Ada yang aneh pada pagi hari ini.
Saat Dega membuka mata terbangun dari tidurnya, ia tidak mendapatkan satupun notifikasi pesan di ponselnya dari Dira seperti kemarin. Semenjak Dega mendapat tugas untuk menjadi supir pribadi Dira, biasanya cewek itu selalu mengiriminya pesan setiap pagi. Dua hari kemarin, ponsel Dega yang tadinya sepi mendadak ramai karena spam pesan yang Dira lakukan disetiap pagi dan malam.
Sesaat Dega terduduk di tepi ranjang sambil mengamati layar ponsel yang digenggamnya. Terakhir Dira mengirimi pesan tadi malam sebelum cewek itu tidur. Biasanya ketika cewek itu bangun dari tidurnya, ia akan mengirimi Dega banyak pesan ucapan selamat pagi dan menyuruh Dega untuk segera bangun. Tapi, sampai saat ini ia belum menerima satu pesanpun dari Dira.
Apa Dira belum bangun?
Kedua mata Dega melirik jam dinding kamarnya, kemudian melihat jam di ponselnya untuk mencocokkan apakah ada yang salah. Tapi ternyata ini benar, sudah jam setengah 6 pagi, harusnya Dira sudah bangun.
Dengan cepat Dega segera berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Secepat kilat cowok berlesung pipi itu bersiap diri dan sekarang sudah menggendong tasnya menuruni tangga rumah. Sempat ia ke dapur untuk berpamitan pada Bundanya dulu, kemudian segera berangkat menggunakan motornya seperti biasa.
Entahlah perasaannya mendadak tidak tenang. Sepanjang jalan ia terus mengumpat ketika terjebak lampu merah yang terlalu lama. Pikirannya semakin memburuk ketika sempat mengecek ponselnya beberapa kali. Dira belum juga membalas pesan yang tadi ia kirimkan. Dega lekas mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Ia sangat gusar.
Sampai akhirnya ia tiba di rumah Dira. Seperti biasa, satpam di rumah besar itu selalu tanggap membuka pintu gerbang untuk Dega. Lalu, setelah masuk ke halaman rumah Dira, cowok itu membunyikan klakson motornya beberapa kali.
Ini sudah ketiga kalinya dan pintu rumah Dira belum juga terbuka. Dira tidak kunjung muncul dengan senyuman lebarnya seperti kemarin-kemarin.
Rasa kekhawatiran langsung menyelimuti Dega saat ini. Ia segera turun dari motor dan berjalan menuju pintu rumah besar itu. Saat hampir mencapai pintu, tiba-tiba pintu bercat cokelat tua itu terbuka. Membuat langkah Dega terhenti dan memfokuskan pandangannya ke depan. Berharap bahwa Dira akan muncul dari sana.
"Mas Dega?"
Ah, bukan Dira ternyata.
Seorang wanita paruh baya berdiri di balik pintu dan memanggilnya. Tentu Dega tahu dia adalah asisten rumah tangga Dira yang sering Dira ceritakan. Memang wanita itu memiliki sedikit kemiripan dengan Kim Kardashian. Persis dengan apa yang sudah Dira ceritakan sebelumnya.
"Iya Bi, Dira di mana?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Dega, wanita itu malah membuka pintu semakin lebar dan menyuruh Dega untuk masuk ke dalam.
"Masuk dulu ya Mas Dega."
Dega menurut. Sampai di dalam rumah besar itu, awalnya Dega sempat melongo melihat luasnya rumah yang Dira tinggali ini. Pasalnya ia baru pertama kali ini masuk ke dalam. Interior rumah Dira begitu mewah, dan nampaknya tidak ada sama sekali barang murah yang terpajang di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOLEN (✔)
Fanfiction[ COMPLETED ] Right from the start, you were a thief. You stole my heart. But, i'll let you keep it. ㅡ ( FF Lokalㅡ97L Area ) Start : November 8, 2018 ©adoravble