Happy Reading❤
"Ehh rin tadi ada apa sihh?? " tanya rempong salsa. Yang melihat Arinda baru memasuki kelas.
"Gak tau, kayaknya sih kerasukan, tanya aja sama jian..! " jawab arinda
Beberapa menit kemudian jian datang.
"Woyyy.. Woyy.. Woyy.. Pengumuman!! " teriak jian yang baru saja datang, tak sadar suaranya merusak gendang telinga setiap orang.
"Jiann.. Berisik anjir! " ucap Raihan. Jian hanya mendelik ke arah Raihan.
"Gini woyy, sekarang mau ada mahasiswa dari fakultas kedokteran, mau ngejelasin tentang.. Something, nah jadi buat kalian jangan pada keluar okray..! " ujar Jian dengan semangat.
"Basiiii.. Anjir basiii.. Kita udah tau! " seru Salsa melempari jian dengan kertas. Sorakan dari teman-temannya lah yang ia dapatkan hari ini.
"Yaudahhh.. Gua cuma ngasih tau..! " ucap jian lalu menghentakkan kakinya kesal, lalu pergi menuju tempat duduknya.
"Udah, gue belum tau kok, makasih udah ngasih tau! " ucap Arinda sambil memegang pundak Jian. Jian menengok ke arah Arinda, tiba-tiba ia memeluk arinda.
"Uhhh,, lo emang pengertian banget deh! " ucap Jian di tengah-tengah pelukannya. Arinda hanya tersenyum tipis.
"Gimana tadi?? Beneran kerasukan? " tanya Arinda ketika Jian sudah melepas pelukannya.
"Yang gua liat sihh nggak,, soalnya bisa bedain lah yang kerasukan beneran sama kerasukan boongan mah, diliat dari matanya juga ketebak, tapi biasalah dia bangun-bangun lemes gitu.! " jelas Jian.
"Bukanya lo paling takut ya kalo ada yang kerasukan gitu? " tanya Arinda seperti menyadarkan Jian.
"Ntahlah.. Tadi gua gak ada takut-takutnya sama sekali, tapi anehnya, kan gua ngater Si Laska ke kamar mandi, nah dia teriak, terus pas gua liat masuk, dia udah gak ada..! " jelas Jian lagi.
"Pake ilmu boboiboy kali seribu bayangan! " canda Arinda.
"Dihh dihh.. Lo becanda, tumben?? Asli nih Arinda?? "
Arinda hanya tersenyum miring.
^^^
"Gua masih kepikiran nih, gimana kalo anak-anak osis nyamperin kita?? " ucap Rifal sambil mengisap Batang rokoknya.
"Yaelahh Fal lo kayak baru berurusan aja sama osis..! " timpal Laska.
"Eh..tapi, Anak osis emang pada tau kalo kita nongkrong disini? " tanya Rifal dengan wajah polosnya.
"Ehh bege.. Kan ini masih area sekolah, cuma kita di kantin pojok,, bukan di warung bi eha diluar sana! Tulul kok diembat sendiri! " tutur Pandi.
"Emang lo mau kalo gua bagi ??"
"Enggak lah, gak mau gua tulul kyak lo..! "
"Nahh makanya, biarkan yang tulul berimajinasi! "
"Serah lu anjir! "
"Ehh ehh.. Begee,, itu si Rizal kesini. " seru Rifal yang melihat Rizal bersama kedua anak osis lainnya menghampiri kantin pojok, dimana tempat anak berandal bersarang disana.
"Calemm! " seru Laska sambil mematikan ujung rokonya yang sedikit lagi habis.
"Kalian bertiga,, ikut saya! " ucap Rizal tiba-tiba.
"Ogahh! " ucap Pandi.
"Kamu kok susah diatur sih?? "
"Sorry nih bang, bukan apa-apa. Kita kan bukan kayak mereka yang mau aja jadi kacung lo! " kalimat itu terlontar dari mulut Laska yang sudah mulai berdiri.
Rizal menghembuskan nafasnya panjang.
"Terserah kalian, mau ikut saya sekarang, atau nanti di susul pak Rudi..! "
"Ohh yaudah,, sama pak Rudi lebih baik, jadi lo gak usah capek-capek nyusul kita kesini..! " kini Rifal ikut berbicara.
"Oke..! " ucap Rizal lalu pergi lagi bersama anggota osis dibelakangnya.
"Mudah kan?? " ucap Laska setelah kepergian Rizal.
"Ya nanti bisa-bisa pak rudi kesini bege..! " tutur Rifal.
"Elo.. Yang bege.! Sebelum datang pak rudi kesini, ya kita kabur duluan lah..! Ayokk! " ucap Laska lalu memasukkan rokoknya kedalam saku celana berniat pergi dari tempat itu.
Tanpa ba bi bu lagi, mereka bertiga beranjak dari duduknya lalu pergi kesuatu tempat.
^^^
Jam pelajaran hari ini sudah berakhir kini saatnya para siswa mengistirahatkan otaknya.
"Hillwaa..!" Teriak Jian yang melihat Hilwa baru keluar kelas. Hilwa yang merasa namanya dipanggil ia menengok, mendapati Jian dan Arinda berdiri disana. Hilwa tersenyum, lalu berlari ke arah mereka.
"Gimana sembuh?? " tanya Arinda.
"Sembuh dong,,! " ucap Hilwa.
"Ehh minggu depan kelas mana yang kebagian upacara?? " tanya Jian yang harus sigap berjaga.
"Kelas XI IPS 3 ji,, oh iya Rinn kata Kak Rizal lu bantu ngelatih upacara! " ucap Hilwa.
"Whatt.. Kelasnya Laska?? " tanya Jian.
"Mungkin..! " jawab Hilwa.
"Kenapa jadi gue?? " tanya Arinda.
"Gak tau kak Rizal, katanya sih lo kan anggota Paskibra jadi lo pasti tau banyak tentang PBB! " jelas Hilwa.
"Ohh oke..! " jawab Arinda singkat.
"Ke Cafe dulu kuyy!! " ajak Jian
"Kuyy ahh..! " ucap Hilwa.
"Gua ngikut aja! " celetuk Arinda.
Mereka bertiga pun pergi kesebuah cafe langganan mereka.
*skipCafe
"Mbaa,, capucino tiga! " teriak Hilwa peris dihutan.
"Eh bege,, lu kira ini hutan apa! " celetuk Jian.
"Ya gak papa, abisnya si mbanya kadang-kadang budek sii..! " celetuk Hilwa.
"Eh rinn, gimana keluarga lo?? Ada perkembangan?? " tanya Hilwa pelan.
Arinda menghembuskan nafas panjang.
"Belum! " ucap Arinda perlahan."Apaan sih lo, rusak suasana aja, momen gak tepat nihh!! " celetuk Jian.
"Ehh iya maaf maaf,,! "
Arinda hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu."Udah ahh,, ehh lo malem kemaren perform gak ngajak kita anjir..!! " ucap Jian mengetuk kepala Arinda.
"Ehh bege,,! " ringis Arinda.
"Lagian gua spam min di grup kgak ada yang nyaut! " ucap Arinda.
"Heheehhe,, iya juga sih, gua juga engga! " ucap Jian dengan sengirannya.
"Nah jadi, siapa yang tulul disini.?" tanya Arinda.
"Jiaannn laahhh! " ucap Hilwa dengan tawanya.
___________________
Huuu huu huuuu makin gajelas aja nihh.😪 tauu lahh,, intinya votmment aja lah ya..
Terimakasihhhh❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...