26. Keep My Heart Safe

1.7K 238 89
                                    

Dira tidak pernah menyangka sama sekali, bahwa cowok yang sekarang berada di sampingnya ini dengan senang hati meminjamkan lengan besarnya untuk Dira. Selama beberapa menit berlalu, kepala Dira dengan nyaman bersandar tepat pada lengan hangat Xandega Abimanyu. Bahkan hebatnya lagi, cowok dingin itu memainkan helaian rambut Dira. Sesekali Dega mengusap puncak kepala Dira seraya tertawa lebar saat tayangan film yang sedang mereka tonton itu menampakkan adegan yang sangat lucu.

"Dulu waktu kecil, Nopal pernah punya mainan robot kuning kayak Bumblebee. Terus gak sengaja keinjek gue, sampai patah jadi dua,ㅡ"

Nampaknya suasana hati Dega sedang bagus. Buktinya patung es itu daritadi terus saja mengoceh seperti burung yang habis diberi makan pisang. Memang dari awal Dega yang mempunyai ide untuk menonton film Bumblebee ini, ㅡkatanya dulu Dega tidak sempat untuk menontonnya. Alhasil mereka berdua menonton film yang telah di unduh dari situs web dan menontonnya di layar televisi Dira yang bentuknya sudah melengkung.

Bak di bioskop, suasana ruang keluarga di lantai atas rumah Dira kini diatur remang-remang. Lampu yang biasanya menyala terang dimatikan dan hanya menyisakan satu lampu redup. Ini semua memang sudah fasilitas dari rumah Dira. Semuanya sudah dirancang Dira dan Cavin agar mereka berdua nyaman menonton film di rumah. Tak lupa Dira menyediakan sebungkus popcorn yang tadi sempat ia beli di minimarket dekat rumah. Sebungkus saja ya, jangan dua bungkus, nanti tidak bisa terjadi hal di film-film romantis.

"Gara-gara gue gak sengaja rusakin, Nopal marah terus gue dipukul keningnya pakai potongan robot itu, sampai sobek dan dijahit."

Kepala Dira spontan menoleh ke arah Dega yang wajahnya hanya terpaut beberapa senti saja dengannya. Namun detik berikutnya, Dira malah menyesal. Kurang ajar sekali dengan jarak sedekat ini Dega memberinya sebuah senyuman lebar hingga kedua mata cowok itu menyipit dan lesung pipinya nampak jelas dikedua sisi.

Argh! Ini sungguh tidak baik untuk jantung Dira.

Benar saja, Dira langsung merasakan jantungnya berdegup sepuluh kali lebih cepat. Otaknya menyuruhnya untuk segera mengalihkan pandangan ke arah lain, tapi sialnya kedua matanya itu malah semakin kurang ajar dengan beralih memandang bibir tipis basah milik Dega.

Dira, please jangan kotor!

"Udah gak papa. Lukanya udah nutup sekarang, cuma bekas kecil." jelas Dega karena takut Dira khawatir.

Huh, untung saja ruangannya gelap. Dega tidak tahu kemana arah pandang Dira baru saja. Memalukan jika Dega tahu apa isi otak Dira tadi. Terlalu kotor!

"Jangan bikin Nopal ngamuk lagi, gue gak mau lo luka." sahut Dira setelah mengambil napas panjang, mencoba untuk menetralkan detak jantung dan membersihkan otaknya yang kotor.

Dira masih tak mengalihkan pandangannya pada wajah damai Dega yang kini sudah berfokus kembali pada layar TV 55 inch itu. Rasanya masih seperti mimpi dapat melihat wajah cowok dingin itu dengan jarak sedekat ini. 

Jika memorinya kembali memutar reka ulang adegan dimana ia pertama kali bertemu dengan Dega, maka ini seperti mimpi. Dira bahkan dulu tidak berani membayangkan bahwa dirinya bisa sedekat ini dengan Dega. Menjadi teman dan mencari sedikit perhatian dari Dega waktu itu saja sangat sulit.

"Ga, gue ada bucket list yang gue tulis saat awal masuk sekolah, yang masih belum terpenuhi." ujar Dira di tengah-tengah serunya film yang sedang terputar.

"Hm? Apa?"

"Nyentuh lesung pipi lo."

Beberapa detik tiba-tiba hening. Tapi kemudian Dega menoleh pada Dira dan meloloskan tawa ringan. Lalu tanpa aba-aba lengan besarnya menarik Dira hingga jatuh ke dadanya.

STOLEN (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang