Budayakan vote comment ya. Kalau bisa ramein cerita dan share cerita ini ke sosial media/teman-teman hehe🏴☠️
***XVIII. MONSTER & SERANGGA SATU HABITAT
Masih tidak menyangka, jika hari ini adalah hari di mana ia akan menetap di neraka. Sedari tadi—tidak sejak kemarin, jantungnya terus berdegup kencang membayangkan kehidupannya saat tinggal bersama saudari tirinya yang sangat kejam. Dirinya disiksa, dicambuk, diinjak-injakkan terbayang di kepala.
Historita ingin kabur dari bumi saja rasanya.
"Selamat datang kembali Tuan Bevandra dan selamat datang di rumah ini, Nyonya Tamara dan Nona Historita." Toni menyapa dengan sopan kedatangan tiga orang yang saat ini disambut oleh belasan penjaga dan pelayan.
Kegelisahan Historita menguap sejenak karena ia merasa terpukau begitu menginjakkan kakinya di rumah besar bergaya victorian, rumah klasik yang berdominan warna coklat, merah, putih dan emas itu membuatnya merasa seperti tinggal di istana.
"Historita... mulai sekarang kamu tinggal di sini dan menjadi bagian rumah ini," ucap Bevandra sambil memandang gadis di sampingnya.
Historita mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Saya harap kamu betah," lanjut pria berpakain semi-formal tersebut.
Senyuman Historita pun memudar. Betah? Gadis itu meragukannya. Lagi pula siapa yang betah apabila tinggal satu atap bersama monster betina yang bisa melahap mangsanya kapan saja.
"Tentu saja dia akan betah, benar kan sayang?" Tamara mengelus rambut Historita lembut. Gadis itu lagi-lagi mengangguk sembari memaksa ujung bibirnya untuk tetap tersenyum. "Iya."
"Kalau begitu, ayo kita masuk."
Historita semakin terpukau begitu masuk ke dalam. Ia bisa melihat berbagai furniture mewah dan klasik, memberikan aksen elegan. Karpet panjang, gorden besar, wallpaper dinding dengan motif kuat, pilar-pilar kokoh, lampu gantung kristal di mana-mana.
"Selamat datang semuanya!"
Seketika perhatian mereka tercuri begitu sapaan—lebih tepatnya teriakan—itu terdengar. Mereka menoleh ke samping kanan, ke arah sumber suara. Di mana ada seorang gadis duduk santai di ruang makan yang penuh hidangan di atas meja dengan tangan melambai-lambai. Gadis itu tersenyum. Senyuman yang tidak melambangkan kesenangan.
Dan di mata Historita, senyuman itu terlihat menakutkan.
"Well, kenapa kalian masih berdiri di situ seperti sekawanan binatang? Ayo sarapan bersamaku." Gadis itu menopang dagunya sambil mencipta smirk di bibirnya.
"Kita semua sudah sarapan di hotel, kau sendiri saja," ketus Bevandra sambil memalingkan muka.
"Oh ayolah, kalian ingin membiarkanku menikmati sarapan sebanyak ini sendirian? Aku bukan babi serakah yang kelaparan di tengah hutan. Duduk."
KAMU SEDANG MEMBACA
VEXYOPATH (END)
Roman pour Adolescents𝐋𝐨𝐯𝐞, 𝐦𝐲𝐬𝐭𝐞𝐫𝐲, 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬𝐡𝐢𝐩, 𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲, 𝐭𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫, 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥🏴☠️ Kabar kembalinya Vexyana setelah menghilang sejak insiden malam halloween menghebohkan seantero sekolah. Selama ini ia selalu dikucilkan dan dibenci ol...