Happy Reading❤
"Heyy..! Kamu yang pake celana ketat" teriak seseorang yang tengah berjaga di depan gerbang sekolah SMA Indica Karya ini, Rizal Sinaraga Nama lengkapnya, Rizal yang notabennya ketua osis ia ditugaskan menghukum siswa-siswi yang tidak mentaati peraturan yang telah diterapkan oleh pihak sekolah.
"Kenapa?? " ucap pandi yang memakai celana ketat itu.
"Ha?? Saya gak salah dengar?? Kenapa?? Kamu masih bisa tanya kenapa??, apa kamu gak menyadari kesalahanmu?? " ucap Rizal. Pandi berdecak.
"Bacot lo..! Kayak yang bener aja" tutur Laska tanpa rasa takut.
"Jaga cara bicara kamu ya,, apa kamu dididik seperti ini di sekolah ini? " ucap Rizal lagi, ia sudah biasa menghadapi makhluk semacam pandi ini, jadi ia tak gampang tersulut emosi.
"Seperti yang lo liat! " tutur pandi lalu pergi melangkahkan kakinya.
"Berhenti disana atau saya tambah hukuman kamu.! " teriak Rizal, Pandi menghentikan langkahnya, ia membalikkan badannya kembali menghadap Rizal.
"Mau lo apa?? " Ucap Pandi kini tangannya sudah mengepal kuat.
"Kamu sudah melanggar peraturan di sekolah ini, jadi wajar saja jika saya hukum..! " ucap Rizal lalu mendekati pandi.
"Berdiri disana, angkat sebelah kaki kirimu, jewer kedua telinga kamu sendiri..! " ucap Rizal sambil menunjuk tempat yang lumayan panas.
Jika saja Pandi tidak melihat Laska yang baru datang, mungkin ia sudah menghabisi ketua osis sialan di depannya ini.
Lalu pandi berjalan ke arah tempat yang di tunjuuk Rizal tadi.
"Kamu,, yang baju sekolah tanpa atribut..! " teriak Rizal lagi.
Laska menengok.
"Iya kamu..! " ucap Rizal.Namun Laska tak menghiraukan itu, ia segera berjalan kearah Dimana pandi berada, Laska mengangkat kaki kirinya dan menjewer telinganya sendiri, seperti apa yang dilakukan pandi. Rizal tersenyum.
"Syukur,, kalo sudah paham..! " gumam Rizal.
"Gedeg gua,, sama si Rizal itu..! " tutur Pandi menatap Rizal yang sedang berjaga mencari siswa yang melanggar peraturan.
"Callmm.. Akan ada saatnya! " ucap Laska tersenyum miring.
"Si Rifal kemana?? " tanya Laska. Pandi hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.
Lama mereka berdua menjalani hukuman tak berfaedah ini, menurut mereka percuma saja Para osis menghukum mereka seperti ini, ujung-ujungnya pasti dilakukan kembali. Menurut mereka hukuman seperti ini hanya membuang-buang waktu saja.
Laska melepaskan tangannya, menurunkan kaki kirinya, kini berganti dengan dahinya yang berkerut.
"Pann.. Pann! " ucap Laska menyenggol Pandi yang membuat Pandi juga mendaratkan kakinya.
"Paan sihh?? " Tanya Pandi.
"Bukanya itu cewek gurun sahara kemaren yaa? " ucap Laska sambil menunjuk seorang gadis yang sedang berbicara dengan Rizal.
"Mana gua tau.! " tutur Pandi
"Udah ah,, mendingan cabut, lagian gak di liatin ini sama si Rizal.! " tutur Pandi yang hendak melangkahkan kakinya pergi, tapi di tahan oleh Laska.
"Tungguin,, si Rifal noh! " ucap Laska sambil menunjuk Rifal dengan dagunya.
"Heyyy,, kamu yang pake sepatu hijau..! " suara teriakan Rizal kembali terdengar ketika Rifal lewat dihadapannya.
Tanpa basa-basi Lagi Rifal langsung pergi menuju ke arah teman-temannya. Lagi-Lagi Rizal tersenyum.
"Kemana aja lo..?" Tanya pandi yang melihat Rifal berjalan kearahnya dan Laska.
"Muka lo kenapa?? " tanya Laska Heran.
"Biasa.... "
"Heyy,, jalani hukuman, bukan gosipp...! " Belum selesai Rifal melanjutkan perkataannya, tapi Rizal terlebih dahulu meneriaki mereka ber-3
"Ishh,, si bangsat.. !" ucap pandi. Pandi memang satu diantar mereka bertiga yang paling membenci Rizal, pasalnya dulu ia pernah hampir di keluarkan disekolah karna Rizal melaporkan Pandi ke kepala sekolah. Hingga saat ini Pandi tak pernah memaafkan Rizal.
Mereka kembali menjalankan hukumannya.
Tak lama kemudian mereka berlari meninggalkan hukumannya, sedangkan Rizal tak menyadari itu, ia terfokus bercengkrama dengan gadis yang di panggil gurun sahara oleh Laska itu.^^^
"Milih ketua osis kok bloon..! " tutur Pandi yang baru saja duduk di kantin tongkrongan mereka ber-3
"Ngegass mulu lo pan..! " ucap Rifal
"Bacot ahh..! " ucap Pandi jengkel.
"Nihh,, rokok dulu biar bisa calem..! " tutur Laska sambil menyodorkan sebungkus Rokok ke arah pandi.
Seperti biasa mereka ber-3 mengawali paginya dengan rokok.Kkrrrinngg krriingg
Suara bel sekolah terdengar sangat nyaring ketika berbunyi di pagi hari seperti ini. Menjengkelkan memang.
Semua siswa-siswi berhamburan menuju kelas masing-masing berbeda halnya dengan Laska, Rifal dan Pandi, mereka ber-3 justru terlihat santai mengisap setiap Batang rokok mereka masing-masing.
"Btw fal,, muka lo?? " tanya Laska lagi.
"Ohh ini,, tadi gua ketemu sama anak sekolah tetangga, ntah kenapa mereka nyerang gua, ya gua gak bisa diem aja dong, alhasil terjadi pukul-pukulan kecil gitu diantara gua sama dia! " jelas Rifal jujur.
"Lo kenal mukanya?? " tanya Pandi, Rifal hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.
Laska terdiam setelah mendengar tuturan Rifal tadi, Pikirannya sudah melayang kemana-mana, seseorang sedang berada dalam pikirannya sekarang.
"Ciri-cirinya lo tau?? " timpal Laska.
"Kalo gak salah dia pake kalung panah gitu, terus pake sweater merah maron..! Iya sih gitu, kenapa emang? "-Rifal
Laska lagi-lagi terdiam.
"Rangga..! " -Batin Laska"Kaa.. Kenapa?? " ucap Rifal menyenggol lengan Laska.
"Ha,, iya?? Nggak,, gak kenapa** santai..! " ucap Laska gugup.
_________________
Nahhh ini dia lagi lagii GAJELASS PART NYA. 😂😂 ahh bodoamatlahya. 😂
Vote and commentnya ajalahh sokin
Terimakasihhh. 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...