09. Marah

1.5K 254 46
                                    





Terkutuklah Edsel dengan semua pengakuannya itu!

Dira yang baru saja memasuki rumahnya langsung mengumpat kasar seraya membanting pintu depan dengan sangat keras.

Sementara Edsel di belakangnya hanya berjalan santai dengan wajah tidak berdosa. Menelan setiap makian dan umpatan yang diberikan Dira kepadanya. Wajar jika Dira marah, Edsel tentu sudah menduganya. Maka, ia sudah bersiap dengan kemungkinan buruk seperti menerima amarah Dira yang sekarang sedang meluap-luap.

"Lo tuh brengsek, Sel!"

Suara Dira menggema diseluruh ruang tamu rumahnya. Ia tidak mampu lagi meredam amarah serta mengontrol volume suaranya. 

"Maksud lo apaan sih ngomong tentang taruhan itu ke Dega? Biar gue kelihatan kayak cewek yang bener-bener brengsek, iya?"

Dira berkacak pinggang setelah melempar ranselnya asal ke sofa. Menatap Edsel tajam dengan penuh amarah di matanya. Rasa marah, kecewa, semuanya campur aduk jadi satu memenuhi rongga dadanya.

"Lo berhasil, Sel! Dega udah anggep gue brengsek! Bahkan dia benci banget sama gue!"

Dira menghela napasnya panjang, sebelum melanjutkan perkataannya lagi, "Makasih, lo udah bikin gue malu buat ketemu Dega. Makasih juga, karena lo udah bikin gue jadi cewek brengsek di mata dia!"

Edsel masih berdiri menatap Dira yang kini sedang berapi-api. Membiarkan sahabat kecilnya itu meluapkan segala emosi kepadanya. Cowok itu masih dengan tampang tidak berdosanya yang membuat Dira semakin ingin mencakarnya habis-habisan!

"Kata lo taruhan, tapi ini gak adil! Lo yang pertama bikin taruhan, tapi kenapa lo bocorin ke Dega? Mau lo apa sebenarnya? Biar gue gak menang? Gak adil!"

Setelah itu terdengar umpatan kasar Dira berulang kali. Cewek itu masih tidak bisa mengontrol emosinya. Ia terlalu marah atas apa yang telah dilakukan Edsel kepadanya.

"Dir, gue lakuin ini demi lo! Jadi berhenti kayak gini, berhenti kejar cowok sok dingin itu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dir, gue lakuin ini demi lo! Jadi berhenti kayak gini, berhenti kejar cowok sok dingin itu!"

"Demi gue apa maksudnya brengsek!"

Mereka berdua masih bersitegang, menatap tajam satu sama lain. Dira benar-benar marah kali ini, ia sangat kecewa dengan Edsel. Tidak pernah ia duga bahwa Edsel mencampuri urusannya dengan cowok lain. Karena biasanya Edsel tidak pernah peduli dengan siapa cowok yang dekat dengan Dira. Tapi, kenapa kali ini dia sangat menyebalkan! Kenapa harus Edsel mencampuri urusannya dengan Dega!

"Oke, gue minta maaf."

Dira hanya melongo saat kedua indera pendengarannya mendengar sebuah permintaan maaf dari Edsel. Mudah sekali cowok itu mengatakan maaf, padahal semuanya sudah terlanjur hancur karena perbuatannya.

"Gampang banget, Sel." Dira tertawa kecil, tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. "Permintaan maaf lo itu gak akan rubah apa-apa. Gue masih buruk dimata Dega, dan mungkin akan selamanya buruk!"

STOLEN (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang