ㅡ
Demi apapun di dunia ini, Dega sangat membenci cowok angkuh di depannya sekarang. Dengan kurang ajarnya cowok brengsek itu mengusir Dega pulang dan menyuruhnya untuk menjauh dari Dira.
Memang dia pikir dia siapa?
Edsel tidak mempunyai hak untuk mengatur dirinya!
"Sekali lagi gue bilang, jauhi Dira!
"Lo kira lo siapa bisa ngatur gue seenaknya?"
Dega tak habis pikir dengan Edsel. Cowok itu kini tengah menarik kerah seragam Dega kuat, sedangkan tangan yang satunya mengepal keras. Seakan siap untuk melayangkan tinju ke wajah Dega sekuat tenaga.
Edsel pikir Dega akan takut dengan segala gertakan yang telah cowok itu katakan padanya?
Tidak!
Meskipun Edsel mengancam Dega, meskipun berkali-kali Edsel mengumpat kasar, atau bahkan bermain kasar dengan dirinya, Dega tidaklah takut. Bahkan ia tidak akan mundur satu langkahpun menuruti keinginan Edsel itu.
"Gue lebih tahu gimana caranya ngerawat Dira saat dia sakit. Lo bisa pergi sekarang."
"Gue gak akan pergi." jawab Dega mantap seraya menatap tajam Edsel yang juga tengah menatapnya dengan emosi yang sudah meluap.
"Dira gak butuh lo!"
"Dia butuh gue. Lo bisa tanya langsung ke dia kalau lo mau!"
Mendengar jawaban Dega, Edsel semakin mengeratkan cengkeraman tangannya pada kerah seragam Dega. Kedua cowok itu bersitegang, saling beradu pandang dengan tatapan penuh luapan emosi masing-masing.
Sampai akhirnya, Dega berusaha menyingkirkan tangan Edsel yang masih mencengkeram kerahnya.
"Dira bakal baik-baik aja sama gue." ujar Dega dengan tidak mengalihkan tatapan tajamnya pada Edsel.
Ketika tangan Edsel hampir terlepas, tiba-tiba cowok itu malah semakin mencengkeramnya lebih kuat lagi seraya menariknya.
"Lo sadar gak yang bikin Dira sakit itu siapa?" Ada jeda setelahnya, Edsel terlihat sudah mencapai puncak emosinya. "Lo yang bikin Dira hujan-hujanan kemarin! Tubuh Dira itu lemah! Dari kecil dia gampang sakit!"
Setelahnya terdengar umpatan keras dari mulut Edsel. Tangannya kini sudah terlepas dari kerah Dega, dan ia kini terlihat kacau melampiaskan emosinya dengan mengacak rambutnya sendiri.
Sementara Dega masih mematung di tempatnya melihat tingkah Edsel dan mendengarkan beberapa umpatan kasar untuk dirinya. Memang ia sadari bahwa dirinyalah penyebab Dira sakit. Seharusnya ia lebih memaksa Dira untuk menurutinya untuk berteduh dahulu. Seharusnya ia mencegah Dira untuk hujan-hujanan.
"Lo suka sama Dira?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut Edsel itu sontak membuat Dega mendelik. Entah kenapa ia begitu terkejut mendengarnya. Padahal, pertanyaan itu sangat gampang untuk di jawab. Antara dua jawaban, ya atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
STOLEN (✔)
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] Right from the start, you were a thief. You stole my heart. But, i'll let you keep it. ㅡ ( FF Lokalㅡ97L Area ) Start : November 8, 2018 ©adoravble