ㅡ
"Vin berapa lama lagi? Bisa cepetan gak sih?!"
Seorang gadis berseragam OSIS Sekolah Menengah Pertama lengkap dengan atribut aneh serta rambut kuncir dua, kini sedang mendengus kesal. Berdiri di dekat mobil Toyota Fortuner keluaran terbaru berwarna hitam, ia terus saja mengoceh seperti burung yang habis diberi makan pisang pagi ini.Gadis cantik berperawakan semampai, kulit putih dan bermata cokelat itu melihat jam tangannya setiap saat dengan pikiran kacau. Sementara jarum jam terus berputar hingga sekarang sudah menunjukkan pukul 06.10 pagi.
"Cavin, lo mau gue telat dihari pertama gue MOS?"
Suaranya mendadak mengeras, hingga sebagian orang yang berada di bengkel mobil dan motor itu refleks melihat ke arahnya dengan tatapan kaget. Seperti mendengar suara petir di siang bolong.
Seorang laki-laki yang merasa disebut namanya oleh gadis kuncir dua itu segera mendekatinya. Ia menatap ketus kepada sang pembuat kegaduhan bengkel dan membuatnya malu.
"Malu bego teriak-teriak!" ucap laki-laki itu tak kalah ketus.
"Bodo ya ini udah jam berapa? Gue harus kumpul MOS jam setengah tujuh waktu indonesia bagian barat, Cavin Lazuardy."
Si laki-laki yang bernama Cavin Lazuardy itupun segera melirik smartwatch hitam di tangan kirinya.
Jam 6.15 a.m
Cavin memijat keningnya sendiri. Ia sepertinya juga merasa bingung, mobilnya kena sial karena pecah ban ditengah-tengah perjalanan menuju sekolahnya bersama gadis kuncir dua itu.
"Gimana dong Vin?" Rengek gadis itu lagi, membuat Cavin semakin kebingungan.
"Sumpah ya Dir, gue juga bingung." Cavin mengacak rambutnya kasar. Padahal rambutnya tadi sudah ia rapikan se-stylish mungkin menggunakan pomate.
"Serius ya ini gue udah janji sama Mama buat jadi anak teladan di SMA! Tau-tau hari pertama malah telat, pas MOS lagi. Lo yang tanggung jawab pokoknya Vin!"
Cavin menatap nanar adik semata wayangnya itu.
Namanya Dira, Kinandira Lazuardy.
Si gadis berisik, yang kalau berbicara tidak bisa dihentikan. Yang pemarah, yang suka badmood-an, yang terngeselin dua kali lipat jika sudah dalam mode marah. Dan yang gak pernah manggil Cavin dengan embel-embel Kak atau Mas? atau Abang? Padahal selisih umur keduanya terpaut dua tahun!
Tapi memang benar, kakak adik ini kalau sedang jalan ke mall atau kemanapun, mereka selalu dikira teman sebaya atau bahkan pacaran.
Bukan wajah Dira yang terlalu tua, tapi wajah Cavin yang masih kelihatan imut. Hanya tingginya Cavin saja yang sangat tinggi. Jika kata Dira, tinggi Cavin sudah seperti tingginya tiang bendera di tengah lapangan upacara! Jika Dira berbicara pada Cavin, ia harus mendongakkan kepalanya ke atas seperti sedang hormat kepada sang merah putih pada waktu upacara bendera.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOLEN (✔)
Fanfiction[ COMPLETED ] Right from the start, you were a thief. You stole my heart. But, i'll let you keep it. ㅡ ( FF Lokalㅡ97L Area ) Start : November 8, 2018 ©adoravble