22. Move On

1.5K 230 63
                                    

Entah, Dega tidak tahu apa alasan yang membuat Rhea datang mencarinya hingga ke sekolah. Baru pertama kali ini, cewek itu mendatanginya seperti sekarang. Membuat Dega merasa ada yang tidak beres dengan Rhea.

Kini, Dega berjalan ke arah gerbang sekolah dengan sedikit kekesalan dalam dirinya. Harusnya, jika Rhea tidak datang, maka ia sudah mendapatkan penjelasan Dira yang selama tujuh hari ini mengganggu pikirannya. Harusnya, jika Rhea tidak datang, ia sudah akan mengajak Dira untuk pulang bersama. Semuanya terasa begitu menyebalkan bagi Dega.

Ah, Itu dia.

Rhea berdiri sendirian di depan gerbang sekolah,ㅡ masih mengenakan seragam identitas sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rhea berdiri sendirian di depan gerbang sekolah,ㅡ masih mengenakan seragam identitas sekolahnya. Sebelum Dega mendekatinya, ia menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Menyiapkan kemungkinan terburuk bahwa cewek itu akan marah-marah padanya seperti biasa.

Dan benar saja, ketika Dega sudah dekat dengannya, Rhea sudah memasang wajah masam.

Ada apa lagi ini?

"Kamu itu kenapa gak bales smsku dari kemarin!"

Belum saja Dega menyapanya, ia sudah di sambut Rhea dengan omelan. Membuat Dega malas saja. Mood-nya langsung turun seketika.

"Lupa." jawab Dega enteng.

"Lupa?" Rhea menatap Dega tidak percaya, "Bohong! Kamu hindarin aku ya? Kamu berubah tau gak, Ga!"

Demi Tuhan telinga Dega terasa berdengung mendengar setiap omelan dari Rhea. Ingin rasanya ia pergi dari sini jika ia tidak punya hati.

"Kamu lupa bales smsku atau malas balesnya?"

Iya. Dua-duanya sepertinya. Memang benar Dega lupa membalas pesan Rhea dari kemarin, dan memang benar ia malas untuk menanggapi Rhea yang selalu marah-marah padanya. Menghancurkan mood-nya saja.

"Kamu berubah gara-gara kenal si cewek centil itu kan?"

Pandangan Dega yang tadinya menatap arah lain kini refleks beralih menatap Rhea. Apa yang barusan dia katakan? Cewek centil? Dira maksudnya?

Dega mengernyit, "Siapa maksudnya cewek centil?" tanyanya untuk memastikan siapa yang dimaksud Rhea sebenarnya.

"Ya itu, si Dira. Siapa lagi emangnya yang kecentilan sama kamu kalau bukan dia? Atau masih banyak lagi ya?"

Tangan Dega mengepal keras. Bisa-bisanya Rhea mengatai Dira cewek centil! Selalu saja Rhea memancing emosinya seperti ini. Setiap kali bertemu, pasti ada saja yang membuat Dega semakin malas bertemu dengannya.

Rhea semakin keterlaluan. Kesabaran Dega selama ini malah semakin membuat cewek itu mencampuri semua urusan Dega, termasuk urusan pertemenannya dengan cewek manapun.

Sejujurnya, Dega tahu Rhea mempunyai rasa terhadap dirinya. Tapi, Dega tidak bisa membalasnya. Dega hanya menganggap Rhea sebagai temannya saja, dan tidak akan pernah bisa lebih dari itu.

STOLEN (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang