ㅡ
Dira tak bisa lagi melepaskan dirinya ketika Edsel sudah menggenggam tangan dan menariknya untuk tetap mengikuti cowok itu. Seperti biasa, Kinandira Lazuardy tetaplah tidak akan bisa menolak apapun yang diminta Edsel Atmajaya kepadanya. Seperti sekarang ini, mereka berdua sudah berada di belakang gedung laboratorium Biologi yang sepi.
"Gue gak bisa, Sel." Dira akhirnya menepis tangan Edsel, setelah lama hatinya terus menimbang apakah ia akan mengikuti kemauan sahabatnya itu atau tidak.
Edsel menghela napas panjang. "Cuma sekali ini aja, Dir. Please?"
"Lo tau gue udah janji ke Mama buat jadi murid teladan yang bebas dari catatan kriminal sampai gue lulus!"
Akhirnya Dira menguatkan diri. Membuat benteng pertahanan untuk tetap pada pendiriannya agar tidak terpancing oleh ajakan sesat Edsel untuk membolos sekolah.
Sempat diam beberapa saat, akhirnya Edsel menyerah untuk mengajak Dira. Mungkin baru pertama ini Dira menolak ajakan sesatnya itu.
"Oke, kalau gitu lo bantuin gue jagain tangga ini aja." Edsel segera mengangkat tangga yang tingginya sampai di atas pagar tembok sekolah.
Entah darimana Edsel mendapat tangga itu, Dira tidak tahu. Yang pasti tangga itu sudah tersedia di sana.
"Sel, lo mau kemana sih? Kita baru seminggu sekolah. Lo jangan bikin gara-gara deh." ujar Dira yang tak dipedulikan Edsel.
Cowok itu tetap menaiki tangga, dengan Dira yang terpaksa harus menunggunya di bawah dan memegang tangga bambu itu.
"Gue mau ke puncak!" jawab Edsel yang langsung membuat mata Dira melotot.
"Apa? Ngapain? Jangan kabur-kaburan lagi!"
Detik berikutnya Edsel menghentikan pergerakan kakinya, ia baru menaiki setengah tangga itu. Kepalanya menoleh ke bawah, melihat Dira yang terlihat mengkhawatirkannya.
"Papa Mama gue pulang nanti malem." jawabnya santai. "Pasti gue bakalan denger mereka bertengkar lagi. Tuduh-tuduhan selingkuh, dan berbagai macem masalah rumah tangga lainnya yang menurut gue basi."
Dira masih mendongakkan kepalanya menatap Edsel yang mimik wajahnya selalu saja terlihat sedih jika membicarakan tentang keluarganya.
"Kita bisa pergi nanti pulang sekolah." ujar Dira yang langsung mendapat tawa renyah Edsel.
"Lo tau gue gak akan bisa kabur lagi kalau nunggu pulang sekolah. Papa gue masih nyuruh orangnya buat buntutin gue, Dir."
Hening beberapa saat. Sampai akhirnya Edsel menggerakkan kakinya lagi untuk mencapai tembok pembatas sekolah dengan jalan raya itu.
"Gue ikut! Gue ikut lo!" seru Dira pada akhirnya. Ia tak mampu membiarkan Edsel pergi sendirian dalam keadaan buruk seperti ini. Dira takut bahwa Edsel akan kabur lagi dan tidak pulang selama seminggu seperti dulu. Ia takut, ia khawatir pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOLEN (✔)
Fanfiction[ COMPLETED ] Right from the start, you were a thief. You stole my heart. But, i'll let you keep it. ㅡ ( FF Lokalㅡ97L Area ) Start : November 8, 2018 ©adoravble