Pembaca yang baik, vote komentar dan share yok.
***XXIII. MORE THAN FRIENDS?
Selamat untuk Arzeus, karena pertarungan tadi sukses dimenangkan olehnya. Tapi tidak ada piala, hadiah atau apapun selain panggilan dari Mr. Baron yang menahan Arzeus dan Jerry di ruang bimbingan konseling, memberikan peringatan kepada mereka sejak lima belas menit yang lalu.
Lima belas menit itu juga dilakukan oleh Vexyana untuk memainkan helaian anak rambutnya di depan ruang BK terlihat sedang menunggu Arzeus—tidak, tentu dia akan menyangkal jika alasannya berdiri di sana adalah untuk menunggu lelaki itu, tapi sayang tidak ada alasan lain yang dia miliki selain itu.
Kecuali, menghajar pemilik mulut sialan tadi. Apa perlu dia melakukannya?
Menit berikutnya, Francis datang bersama dua minions setia yang berjalan di belakangnya. Dia melangkah angkuh lalu bertukar pandang dengan sinis kepada Vexyana, dengan tangan dilipatkan ke dada dia berkata. "Tidak bisakah lo tidak menjadi sumber kekacauan sekali saja?"
"Sepertinya tidak bisa, lagian apa peduli lo?" Vexyana menatap Francis mual. Make up tebal di wajah Francis, membuat Vexyana gatal ingin sekali menabok dumpalan bedak itu tapi jika ditabok betulan mungkin PIS akan diselimuti kabut tebal.
Francis berdecih heran. "I don't know why, Arzeus rela nonjok orang lain hanya karena orang itu udah mencaci lo apalagi dia sampai suka sama cewek sejenis sosiopat kayak lo. Apasih kelebihan lo?"
Vexyana menyeringai tajam, menatap Francis lekat lalu tertawa mengejek. "Karena gue asli."
Francis mengerjap. "Maksud lo gue gak asli?"
"Ya. Hidung lo palsu. Kelopak mata lo palsu. Tete lo palsu. Semua bekas operasi plastik kan?" terang Vexyana membuat Francis melotot, meneguk ludah
susah payah dengan batin yang menggerutu.Shit. Bagaimana dia bisa tau? Apa begitu keliatan jelas?!
"Jangan sok tau lo!" hardik Francis. "Gue gak pernah operasi plastik! Lo kali yang operasi!"
"Ih, lo kan emang pernah oplas—" Stephanie spontan menutup mulut Rosa dengan tangannya karena gadis itu kelepasan bicara membuat Francis mendelik geram ke arah Rosa yang mengacungkan dua jarinya. Peace.
"Tuhkan, dayang lo aja ngaku. Jadi itu kelebihan gue. Jadi berapa harga operasi tete lo? Kalau gue tusuk sampai kempes, kira-kira rugi berapa?" Vexyana tersenyum menghina sementara wajah Francis memerah karena marah.
"Berisik lo."
Perdebatan singkat antara dua gadis itu terpotong begitu dua pemuda yang baru saja dikuliahi oleh Mr. Baron keluar dari ruang BK. Jerry memandang Vexyana dengan takut-takut karena Vexyana kini melempar tatapan sadis ke arah lelaki babak belur itu.
"G-gue minta maaf," ucap Jerry agak terbata dan pelan.
"Apa? Gak kedengaran," balas Vexyana ketus. "Padahal tadi pas nyindir suaranya gede banget."
"Gue... gue minta maaf," ulang Jerry dengan intonasi sedikit lebih tinggi. Sedikit.
Vexyana tersenyum manis, mencapai Jerry lalu membisikkan sesuatu. "Sayang sekali, seharusnya Arzeus langsung ngerobek mulut busuk lo tadi. Lo mau gue maafin? Kasih gue robek mulut sialan lo itu dulu. Sepakat? Mau gue robek pakai apa silet atau gergaji? Choose what you like."
KAMU SEDANG MEMBACA
VEXYOPATH (END)
Novela Juvenil𝐋𝐨𝐯𝐞, 𝐦𝐲𝐬𝐭𝐞𝐫𝐲, 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬𝐡𝐢𝐩, 𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲, 𝐭𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫, 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥🏴☠️ Kabar kembalinya Vexyana setelah menghilang sejak insiden malam halloween menghebohkan seantero sekolah. Selama ini ia selalu dikucilkan dan dibenci ol...