15. Pintu Yang Terbuka

1.6K 268 49
                                    

"Ga, gue penasaran Bunda dulu ngidam apa pas ngandung lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ga, gue penasaran Bunda dulu ngidam apa pas ngandung lo. Kenapa bisa lo ganteng banget?"

"Diem. Dari tadi ngomong gak penting terus."

"Ini tuh namanya usaha dapetin lo, Ga."

"Terserah."

Dira lantas tertawa lebar setelah menyeruput se-cup es cendol yang baru saja ia beli. Diliriknya Dega di sebelahnya, dan ternyata cowok itu diam-diam juga tersenyum menahan tawa.

"Cie nahan tawa juga. Lo tuh malu-malu mulu." lanjut Dira menggoda Dega.

Entahlah sudah berapa kali Dira membuat Dega tersipu malu karena perkataannya. Dan entah sudah berapa kali Dega menyembunyikan senyumannya di belakang Dira. Dega benar-benar tidak tahu kenapa ia terus tersenyum setelah mendengar ocehan Dira yang terdengar seperti gombalan itu. Tapi, cara Dira menggodanya dan tersenyum girang itu membuat kedua sudut bibirnya ikut tertarik ke atas. Lucu.

Mereka kini sedang berjalan di trotoar untuk mencari makan setelah selesai berbelanja di pasar. Atas rekomendasi yang Dira berikan, mereka memutuskan untuk sarapan bubur ayam di tempat langganan Dira.

"Siapa yang malu? Gue gak." Sangkal Dega seraya menarik tubuh Dira ke kiri, lalu ia berpindah ke sebelah kanan, ㅡbermaksud melindungi Dira yang dekat langsung dengan tepi jalanan.

Dira sempat terkekeh lagi seraya menghabiskan es cendolnya. Diliriknya lagi Dega di sampingnya, memandang wajah Dega dari samping yang terkadang terlihat lesung pipinya.

"Dir." Dega menoleh, dan langsung bertatapan dengan wajah Dira.

"Hm?"

"Gue mau nanya." Ada sedikit jeda setelahnya, Dega menunggu sebuah motor lewat karena menimbulkan suara bising yang luar biasa.

"Taruhan lo sama Edsel. Masih berlaku sampai sekarang?" tanyanya yang langsung membuat Dira membelalakkan matanya.

"Enggak lah!" bantah Dira dengan cepat. "Ga, serius gue gak pernah bermaksud jadiin lo taruhan kayak gitu."

"Terus?"

"Nanti gue ceritain kalau kita udah pesen bubur ayam!" ujar Dira ketika sudah sampai di depan gerobak bubur Ayam yang bertuliskan 'Bubur Ayam Pak Sholeh'.

Dega ikut berhenti dan membiarkan Dira memesan bubur ayam. Lalu ia tersenyum geli lagi di belakang Dira. Pasalnya Dira memesan sambil menggoda sang penjual yang bernama Pak Sholeh itu. Terlihat akrab, bahkan sampai pegawai lainnya pun disapa oleh Dira.

"Laris banget pak. Kumisnya nih kayaknya bikin laris." Dira mendekati sang penjual, "Pesen dua ya, yang satu biasa kerupuknya banyakin. Sama sambelnya banyak ya pak."

"Iya neng alhamdulillah kumis saya barokah." jawab Pak Sholeh yang berkumis lebat itu,ㅡ seperti pak Ogah. "Siap neng Dira, ditunggu ya."

Setelahnya Dira memesan minuman kepada seseorang di sana,

STOLEN (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang