EPISODE 31 - SETANGKAI MAWAR MERAH

6K 669 50
                                    

Jangan siders ya, readers-readers baik!
Kalian yang rajin komen dan vote adalah
moodbooster gue! Luv!
***

XXXI. SETANGKAI MAWAR MERAH

Marcho Thompson Junior.

Nama itu tertulis rapi pada kertas HVS yang ada di hadapan Arzeus sekarang. Laki-laki yang memakai kaos hitam dan balutan kemeja panjang kotak-kotak sibuk berkonspirasi sambil menggigit bolpoin yang ada di tangannya. Sejak jumat kemarin, pikirannya tidak bisa beristirahat. Nyaris, ketika terbangun dari tidur kepalanya langsung menuju teka-teki yang tak bisa ia pecahkan.

Otak Arzeus buntu, ia tidak bisa menulis apa-apa pada kertas HVS kecuali nama temannya itu. Dia mencoba menulis motif apa yang kemungkinan membuat Marcho membunuh Sisca atau mungkin menjadi orang yang mencoba membunuh Kania—jika memang dia pelakunya.

Tapi tidak satu pun ia tahu.

Mungkin saja pembunuh Sisca memang 'orang' itu.

Namun ada kemungkinan juga Marcho orangnya.

Atau mungkin saja, dia menjadi kaki tangan.

Entahlah.

Arzeus sendiri merasa setengah curiga setengah tidak. Karena orang seperti Marcho yang pecicilan, doyan bikin anak gadis baper sana-sini, mesum tingkat iblis dan narsis luar biasa adalah seorang pembunuh. Sangat mustahil bukan?

Akan tetapi, di dunia ini terlalu banyak orang yang memakai ratusan topeng yang sanggup memanipulasi.

Ada begitu banyak pendusta di balik topeng-topeng yang berhasil menutupi.

Seperti...

"Sial." Arzeus mendengus frustrasi, mencoret nama Marcho dengan bolpoin tebal-tebal dan meremas kertas tersebut hingga bentuknya seperti bola salju sebelum melemparnya ke tempat sampah di dekat pintu.

"Otak gue jadi mumet sialan," desahnya berat.

Tidak ingin menjadi gila, Arzeus memutuskan membuat video terbaru untuk channel youtube'nya dan menyanyikan lagu yang sedang trending untuk menyegarkan pikirannya yang amat buntu akibat dipenuhi oleh teori-teori yang belum berhasil dia sambung menjadi satu. Yang pasti, otaknya butuh istirahat sekarang dan musik mungkin bisa sedikit meredakan kepalanya yang pening.

Pemuda itu mulai memainkan gitar yang ada di pangkuan, memetik senar-senar dengan lincah dan mulai menyanyikan lagu yang banyak di-request oleh penggemar Royal Fox dengan suara ademnya.

We broke up a month ago
Your friends are mine
You know I know you've moved on
Found someone new
One more girl who brings out the better in you

And I thought my heart was detached
From all the sunlight of our past
But she's so sweet
She's so pretty
Does she mean you forgot about me?

Oh, I hope you're happy
But not like how you were with me
I'm selfish, I know
I can't let you go
So find someone great, but don't find no one better
I hope you're happy, but don't be happier

Bersamaan itu panggilan masuk pada ponselnya yang sedang merekamnya bernyanyi. Nyanyiannya belum selesai, membuat Arzeus menghela napas menahan kesabaran karena kegiatannya mendadak terhenti.

Ia kemudian mengambil ponsel dan menemukan nomor tak dikenal yang sekarang menelponnya. Tanpa pikir panjang, Arzeus lantas menerima panggilan masuk tersebut.

"Halo?"

Tidak jawaban, membuat Arzeus mengernyit.

"Ini siapa?"

VEXYOPATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang