EPISODE 47 - SIAPA PEMILIK GELANG 37 ITU?

5.5K 673 187
                                    

SIAPA YANG NUNGGUIN?

VOTE SPAM KOMENTAR SHARE!

***

Para penari sedang berlatih di dalam ruangan yang luas bernuansa cokelat terpasang dinding cermin yang membuat mereka bisa melihat refleksi diri saat sedang melakukan pemanasan dengan berpegangan pada barre. Bersama yang lainnya, Vexyana kini mengangkat satu kakinya mencapai pelipis. Hal itu tentu saja tidak sulit dilakukan apabila memiliki tubuh yang lentur seperti karet.

"Ayo semuanya! Semangat!!!" seru pelatih yang dikenal dengan nama Mr. Dewa. "Kita kembali latihan The Nutracker seperti kemarin ya."

Kali ini, Vexyana kesulitan konsentrasi ketika berlatih. Pikirannya dihantam oleh sosok yang tadi mengatainya jalang pembunuh. Vexyana merutuki dirinya, seharusnya tadi dia tidak membeku di tempat. Harusnya ia tidak tinggal diam.

Patutnya dia mengejar sosok itu, menghajarnya keras-keras karena berani mengumpatinya padahal sosok itu sendiri adalah... pelaku sebenarnya.

Mungkin.

Perasaan ragu dan yakin yang ia miliki lima puluh berbanding lima puluh.

Saking tidak fokusnya, Vexyana sampai tidak sadar jika dirinya melakukan gerakan yang salah.

"Vexyana! Gerakan apa itu?!" Pelatih pria yang sedari tadi mengawasi dan memerhatikan setiap penari di kelas hari ini, berteriak kepada Vexyana yang memperagakan gerakan di luar dari arahan. Kelihatan sekali jika gadis tidak tidak fokus.

"Coba ulangi gerakanmu itu! Bahkan Balmond jauh lebih baik saat berputar!" hardik Mr. Dewa.

Alis kiri Vexyana naik. "Balmond?"

"Hero mobile legend," desah Mr. Dewa membuat penari lain menahan tawa. "Ada apa dengan kamu hari ini? Gerakan baletmu sangat kacau. Sepertinya kau sedang ada masalah. Lebih baik kau keluar, cari udara segar. Jika pikiranmu sudah lebih tenang, baru kembali ke sini dan berlatih lagi. Saya paling tidak suka dengan murid yang mengalihkan fokus dan tidak bisa berkonsentrasi ketika latihan. Saya berikan waktu lima menit."

Vexyana mengempaskan napasnya secara kasar. Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan di mana musik klasik The Nutcracker diputar dari radio untuk mengiringi latihan para penari balet di sana.

Arzeus yang menunggu di tempat seperti biasa, terperanjat bangun ketika menemukan gadis yang mengenakan pakaian balet keluar dari ruangan. Ia mengikuti langkah Vexyana yang pergi menuju balkon gedung belakang.

"Ada apa?" tanya Arzeus begitu berdiri di sebelah Vexyana.

Gadis itu sedang menghirup segarnya udara dari pepohonan rimbun yang ditanam di belakang dan membiarkan sinar matahari sore yang menerobos di celah dedaunan memancar ke wajahnya yang mulus tanpa ada pori-pori yang kelihatan. Sejenak, Arzeus mengamati wajah Vexyana.

"Cantik," ungkap Arzeus secara spontan.

Telinga Vexyana masih sehat untuk mendengarkan bisikan pelan itu. Ia menahan bibirnya agar tidak membentuk senyuman. Hanya satu kata terucap dari bibir Arzeus, bisa menimbulkan debar di dada.

Aneh.

"Apa yang ganggu pikiran lo? Gara-gara orang di sekolah?" tanya Arzeus lagi karena pertanyaan tadi tidak kunjung ada respon dari Vexyana.

Vexyana menelengkan kepalanya pelan.

"Lalu?"

Mulut Vexyana masih tertutup rapat. Gadis itu menarik napasnya panjang, melepaskan secara pelan dan keras. "Ar," ia memanggil.

VEXYOPATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang