Hari ini tak seperti biasanya. Hati Arinda terasa ingin terus tersenyum, perutnya bergejolak seperti banyak ribuan kupu-kupu berterbangan didalam sana. Seri wajah dari Arinda berubah 180°. Wajah yang biasanya hanya menciptakan satu ekspresi kini mampu menciptakan berjuta ekspresi.
Suasana hatinya tak seperti biasanya. Sepanjang koridor Arinda tersenyum memaparkan lesung pipitnya, sampai-sampai seluruh pasang mata terheran-heran dengan perubahan drastis Arinda.
Jian juga Hilwa menganga melihat Arinda tersenyum dihadapan mereka saat ini.
"Woyy!! Kenapa sih?? " tegur Arinda membuat kedua sahabatnya terperanjat kaget.
"Ini elo kan Rin?? " tanya Hilwa memastikan sambil mengelilingi tubuh Arinda.
"Nggak.. Ini Istri shwan mendes! " tegur Arinda dengan senyumnya.
"Ini lo rin?? " lagi-lagi Sahabatnya Jian kini bertanya sambil mencubit kedua pipi Arinda.
"Isshhh sakit bangsul!! Ya iya lah gua.. Siapa lagi coba! " seru Arinda lalu menyimpan tas nya di bangku yang sejajar dengan Jian.
"Alhamdulilah ya alloh!! " seru Jian dan Hilwa. Lalu mereka berdua memeluk Arinda secara serempak.
"Lahh kenapa sih?? Sebegitu berpengaruhkan perubahan gua! " tutur Arinda
"Ngaruh banget rinnn!!! " seru Jian dan Hilwa berbarengan setelah melepas pelukannya.
"Biasa aja dong!! "
"Sumpahh ini gak seperti biasanya..! " seru Jian masih tak percaya.
"Seorang Arinda si muka datar, si wajah tembok , sampe tembok rumah sakit aja kalah datarnya sama muka lo...! Eh tiba-tiba sekarang berubah se ramah ramahnya manusia yang paling ramah.. Semalam dikasih makan apa lo?? " tutur Hilwa panjang kali lebar tambah tinggi bagi luas di kali lagi keliling.
"Ohh gue belum cerita ya..! Nanti gua cerita deh..! " Tutur Arinda seakan teringat sesuatu.
"Apaan sih sekarang aja,, jangan nanti-nanti rinn..! "
Krrrringg... Kringggg..
Suara bel membuat mereka bertiga menatap bel sekolah yang berdering.
"Tuh kan bel...! " seru Arinda dengan senyumnya.
"Nanti deh jam istirahat seperti biasa..! " Lanjut Arinda.
Dengan sangat terpaksa Hilwa meninggalkan kelas Arinda juga Jian, padahal ia masih ingin curcol dengan sahabat-sahabatnya.
"Assalamualaikum anak anak..! " ucap Salam seorang guru yang baru saja memasuki kelas.
"Walaikumsalam..! " jawab serempak kelas XI IPA 3
"Buka LKS kalian halaman 17 "
Seperti biasa langsung 4G, ya pak Sayuto guru mata pelajaran kimia di kelas ipa yang terkenal dengan kecepatan nya dalam menjelaskan senyawa-senyawa kimia."Beruntunglah bagi mereka yang cepat tanggap dalam belajar, celaka lah bagi mereka yang lambat pemahaman dalam belajar". Itu salah satu sabda yang sering di kemukakan anak IPA di SMA Inkar. Terutama kelas XI.
"Oke materi kita sekarang tentang Asam dan basa! Ada berapa teori tentang asam basa? " Tanya pak sayuto dengan nada cepatnya.
"Ya tiga! " Lanjutnya lagi, padahal belum ada satupun murid yang menjawab.
"Kebiasaan pak sayuto mah, nanya sendiri jawab sendiri..! " celetuk Jian pelan, membisikan ke Arinda.
"Oke Jian! Silahkan tentukan ph dari HCl! " tutur pak sayuto sambil menulis soal di papan tulis
Reflek Jian Tersentak kaget, belum di kasih contoh apa-apa disuruh mengerjakan soal.
"Loh kok saya pak?? " timpal Jian
"Cepat kerjakan..! "
"Assalamualaikum permisi pak!! " seru seorang guru diambang pintu. Serempak siswa di kelas XI IPA 3 Menjawab salam guru itu.
"Maaf pak minta waktunya sebentar! Saya hanya ingin memperkenalkan murid baru! " ucap guru itu tentunya Walikelas XI IPA 3 . Seketika keadaan kelas mulai ricuh bak pasar kaget.
"Syuutt perhatian, sebentar! Ibu ingin memperkenalkan kepada kalian murid baru yang akan menjadi bagian kelas ini juga kedepannya.! " seru Bu walikelas.
"Silahkan masuk! " perintah bu walikelas kepada murid baru itu.
Seketika semua siswa di kelas itu di buat mengerutkan dahinya masing-masing
Sebagian dari mereka ada yang berbisik-bisik, sebagian lagi ada yang secara terang terangan menatap tajam.
"Silahkan perkenalkan diri kamu! " ucap bu walikelas.
Seseorang itu mengangguk berjalan selangkah kedepan.
"Hai..! Perkenalkan nama saya Rangga Aditiya Rehardo! Saya pindahan dari SMA Bhakti 08 ! " ucapnya. Tanpa ada respon dari siapapun.
"Oke Rangga bisa duduk di bangku kosong belakang..! " ucap Bu walikelas.
Ya. Rangga seseorang yang pernah sedekat nadi dengan Laska sampai akhirnya sejauh Matahari.! Tatapan Rangga terkunci dengan tatapan Arinda. Arinda tau Rangga ini pernah berkelahi dengan Laska.
"Terimakasih pak.. Mari assalamualaikum! " pamit bu walikelas.
"Walaikumsalam! " jawab serempak kelas XI IPA 3
"Oke lanjutkan, silahkan Jian kedepan! " ucap Pak sayuto tanpa melupakan perihal awal.
Dengan sangat-sangat terpaksa Jian mengerjakan kedepan.
____________________
"Haii..! Rangga! " Tangan Rangga terulur di depan wajah Arinda. Arinda yang tengah sibuk merapikan bukunya, seketika berhenti dan menatap Rangga.
"Arinda! " seru Arinda tanpa membalas jabatan tangan Rangga, lalu memfokuskan kembali dirinya merapikan buku. Sedangkan Rangga menarik kembali tangannya yang tak kunjung mendapat sambutan dari Arinda.
"Jii.. Ke kantin yuk! " seru Arinda kepada Jian yang masih sibuk menyalin tulisan dipapan tulis.
"Duluan aja rin!! Gua nulis dulu! " seru Jian.
"Emang lu gak kepo sama cerita gua? " ucap Arinda. Sedangkan Rangga diam. Memperhatikan Arinda di sampingnya.
"Eh kepo deng, yaudah gua nulis, nanti nyontek di elu ya! " seru Jian.
"Iya santai! " baru saja Arinda berdiri dari duduknya, ia baru sadar bahwa Rangga masih ditempatnya tadi. Hampir saja wajah Arinda beradu dengan wajah Rangga.
"Misi! " tegur Arinda datar.
Akhirnya Rangga memberi jalan untuk Arinda.
______________
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...