoongie, kajja!"

"Oh, ya."

Telapak tangan menggenggam kedua penyanggah kursi seolah butuh banyak tenaga hanya sekadar berdiri. Wajahnya tegang, hati merasa gusar, dan pikiran melayang tak tentu arah.

"Kulakukan demi calon istri."

"Chagi," lirih Seohyun menarik lengan Yoona dan mendekap sejenak.

"Kenapa, Chagi?"

Seohyun memejamkan mata sesaat seraya kedua lengan melingkar rapat di punggung. Tubuh merapat membuatnya bisa merasakan ketidaknyamanan Yoona. Namun, bagaimana juga setiap orang tua harus tahu apa yang dilakukan anak mereka. Karena tidak ada istilah mantan anak atau orang tua.

"Tidak ada batu yang tidak hancur jika terus dialiri air."

"Aku tahu. Kajja!"

Yoona melepas pelukan ingin beranjak ke mobil, tapi buru-buru di tahan.

"Tidak menciumku?"

Tentu Seohyun sedang berusaha mencairkan suasana. Bongkahan es di kedua kutub seakan bersinggah sejenak di hati Yoona. Namun, tidak butuh terik matahari terlampau panas untuk melelehkan, melainkan limpahan kasih sayang orang tercinta.

"Cuphh! Muacchhh cupphh."

Bibir usai dilumat lembut lantas menyungging senang. Diusap pipi tirus Yoona sejenak lalu bersama-sama masuk ke taxi menuju stasiun kereta api agar bisa sampai ke tujuan sederhana mereka.

*

Seorang wanita pemilik Blanc And Eclare sekaligus toko emas yang tersebar di beberapa kota besar di Korea Selatan, singgah di sebuah toko minuman beralkohol. Di kedua telinga tertanggal tangkai kacamata hitam. Mantel tebal membungkus tubuh langsing tak terlalu tinggi. Ukuran badan wanita rata-rata.

"Annyeonghaseo," sapa Taehyung membungkuk salam.

"Annyeong. Aku ingin membeli rose wine. Apa kau punya rekomendasi?" ujarnya melepaskan kacamata.

"Oh, tentu. Mari kuantar! Ada di lemari sebelah."

Pebisnis muda tersebut mengikuti jejak Taehyung seraya menebarkan pandangan ke sekeliling dinding. Benar-benar dipenuhi ragam minuman beralkohol dari segala penjuru. Wajah dingin nyaris tanpa senyum sontak sumringah kecil seakan memberi penghargaan kecil untuk tempat berkelas ini.

Slut's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang