04. Annoying

1.8K 277 44
                                    

Mata pelajaran Olahraga selepas upacara bendera pada hari Senin adalah satu hal yang sungguh Dira tidak sukai. Setelah terpanggang kurang lebih setengah jam berdiri di tengah barisan kelas mendengarkan pidato dari bapak kepala sekolah yang terhormat, pada jam berikutnya ia harus berdiri panas-panasan lagi untuk mengikuti mata pelajaran Olahraga. Bukan karena cewek berkulit putih itu takut gosong, tapi ini murni karena Dira memang selalu malas jika mengikuti pelajaran kebugaran badan ini. Entahlah, dari dulu ia lebih memilih untuk mengerjakan soal matematika yang rumit daripada harus mengikuti olahraga.

Akan tetapi, sekarang sepertinya Dira mulai menyukai mata pelajaran Olahraga ini. Bukan karena Pak Indra yang ganteng, ㅡkata anak-anak cewek sekelasnya, tapi karena kedua matanya berbinar menangkap sosok cowok yang telah menarik perhatiannya selama seminggu ini.

Ya, siapa lagi jika bukan Xandega Abimanyu. Si cowok super dingin yang tidak pernah tersenyum, cowok yang selalu mengacuhkan dirinya begitu saja, cowok yang susah sekali untuk Dira dekati. Dan, oh God, cowok itu terlihat sangat seksi di mata Dira saat ini.

Berdiri di tengah lapangan basket dengan keringat yang mengucur hingga pelipisnya, dengan lengan bajunya digulung ke atas dan membuat lengan kekarnya itu terlihat jelas. Otot-otot di tangannya bahkan sangat mencolok mata Dira.

Well, Dega sepertinya memberi kode cewek-cewek untuk mengandeng tangannya yang terlihat kuat itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, Dega sepertinya memberi kode cewek-cewek untuk mengandeng tangannya yang terlihat kuat itu?

Dira berdiri bertepuk tangan dengan semangat seraya meneriakkan satu nama yang baru saja berhasil mencetak 3 point itu.

"Degaaa! Kereeeennnn!"

Entah sudah berapa kali Dira berteriak histeris layaknya menonton seorang idolanya. Meski Dega tidak melakukan apapun, Dira masih terus berteriak hingga beberapa teman sekelasnya menertawainya. Namun, Dira tetaplah Dira yang sesuka dirinya sendiri melakukan hal apapun. Tidak peduli ada yang memandangnya aneh, tidak peduli ada yang menertawainya, tidak peduli jika ada yang tidak suka padanya.

'Gue hidup bukan untuk nyenengin lo semua. Ngerti?'

Sementara Rossie dan Elsa yang sudah mengetahui tabiat sahabatnya itu hanya terduduk diam di sebelahnya dan menggelengkan kepala mendengar suara cempreng Dira. Saat ini, memang seluruh anak cewek sekelasnya sedang duduk untuk menyaksikan pertandingan basket antar anak cowok di kelas mereka.

"Dir, lo kenapa sih gilain Dega mulu?" Rossie akhirnya bertanya setelah Dira kembali duduk dan menyambar sebuah botol minuman dingin milik Elsa.

"Lo gak sadar dia ganteng banget?" Bukan Dira, tapi Elsa yang menjawab, dan Dira mengangguk setuju atas jawaban Elsa itu sambil mengacungkan jempol kanannya.

Rossie mengernyitkan dahinya, "Gak mungkin cuma ganteng doang. Di kelas kita banyak juga yang ganteng gak cuma Dega."

"Siapa? Juna?" sambar Elsa.

STOLEN (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang