EPISODE 8 - SEPERTI DAUN YANG GUGUR

8.6K 939 127
                                    

Jangan siders. Saling menghargai yuk.
Tekan tombol bintang dan kasih komentar
sebanyak-banyaknya. Terima kasih.
***

VIII. SEPERTI DAUN YANG GUGUR

JALANG PEMBUNUH!

LO LEBIH BAIK MATI EWHHH

SAKIT JIWA!!!

PSIKOPAT KNTL! GILA!

FUCKK!!!

Kata-kata kasar yang ditulis melalui spidol hitam mengotori salah satu loker dengan foto Vexyana penuh coretan seperti tanduk iblis yang sengaja ditempel di loker miliknya. Di mana Francis sebagai provokator yang memancing siswa lainnya untuk menghujat Vexyana dengan mencemari lokernya.

Dengan tangan bersedekap, Francis mengamati beberapa dari mereka yang sibuk mencoret loker Vexyana dengan senyuman miring yang tercipta di bibir tebalnya dengan lipstik merah menyala yang terpoles. Ada rasa puas yang menjalar.

"Good job! Kalian melakukan apa yang seharusnya," kata Francis senang ketika yang lainnya sudah selesai. 

"Sampah emang pantes diperlakukan kayak sampah," lanjutnya.

"Tapi percuma gak sih kita melakukan ini?" ujar  Rosa yang berdiri di samping Francis.

"Why do you say like that?" Stephanie mengerutkan dahinya sambil memainkan ujung rambutnya.

"Ya secara dia gak bakal peduli, nanti malah kita kena imbasnya gimana? Entar dia nyuruh nyuci kemejanya lagi atau paling parah dia akan—"

"Are you scared? Lo mah mental tempe, Sa," ledek Stephanie sembari menahan tawa. Rosa berdecak.

"Gue melakukan ini just for fun sekaligus buat bikin dia sadar, kalau sakit jiwa kayak dia gak diterima di sini." Francis sibuk menyeringai. "Yuk, kita cabut sebelum pemilik loker sialan ini datang!"

"Hm. Siapa yang izinin kalian pergi?"

Suara bernada berat mencegah langkah ketiga gadis berseragam ketat itu. Kompak ketiganya menoleh ke sumber suara. Mendapati Arzeus yang berdiri tepat di belakang, memberikan tatapan tajam. 

"Eh, Arzeus?" Francis tampak salah tingkah, ia membawa anak rambutnya ke belakang sembari tersenyum manis. Ia berjalan selangkah mendekati Arzeus. "Guten morgen, Zeus."

Arzeus memasang raut wajah tidak biasa.

Francis menelan salivanya. "Kamu baik-baik aja? Kenapa ekspresi kamu gitu? Aku ada salah sama kamu? Zeus, jangan bikin aku overthinking dong."

"Kenapa kalian mengotori lokernya?"

"Maksud kamu?" Francis langsung mengerti begitu ia menoleh ke arah loker Vexyana. "O-oh itu. Cewek yang punya loker itu emang pantes buat dapetin itu, biar tahu diri aja bahwa kehadirannya di sekolah ini gak diterima sama siapa pun. Kamu jangan dekat-dekat sama orang ini. Dia itu... sakit jiwa!"

Arzeus tertawa pendek. "Lo bilang apa? Gak diterima sama siapapun?"

"Right, baby. Emangnya siapa sih yang mau deket-deket sama sosiopat kayak Vexyana? Which is dia udah bikin salah satu siswi di sini sekarat bahkan kamu tahu kan? Dia juga ngejambak rambut indah punya aku hiks. Bener-bener jalang gak tau malu."

"Lo salah. Ada kok yang nerima kehadirannya."

"Ada?" Francis hampir tertawa. "Siapa yang mau nerima jalang sakit jiwa kayak dia? Kamu ada-ada aja deh, Zeus."

VEXYOPATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang