"Ya ampunn riinn, Lama banget cuma ngambil kayu putih juga! " suara Jian mendominasi ruangan kelas XI IPA 3 ini. Jian Putri Ramira nama panjangnya, yang memiliki panggilan akrab jian, gadis manis dengan suara cemprengnya. membuat siapa saja yang mendengarnya pasti menutup telinga dengan kuat."Berisik woy..! " ucap Raihan yang notabennya ketua kelas di kelas XI ipa 3 ini.
"Urusan lo?? " ucap jian lagi.
"Lo nyadar gak sihh,, suara lo itu udah kayak periwit tukang parkir sekolahan tau..! " timpal Raihan lagi.
"Ehh,, kayak yang punya suara merdu aja lo, lebih parah suara lo lah, dengerin aja tuh suara lo udah kayak bebek kejepit sendal bayi umur 1 tahun..! " timpal Jian
"Kok lo ngajak ribut sihh?? " tutur Raihan yang sudah berdiri dari duduknya. Jianpun tak mau kalah ia berdiri dari duduknya sambil berkacak pinggang.
"Apa lo?? Berani sama gua hah?? " ucap Jian sambil mengangkat tinggi dagunya.
"Ohh,, sorry gua bukan banci, yang hobbynya lawan cewek letoy kayak lo! " tutur Raihan.
"Anjirr..! " baru saja Jian ingin menghampiri Raihan, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Arinda, Arinda menatap datar Jian, menundukan arah pandangannya ke arah kursi Jian, pertanda menyuruh Jian duduk.
Hanya dengan tatapan Arindalah Jian akan menurut.
"Rai duduk..! " tutur Arinda dengan wajah Datarnya + tatapan menusuknya. Raihanpun ikut menurut.
Begitulah kebiasaan kelas XI ipa 3 selalu terjadi keributan, bukannya Ketua kelas yang memisahkan tapi malah Arinda si gadis datar, dingin, dan hemat bicara.
walau sifat yang demikian, tidak ada kemungkinan bagi Arinda untuk tidak memiliki teman, bahkan teman-teman sekelasnya sangat menghargai Arinda,Arinda ini seorang anggota Paskibraka, dengan kedisiplinan yang tinggi dan ketegasan melebihi laki-laki. Menurutnya peraturan sudah menjadi tradisi, tepat waktu sebagian dari jiwanya. Melanggar peraturan itu hal yang paling belum pernah tercacat di kamus hidupnya.
Sedangkan Jian adalah seorang gadis manis dengan suara menggelegarnya, salah satu anggota ekstrakulikuler PMR, yang hobbynya mengobati bukan menyakiti. Menyembuhkan bukan menghancurkan.
"Tadi ada yang sakit,!" celetuk Arinda, setelah dirasa Jian duduk disampingnya.
"Ha?? Siapa? " tanya Jian.
"Laska! " ucap Arinda singkat.
"Oh.. Biarin! "
"Pulang sekolah kita nengok..! " celetuk Arinda.
"Ha?? Ngapain?? "
"Si Hilwa.!" lanjut Arinda.
"Ohh,, gua kira nengok si Laska! " ucap Jian, lalu keadaan kelas kembali hening, padahal masih jam istirahat, jika kelas isinya hampir waras semua ya gini, sepi, sekalinya ribut melebihi pasar minggu.
*Skip Pulang
"Rinn,, ayok naik..! " perintah Jian yang sudah siap dengan mobil pribadinya. Lalu Arinda pun ikut bersama Jian berniat ingin menengok Hilwa yang juga termasuk sahabat dekat Arinda.
Hilwa Gistian Kusuma nama lengkapnya, memiliki panggilan akrab Hilwa. Hilwa termasuk salah satu anggota Osis di SMA Indica Karya itu. Bedanya Hilwa kelas XI ipa 2, sedangkan Arinda dan Jian kelas XI ipa 3.
Awal pertemuan mereka tentu diorganisai, awalnya Jian sering melihat Arinda sendirian. Jian memberanikan diri menyapa Arinda yang terlihat sangat cuek, namun semakin sering Jian berkomunikasi dengan Arinda, akhirnya mereka ber-2 bersahabat, beberapa bulan kemudian ada seorang murid baru yang langsung ikut organisasi dan itu adalah Hilwa, Hilwa ini orang yang sangat jenius, sehingga ia sangat di butuhkan di organisasi osis SMA indica karya.
Jadi, intinya mereka ber-3 ini berbeda organisasi.
Arinda di ekstrakulikuler PASKIBRA.
Jian di ekstrakulikuler PMR.
Dan Hilwa di organisasi OSIS.
Ketiganya selalu bersama diawal kelas X, terkadang ada beberapa masalah yang menghampiri mereka, tapi dengan kedewasaannya mereka selalu menyelesaikannya dengan baik-baik."Beli apa dulu nih kita..! " celetuk Jian yang sudah memarkirkan mobilnya di depan sebuah minimarket.
"Gak usah beli makanan, beliin dia buku fisika terbaru aja sembuh.. !" celetuk Arinda dengan santai.
"Ehh,, tulul yang ada dia tambah kojor! " ucap Jian mengetuk kepala Arinda dengan minuman botol di sampingnya.
"Kan dia hobby belajar Lol..! "
"Ya gak gitu juga,, tar deh gua beli cemilan sama roti aja..! " ucap Jian lalu turun dari mobilnya.
Beberapa menit kemudian akhirnya Jian kembali sambil membawa 2 bungkus plastik besar yang isinya penuh dengan makanan.
"Ehh,, lo mau nengok apa mau dagang..! " celetuk Arinda.
"Syyuutt.. Udah lo diem aja..! " timpal Jian lalu menjalankan kembali mobilnya.
^^^
"Itu punya gua guvluk..! " tegur Pandi yang melihat koreknya di masukan kedalam saku Laska. Disinilah mereka berada di tempat tongkrongan seperti biasa, kantin paling ujung.
"Ahh elah,, sohib bukan sih?? Cuma korek ini! " timpal Laska.
"Ya gak gitu juga, masalahnya itu korek dari nenek moyang gua..! "
"Ehh anjir lo kira,, Batu akik warisan nenek moyang.!"
"Kann,, yang namanya warisan bisa apa aja dong..! "
"Berisik lo pada anjir,,! " celetuk Rifal yang jengah mendengar perdebatan antara Laska dan Pandi.
"Yehhh,, elo so soan jadi penengah..! " timpal Pandi.
"Bacot lo..! " ucap Laska lalu menoyor kepala Pandi.
"Ishh anjirr..! "
"Malem ini kita nginep di rumah lo ka.. !" seru Rifal tiba-tiba.
"Ha?? Ngapain?? " ucap Laska heran.
"Something! " ucap Rifal dengan senyum miringnya.
_______________
Yuhhhuuuuu nahh gimana?? Makin gajelas aja nih hehehe,, tak apalah tinggalkan jejak.
Votemment❤
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...